PERHATIAN !!!
Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca
***********************
Kini tiba hari dimana Valerie akan benar-benar mengambil tanggung jawab memimpin perusahaan, meskipun belum sepenuhnya karena tetap dalam pengawasan Jervey dan asisten kakeknya, tapi ia tetap gugup. Beberapa karyawan menunduk menyapanya ketika melihat kedatangan Valerie.
"apa suasananya memang seperti ini? aku rasa beberapa minggu lalu aku kesini tidak kaku ini" bisik Valerie ke asisten kakeknya yaitu Choi Jung Woo yang sekarang menjadi sekertarisnya "mereka menunjukkan rasa hormatnya karena nona menjadi direktur sekarang menggantikan Tuan Edderson"
"eoh, jadi dulu mereka tidak menghormatiku begitu?" Valerie melihat kearah angka lift yang semakin mendekati ke lantai tujuannya "b-bukan begitu nona, h-hany-"
"sudahlah aku tau, mungkin dulu aku tidak memiliki tampang sebagai seorang pemilik perusahaan" pintu lift terbuka, Valerie melangkah keluar menuju pintu besar yang ada di depannya.
Valerie mulai membaca beberapa dokumen di atas mejanya, ada beberapa map yang sudah Jervey tuliskan beberapa catatan mengenai apa yang harus ia lakukan dengan dokumen itu, sepertinya dihari pertama ini Valerie tidak begitu kesulitan berkat catatan yang di tinggalkan Jervey untuknya.
Siang harinya Valerie ingin mengabari Jervey, sekalian mungkin mengucapkan terima kasih, karena bantuannya dia jadi bisa menyelesaikan pekerjaan di hari pertamanya dengan baik.
Tuut
Suara sambungan dari ponselnya mulai terdengar
'apa?'
Itu sudah jelas Jervey, tidak pernah basa-basi jika mengangkat panggilan Valerie "hm...apa Om sibuk?"
'tidak memangnya kenapa?'
Valerie berpikir sebentar, ia agak gengsi mengucapkannya tapi juga satu sisi ia sangat berterima kasih pada Jervey "hmm begin-"
'Jervey aku sedang berbicara denganmu!' suara itu terdengar dari seberang sana. Valerie menghentikan kalimatnya.
'bisa diam! aku sedang mengangkat panggilan'
'apa itu penting sampai kamu mengabaikanku?' suara wanita di speaker ponsel Valerie terdengar jelas. Valerie menggigit bibir bawahnya, merasa bahwa ia menghubungi Jervey di waktu yang tidak tepat.
'apa yang mau kamu katakan? ada masalah disana?' sambung Jervey dengan nada suara yang diturunkan, suara nafasnya terdengar seakan ia berusaha menahan amarahnya, Valerie mengurungkan niatnya, ia sepertinya merusak suasana disana "tidak jadi, sebaiknya Om bekerja saja, maaf ya Om" Valerie segera memutuskan panggilannya.
Karena tidak ingin bertambah pikiran Valerie meninggalkan kantornya untuk menyantap makan siang. Ia menikmati pekerjaannya hingga pukul lima sore, Valerie menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah pantai yang selalu ia datangi. Wajahnya terlihat sangat berseri, Valerie melepas sepatu heels tingginya dan berlari ke pinggir pantai "eomma! aku sekarang sudah bekerja" Valerie berteriak, pantai itu adalah lokasi yang cukup tersembunyi, belum pernah terjamah pengunjung. Valerie mengutarakan kebahagiaannya di pinggir pantai, ia membasahi kakinya dengan ombak yang menyapu tepian pantai. Hingga matahari tenggelam dan angin mulai bertiup sangat kencang. "eomma, appa, sepertinya aku harus pamit dulu, disini dingin" Valerie mengeratkan jasnya" dengan senyum ia mulai berbalik kembali ke mobilnya tangannya melambai "annyeong"

KAMU SEDANG MEMBACA
What If? [END]
FanficIngin dapat pengalaman berbeda saat baca ff ini bisa cek instagram @abouthymnt.arts Dua orang berbeda usia akhirnya terjebak dengan ikatan pernikahan karena alasan terpaksa. Pernikahan terjadi dengan dasar kontrak kerja sama yang hanya di ketahui ol...