PERHATIAN !!!
Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca
***********************
Setelah dua hari itu hubungan mereka sudah semakin membaik, meskipun Jervey masih selalu bertindak tegas, tapi para pelayan rumah bisa merasakan perubahan dari kedua pasangan itu. Mulai dari Jervey yang semakin sering tersenyum, atau gerakan tubuh mereka seperti merangkul, memeluk, atau berbagai sentuhan fisik juga terang-terangan mereka lakukan. Jervey juga sering datang ke kantor Valerie untuk mengajak wanita itu makan siang bersama yang pasti menjadi pusat perhatian seluruh karyawan disana yang selalu penasaran dengan hubungan mereka. Valerie juga tidak memanggil Jervey dengan sebutan om lagi.
Sejak awal menikah orang-orang sudah curiga bahwa mereka tidak saling mencintai karena sikap mereka yang hanya sebatas pekerjaan dan jarang berinteraksi lebih. Tapi setelah beberapa minggu ini mereka menunjukkan semua kedekatan mereka.
Pagi ini keduanya masih terbaring di tempat tidur, dibawah sebuah selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Jervey sudah beberapa kali mencoba membangunkan Valerie, ralat, lebih tepatnya melepaskan diri dari Valerie karena wanita itu sudah terbangun beberapa menit yang lalu dan masih terus memeluknya "saya harus siap-siap" ucap Jervey dengan posisi terlentang sementara Valerie menjadikan pundaknya sebagai bantal menyangga kepalanya "aku juga, tapi biar saja seperti ini, kamu sudah menyerangku semalaman jadi sebagai balasan aku akan menahanmu seperti ini hanya beberapa menit" ucap Valerie yang masih memejamkan matanya "kita bisa tertidur kembali jika seperti ini" tangan Jervey yang merangkul tubuh Valerie terulur mengusap pundak polos wanitanya jari-jari Jervey bergerak lembut mengusap kulit putih itu "kalau begitu tertidur saja" Valerie mengeratkan pelukannya "lepaskan atau saya akan membawamu ikut ke kamar mandi" ancaman Jervey membuat Valerie tertawa pelan "ide bagus, milikku juga masih sakit, aku tidak bisa berjalan" Jervey ikut tersenyum.
---
Keesokan harinya...
Jervey harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang tertunda lebih dulu sebelum menyusul Valerie di kamar. Pria itu meletakkan kacamatanya diatas meja, dan memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut. Jervey melirik kearah jam yang menunjukkan pukul satu malam. Ia segera bangkit dan segera menuju kamar tidurnya.
Saat membuka pintu, Jervey melihat lampu kamar yang sudah padam, tatapannya tertuju pada tempat tidur king sizenya. Valerie terbaring disana dengan memeluk sebuah boneka beruang, terdapat beberapa boneka lainnya juga di bagian atas kepalanya. Itu sudah menjadi kebiasaan Valerie untuk tidur dengan beberapa boneka disampingnya.
Dengan perlahan Jervey naik ke atas tempat tidur dan mendekati Valerie yang tidur menyamping menghadapnya. Perlahan Jervey menarik boneka beruang yang ada di pelukan Valerie. Wanita itu mengerutkan keningnya "ssttt" desis Jervey saat boneka itu berhasil ia lepaskan, tangannya segera membawa Valerie kedalam pelukannya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, Jervey menempelkan bibirnya diatas kening Valerie lalu mulai memejamkan matanya.
Sepertinya Jervey sudah menemukan hal menyenangkan dari sebuah pernikahan, dia yang awalnya sangat keras tidak ingin menikah justru sekarang merasa ada tantangan baru di hidupnya setelah menikah. Kehadiran Valerie awalnya membuat Jervey tidak nyaman, namun sekarang kehadiran Valerie justru menjadi sebuah obat baginya. Entah karena perasaannya yang sudah begitu besar pada Valerie atau karena rasa tanggung jawabnya, tapi ia merasa tidak akan pernah melepaskan wanita ini sampai kapanpun.
Selama bekerja Valerie tidak hanya menghabiskan waktu dengan membaca berbagai dokumen, tapi ia juga menonton beberapa video memasak. Valerie berniat untuk belajar memasak sesuatu karena ia ingin membuat makan malam untuk Jervey setidaknya sebuah sup mungkin tidak akan sulit.
Ia menonton ada banyak video cara memasak sup kimchi yang bahannya tidak terlalu sulit, dan yang pasti Valerie ingin membuat makanan pedas, Jervey menyukai itu. Valerie sudah mengirimkan pesan pada Kepala Pelayan Lee untuk menyiapkan bahan-bahan yang ia butuhkan.
Setibanya di rumah, Valerie segera mengenakan apron dan mulai kembali menonton video dari ponselnya memastikan setiap langkah yang ia lakukan benar. Bahan yang ia butuhkan sudah tersusun di meja dapur, Valerie mulai memanaskan air dan mencampur beberapa bahan kedalam air "lalu...apa ukuran sendoknya sudah sesuai?" Valerie menatap sendok yang ia gunakan dengan milik seseorang yang ada di dalam video itu gunakan "ah sama saja" Valerie menuangkan beberapa bumbu seperti cabai bubuk, daun bawang, tahun dan daging ayam, tidak lupa ia juga menambahkan air kimchi namun Valerie bingung akan satu hal, rasa masakannya seperti masih ada yang kurang, ia lalu berinisiatif mengambil kecap asin ia menuangkan beberapa sendok di dalam panci masakannya "apa yang kamu lakukan?" Valerie segera menegok, mendapati Jervey yang baru saja pulang "aku mencoba untuk memasak sesuatu" Jervey melepaskan jasnya dan melonggarkan dasinya "memasak? sejak kapan kamu bisa memasak?" Valerie berdecak kesal "aku hanya ingin belajar saja" Jervey sudah berada di samping Valerie.
"dari aromanya tidak buruk" Jervey meraih sendok dan mengambil kuah merah itu dari panci yang masih mendidih. Jervey meniup sesaat lalu memasukkannya kedalam mulut, ia mengecap beberapa kali. Valerie yang penasaran ikut mencoba masakannya "eww tidak enak, buang saja"
Valerie merasa sangat asin dimulutnya.
Ia segera mematikan kompornya, Jervey tertawa mendapati masakan pertama Valerie yang gagal "kalau tidak bisa kenapa masih memasak?" Valerie melepaskan apronnya "aku hanya ingin mencoba memasak untukmu" Jervey mengangkat sebelah alisnya "untuk saya?"Valerie mengangguk "lalu jika gagal seperti ini bagaimana?" Valerie membuka lemari pendingin dan mengeluarkan masakan bibi Lee "aku akan hangatkan ini saja" tangannya mulai menyimpan wadah kedalam sebuah microwave, Valerie menatap panci berisi masakannya yang gagal, mungkin dia memang masih harus banyak belajar.
"sepertinya itu akan lama" Valerie mengangguk menatap timer microwave bertuliskan duapuluh lima menit "kalau begitu kemari" Valerie mendekati Jervey yang berdiri didekat meja dapur, Jervey segera menarik pinggang Valerie menempel padanya "saya sudah sangat lapar" Valerie menata mata Jervey di depannya "tunggu sebentar lagi makananmu jadi" Jervey justru menarik tengkuk Valerie mendekatkan wajah mereka "bagaimana dengan makanan pembuka?" Valerie akhirnya mengerti setelah menyadari tatapan mata Jervey yang menelusuri tubuhnya.
"apa kamu sengaja memakai ini agar menjadi hidangan pembuka?" saat Valerie melepaskan apronnya Jervey sedikit terkejut karena pakaian tidur Valerie. Dress satin berwarna pink dengan tali tipis dan bagian dada berbentuk V hingga memperlihatkan belahan dada wanita itu "aku lupa memakai kimono luarannya" jelas Valerie, ia melihat Jervey yang tidak berhenti menatap belahan dadanya, tangan kecil itu akhirnya bergerak mengusap pundak Jervey "kamu tidak suka?"
Jervey meremas bongkahan bokong Valerie dan menekan pinggang Valerie ke pusat tubuhnya "jangan main-main denganku" Valerie justru membuka dasi dan tiga kancing teratas kemeja milik Jervey. Seakan memiliki koneksi yang sama keduanya tersenyum dan saling menggoda satu sama lain.
Kerjadian itu berakhir dengan Valerie yang duduk di atas meja dapur dengan Jervey yang berada di antara kakinya, menyatu dan bergerak mengejar kenikmatan mereka.
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
What If? [END]
FanfictionIngin dapat pengalaman berbeda saat baca ff ini bisa cek instagram @abouthymnt.arts Dua orang berbeda usia akhirnya terjebak dengan ikatan pernikahan karena alasan terpaksa. Pernikahan terjadi dengan dasar kontrak kerja sama yang hanya di ketahui ol...