35

105 4 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Pagi harinya Jervey terbangun dan mulai merasakan lapar di perutnya, ia ingin mencari sesuatu yang segar, makanan di penginapan yang ia tempati sebenarnya terlihat menggiurkan hanya saja Jervey tidak ingin itu, ia ingin mencari buah segar.

Dengan hanya mengenakan celana jeans dan sweater lengan panjang, ia keluar menuju sebuah pasar tradisional yang berada tidak jauh dari penginapannya.

Wilayah ini terlihat seperti sebuah desa kecil yang tidak begitu padat penduduk. Semakin ia masuk ke wilayah pedesaan itu, ia menemukan sebuah jalan setapak yang dilalui sepeda dan pejalan kaki. Dari tempat Jervey berdiri ia sudah melihat sebuah pasar tradisional disana.

Langkahnya terhenti pada sebuah toko yang diatas mejanya sudah berjejer aneka macam buah-buahan dan terlihat sangat segar.

Jervey membeli beberapa buah pisang dan apel untuk sarapannya pagi ini.

"Terima kasih potongan harganya bibi cantik, aku akan kembali lagi nanti"

Jervey terdiam sesaat tangannya yang terulur mengambil kembalian itu mematung. Ia mengenal suara itu, segera ia berbalik ingin melihat siapa yang baru saja berbicara, namun ada begitu banyak orang lalu lalang disana. Jervey segera berjalan ke toko di seberangnya "apa tadi ada yang baru saja memberikan potongan harga pada seorang wanita?" Tanya Jervey melihat ada tiga orang pedagang disana.

"Saya nak, memangnya ada apa? Kamu mau potongan harga untuk roti ini juga?" Ucap seorang wanita paruh baya "apa anda tadi berbicara dengan wanita ini?" Jervey menunjukkan layar ponselnya yang menunjukkan foto pernikahannya dengan Valerie "ah iya, nona muda ini sering membeli roti tiap akhir pekan" jantung Jervey berdegup sangat kencang, namun ada rasa lega juga di hatinya ia memiliki harapan "lalu kemana wanita ini pergi, atau anda tau rumahnya dimana?"

"Maaf nak, saya tidak tau nona itu tinggal dimana tapi tadi dia pergi mengarah kesana" Jervey memperhatikan arah tangan wanita paruh baya itu "baik terima kasih" ia segera berlari menuju sebuah jalan perempatan dimana terdapat banyak toko makanan disana. Atensinya terarah pada wanita yang berdiri di sebuah kedai permen. Itu adalah Valerie, Jervey sangat yakin.

Ia segera berlari namun Valerie sudah lebih dulu beranjak dari sana. Jervey berusaha untuk mengejar "Valerie!" Teriaknya. Jarak mereka masih cukup jauh dan ada banyak orang disana menginat ini masih dalam kawasan pasar. Jervey terus berlari menembus keramaian "Valerie!" hingga tanpa sadar ia berjalan ke sebuah jalan umum yang membuatnya tertabrak sepeda motor.

Baarkk

Tubuh Jervey terdorong hingga ia terjatuh dengan posisi setengah berbaring, lengan kanannya berusaha untuk menopang tubuhnya agar tidak benar-benar berbaring di jalan.

"Anda baik-baik saja?" pengendara motor tadi membantu Jervey untuk berdiri "hm tidak apa-apa, maaf saya tidak melihat ada kendaraan tadi"

Seseorang lalu berdiri di hadapan Jervey membawa sekantung buah yang tadi terjatuh ke jalanan "ini milikmukan?" Jervey mematung, matanya bahkan tidak berkedip menatap siapa yang sekarang berdiri di depannya "Valerie" guman Jervey. Karena pria itu tidak bergerak, Valerie menarik tangan Jervey dan memberi plastik buah milik Jervey "ambil, pegang baik-baik" Valerie melihat luka lecet di lengan kanan dan pergelangan tangan Jervey.

Jervey masih tidak bergeming memperhatikan Valerie "jika kamu masih mau berdiri disini dan terempet sepeda motor lagi silahkan" Valerie beranjak dari tempat itu, membuat Jervey tersadar "Valerie tunggu! Akhh" dengan tertatih Jervey mengejar Valerie yang sudah berjalan lebih dulu "Valerie!"

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang