04

95 6 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

"kemari" perintah Jervey sambil menatap lurus kearah Valerie yang masih terkejut, dengan langkah yang berat ia kembali mendekat kearah meja kerja Jervey "a-ada apa?" Valerie merasa dia sepertinya berada di tempat yang salah karena Helena menatapnya tajam dari atas sampai bawah, untung pakaiannya hari ini tidak terlalu terbuka. "saya tidak menyuruhmu berdiri disana, kemari" Jervey menggerakkan kepalanya kesamping yang lalu diikuti oleh Valerie yang berjalan menuju tempat Jervey duduk "untuk makan siang nanti dia juga akan ikut, kabari saja dimana lokasinya, sekarang apa bisa kamu pergi dari ruangan ini?" ucapnya pada Helena "kamu menghusirku?"

Jervey mengangguk "tentu, atau kamu mau menyaksikan adegan romantis disini?"

Helena menggeleng dengan tatapan tidak percaya pada Jervey, ia lalu bangkit dan meninggalkan ruangan itu. Sementara Valerie mulai menyilangkan tangannya didepan dada "apa maksudmu barusan?" Jevey kembali menegakkan tubuhnya dan mulai melanjutkan pekerjaannya yang tertunda "memang benar kan, kamu sudah menjadi calon istri saya"

"kata siapa, aku bahkan tidak menyetujui itu" Jervey mengambil sebuah map dan mengecek isinya "apa kakek tidak memberitahumu?" Jervey menengok sekilas melihat Valerie menggeleng "ah mungkin nanti dia akan memberitahumu" Valerie menghentakkan kakinya kesal lalu berniat meninggalkan Jervey tapi tangannya sudah lebih dulu dicegat "kita ada acara makan siang jadi tunggulah di sana" ucap Jervey sambil menunjuk sofa yang berada tidak jauh dari meja kerjanya kalau aku tidak mau bagaimana?" dengan wajah datar Jervey menatap Valerie yang baru saja menantangnya "jika tidak, kamu akan duduk di pangkuanku sampai jam makan siang tiba" sontak Valerie melepaskan tangannya dari cengkraman Jervey dan melangkah ke sofa.

FLASHBACK 3 HARI YANG LALU...

Jervey sedang berada di perusahaan milik Tuan Edderson. Bukan karena pekerjaan, Jervey dipanggil secara pribadi oleh kakek Valerie untuk membahas sesuatu yang pernah mereka bicarakan.

"aku hanya akan memintamu untuk mengawasinya, dan memberinya arahan untuk mengelola perusahaan, sampai aku kembali" ucap kakak Valerie. Mereka duduk pada sofa kulit berwarna merah tua yang saling berhadapan di ruang kerja kakek Valerie "tapi, bagaimana jika aku memilih untuk menikahinya? dengan begitu anda tidak perlu mengkhawatirkannya lagi dan anda bisa fokus dengan peroses pengobatan" Kakek Valerie tersenyum "menikah tidak semudah yang diucapkan nak, apalagi Valerie bukan wanita yang mudah dikendalikan, sifatnya masih kekanak-kanakan aku tidak ingin dia malah menyusahkanmu"

"justru itu tantangan yang menarik, jika aku berhasil mengendalikannya maka mudah juga bagiku untuk mengajarkannya tentang hal bisnis, selama ini aku tidak bisa mendekatinya karena dia selalu punya alasan untuk menghindar" jelas Jervey

"bukankah sebelumnya kamu tidak ingin menikah? aku mempertimbangkan ucapanmu itu makanya aku hanya menawarkanmu untuk mengawasinya saja tidak perlu sampai menikahinya" Jervey mengangguk "memang benar, selama ini aku tidak pernah berpikir untuk menikah, tapi dengan menikahinya aku bisa mengawasi Valerie setiap saat dan melaporkannya pada anda, meskipun aku tidak bisa menebak apa yang akan terjadi pada kami kedepannya, tapi aku bisa menjanjikan bahwa Valerie bisa aman bersamaku" seketika Tuan Edderson tersenyum.

Entah firasat atau cuma ingin menyenangkan hati kakek Valerie saat itu tapi Jervey merasa sangat percaya diri. Terlebih ketika tau dan melihat kondisi kakek Valerie sekarang yang mulai menurun, ia jadi merasa harus membuat kakek Valerie percaya dengan ucapannya agar segera melakukan pengobatan.

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang