28

55 2 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Valerie telah menyelesaikan perjalanan bisnisnya. Ia meminta sekertarisnya untuk menurunkan Valerie di depan perusahaan saja, berniat menunggu Jervey.

Setelah tiga hari berkeliling di beberapa daerah, tubuhnya mulai terasa pegal dan butuh segera istirahat. Dalam hati Valerie masih ada rasa penasaran kenapa seharian ini ia tidak bisa menghubungi Jervey sama sekali. Padahal sebelumnya pria itu mengatakan akan menjemput Valerie di perusahaannya. Setelah kembali menghubungi namun tidak mendapat jawaban, ia memutuskan untuk naik taksi segera pulang ke rumah, terlebih hari sudah semakin larut malam.

Pukul 00.00 malam Valerie sampai di depan rumah. Tidak ada pengawal dan pelayan, namun Valerie melihat mobil Jervey yang terparkir di pintu depan "wah apa dia sekarang berpura-pura mengacuhkanku?" Valerie mengerucutkan bibirnya "kita lihat saja Jervey Park" dengan langkah tegas, Valerie masuk ke dalam rumah mencari keberadaan Jervey.

"Cihh dia pikir dia siapa" Valerie menaiki tangga dan menemukan pintu kamar Jervey yang terbuka "Yak aku menunggu satu ja-" kalimat Valerie tertahan ketika kakinya sudah masuk ke dalam kamar dan mendapati Jervey yang sedang tertidur, ia tidak sendirian, disana ada wanita yang juga tertidur di atas lengan Jervey.

Valerie bisa melihat keduanya tidak memakai pakaian, karena ada banyak pakaian yang berserakan di lantai kamar itu. Tubuh bagian atas keduanya juga terlihat tanpa pakaian yang menutupi. Valerie membuang nafas berat berusaha mengurangi rasa sesak di dadanya, ia menutup mulutnya agar suara isakannya tidak terdengar. Matanya memerah, sebelah tangannya mengepal kuat tas jinjing yang ia bawa. Ia sangat lelah dan malah mendapatkan pemandangan yang kurang menyenangkan dirumah.

Dengan langkah berat Valerie keluar dari kamar itu, kakinya terasa begitu lemas berusaha terus melangkah ke tangga. Valerie berpegangan kuat pada pegangan tangga, air matanya sudah membasahi wajah cantik Valerie.

"Hey anak kecil" wanita yang tidur bersama Jervey ternyata sudah keluar dari kamar dengan menggunakan bathrobe, tangannya juga segera menutup pintu kamar Jervey "harusnya aku pulang lebih cepat, tapi Jervey menahanku" jelas Helena, Valerie berbalik ia mengusap air matanya dan mencoba berdiri tegak "sudah puas mendapatkan apa yang kamu mau?" Valerie mengepalkan sebelah tangannya "hm...belum tapi cukup menyenangkan" Helena menyilangkan kedua tangannya di depan dada, tatapannya angkuh melihat Valerie yang terlihat begitu lemah dihadapannya "meskipun aku hanya disini tiga malam tapi senang bisa melihat Jervey selalu puas dengan permainanku"

Valerie mengerutkan keningnya "tiga malam?" Helena mengangguk dan tersenyum "suamimu sepertinya sangat menyembunyikan keberadaanku disini, bukankah itu artinya dia lebih menyukaiku dibanding kamu anak kecil?" Hati Valerie seperti di tusuk dengan ribuan pisau, ia tidak percaya Jervey akan melakukan ini di belakangnya, semua ini sudah pasti karena ulah Helena "kamu hanya seorang jalang, sedangkan aku istrinya, itu tidak akan pernah berubah Helena" Helena tertawa pelan, ia mendekati Valerie yang mengusap rambut Valerie yang terurai "tapi asal kamu tau anak kecil, aku juga bisa membalikkan keadaan, bagaimana kalau Jervey yang menganggapmu sebagai jalang selama ini? Dan dia menidurimu hanya karena rasa penasarannya saja akan tubuhmu? terlebih kamu seorang perawan bukan?" Valerie menepis tangan Helena "singkirkan tangan kotormu jalang sialan" Helena melangkah semakin mendekati Valerie hingga pijakan Valerie berada di ujung tangga "malang sekali nasib anak kecil ini, mungkin kamu sudah berpikir bahwa salam ini Jervey menyentuhmu karena dia sudah mencintaimu? Haha kamu terlalu banyak bermimpi"

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang