25

48 4 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Keesokan harinya...

Valerie dan Jervey baru saja selesai membersihkan tubuhnya setelah bekerja seharian. Valerie lebih dulu berbaring di ranjang sementara Jervey pergi keruang kerjanya. Wanita dengan piyama lengan panjang berwarna coklat tua itu sedang bermain dengan ponselnya melihat beberapa postingan foto di sosial medianya dan menonton beberapa video yang menarik baginya.

Hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Valerie. Ia melihat Jervey menenteng dua buah buku yang tidak terlalu tebal. Kacamata juga masih setia bertengger di tulang hidungnya. Pria itu duduk di atas tempat tidur dan meraih Ipadnya yang berada di atas meja nakas "apa kamu akan bekerja?" tanya Valerie yang melihat Jervey membuka website data penjualannya "saya hanya ingin melihat" ucap Jervey yang meletakkan Ipad di pangkuannya dan mulai membuka buku yang tadi ia bawa. Valerie ikut mendekatkan dirinya pada Jervey dan mengintip apa yang pria itu lakukan.

Sebelah tangan Valerie perlahan bergerak ke bagian perut Jervey dan melingkar di sana. Jervey menatap Valerie sesaat dengan sebelah alis yang terangkat "aku tidak akan mengganggu dengan posisi seperti inikan?" Jervey mengangguk dan menghela nafas pelan, ia kembali melanjutkan aktivitasnya.

Sesekali Valerie juga membalas notifikasi pesan dari teman-temannya yang memposting foto saat pesta kemarin, ada beberapa video juga. Jervey yang melirik itu akhirnya membuka suara "kamu menyukai pestanya kemarin?" Valerie tersenyum "em, sudah lama aku tidak berkumpul dengan mereka"

Jervey melirik ponsel Valerie yang menampilkan sebuah foto Valerie dan keempat temannya yang sedang tersenyum dengan sebuah minuman di tangan mereka.

"saya perhatikan kamu hanya bermain dengan teman wanitamu, tidak punya teman pria?" Jervey hanya bertanya berdasarkan apa yang ia perhatikan, bukankah tidak menutup kemungkinan wanita sekelas Valerie memiliki lingkup pertemanan yang luas dan mungkin memiliki banyak mantan kekasih. Itu yang ada di pikirkan Jervey "tidak ada, lebih tepatnya untuk yang benar-benar dekat tidak ada, aku hanya mengenal nama atau wajah saja" Valerie meletakkan ponselnya dan memeluk tubuh Jervey "kenapa?"

Valerie menarik nafas panjang "aku punya pengalaman yang tidak mengenakkan saat sekolah dan di universitas jadi aku lebih memilih membatasi diri bergaul dengan teman pria" Jervey masih mendengarkan "jika ingin sombong aku bisa katakan bahwa aku termasuk anak yang cukup populer hanya saja hal itu memberikan sebuah trauma untukku, semasa sekolah aku beberapa kali menjadi korban pelecehan, para siswa laki-laki selalu berusaha mencari celah untuk memotret bagian bawah rokku dan beberapa kali juga ada yang berusaha mengintip saat aku berganti pakaian"

Valerie meremat ujung piyama milik Jervey "tidak hanya itu, sampai di universitaspun aku mendengar sendiri bagaimana para pria itu bertaruh mobil ataupun unit apartement untuk bisa mengajakku berkencan, mereka juga mempertauhkan keperawananku"

Tenggorokan Valerie tercegat mengingat masa lalu itu "untung saja Jihyun selalu menolongku, dia selalu menemaniku kemanapun aku pergi di sekitar sekolah atau di universitas" fokus Jervey mulai teralihkan ketika mendengar penuturan Valerie.

"ingat saat kita pertama kali bertemu dan aku sangat marah ketika kamu selalu menyentuhku?" Jervey berdeham "itu semua karena kejadian di masa lalu yang masih selalu menghantuiku, aku tidak begitu bisa percaya dengan laki-laki, kakek juga tidak tau masalah ini, hingga saat beberapa kali ia ingin menjodohkanku, aku terus saja menolak, namun yang terakhir aku baru melihat kakek begitu bersungguh-sungguh menjelaskan dan meyakinkanku bahwa kamu orang yang dapat di percaya hingga akhirnya aku setuju untuk menikah" anggapan Jervey selama ini ternyata salah, di balik sifat kasarnya, Valerie ternyata punya begitu banyak luka yang berusaha ia pendam. Itu juga sebagai bentuk pertahan dirinya.

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang