16

45 3 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Pandangan Valerie kabur dipenuhi dengan air mata, ia tidak berhenti terisak bahkan saat dirinya sudah berada di dalam kamar "kenapa brisik sekali" ucap Tuan Jang yang mematikan puntung rokoknya pada asbak diatas meja. Valerie berdiri disudut pintu, merapatkan dirinya di sana "tidak ada yang akan membukakan pintu untukmu nona cantik, kemarilah dan minum segelas wine ini" Tuan Jang mengangkat dua gelas berisi red wine ditangannya "biarkan aku keluar pria tua sialan!" ucap Valerie di sela tangisannya, ia berusaha menguatkan hatinya untuk melawan "wow apa kamu baru saja mengumpat gadis kecil?" Tuan Jang meletakkan minumannya "mungkin sebaiknya kita ke inti acara saja karena kamu sepertinya tidak bisa diajak diskusi"

Tuan Jang membuka jasnya dan melepas tiga kancing teratas kemeja yang ia gunakan "kamu tau, aku sudah sejak lama meminta kakekmu untuk menjodohkan kita, tapi si tua bangka itu tidak pernah memberiku kesempatan" langkah Tuan Jang mendekat kearah Valerie dan menghimpit tubuh gadis kecil itu. "harusnya anda sadar diri kalau kakek tidak ingin menikahkanku dengan pria busuk sepertimu!" Tangan Valerie berusaha menarik gagang pintu tapi tetap saja pintu itu tetap tidak terbuka. Tuan Jang mencengkram leher Valerie dengan satu tangannya "sudah berani rupanya, baiklah mari kita lihat apa yang suamimu nikmati selama ini, bukankah sebagai rekan kerja tidak masalah untuk saling berbagi?" tatapan pria itu turun menelusuri setiap bagian tubuh Valerie dengan penuh nafsu.

Valerie berusaha melepaskan cengkraman tangan itu, namun tidak merubah keadaan. Justru Tuan Jang menarik leher Valerie yang ia cengkram dan membawanya ke tempat tidur. Valerir terbatuk beberapa kali karena rasa sesak di tenggorokannya. Tuan Jang menaiki tempat tidur sementara Valerie berusaha terus menghindar dan bergerak mundur.

"berhenti!" pekiknya tapi pria tua itu malah menarik kedua kaki Valerie dan mendudukinya. Kedua tangan pria itu juga sudah berada di kedua sisi tubuh Valerie "aku tidak akan berhenti sebelum mencicipi tubuh indahmu nona cantik" sebelah tangan Tuan Jang mengusap wajah Valerie yang segera di tepis wanita itu "singkirkan tangan kotormu!" ucapan Valerie membuat Tuan Jang menyeringai.

Tuan Jang menarik kedua tangan Valerie hingga berada di atas kepala, dan mencengkramnya kuat. Sebelah tangannya ia gunakan untuk bergerak turun memainkan jarinya pada pita kecil yang mengikat di bagian depan dress Valerie "brengsek" pekik Valerie justru membuat Tuan Jang menarik paksa bagain lengan pakaian Valerie hingga memperlihatkan pudaknya "sudah kutebak kulitmu sungguh indah, keterunan orang tuamu luar biasa" jari pria itu mengusap lembut tulang selangka Valerie.

Gadis itu tidak bisa melakukan apa-apa lagi, tubuhnya sudah tertahan, pergerakannya tidak bisa sebebas itu. Valerie hanya bisa terisak saat sebelah lengan pakaiannya juga ikut disobek. "berhenti menangis dan nikmati saja" satu tarikan pada bagian depan dress Valerie membuat sobekan cukup besar yang memperlihatnya belahan dadanya yang hanya tertutup dengan bra tanpa tali "chkk ukurannya besar juga, apa karena suamimu sering menyentuhnya?"

Valerie berusaha menggerakkan kaki dan tangannya "lepaskan aku!" teriak Valerie "tidak ada yang akan mendengarmu jadi sebaiknya simpan tenagamu untuk mengimbangi permainanku" jari Tuan Jang mengusap belahan dada Valerie membuat gadis itu semakin memberontak hingga...

Kliiik

Suara pintu terbuka membuat Tuan Jang segera menengok, namun belum sempat ia bersuara sebuah hantaman keras sudah lebih dulu mengenai wajahnya hingga terhempas ke samping tempat tidur "bajingan" ucap seseorang yang baru saja masuk ke kamar itu, Valerie yang akhirnya terlepas itu segera turun dari tempat tidur dan meringkuk di pinggir ruangan, ia menunduk sambil memeluk kakinya tidak ingin tau apa yang terjadi di sana. Valerie hanya menangis mendengar suara pukulan yang terus terdengar di telinganya

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang