18

91 3 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Sore harinya Jervey mengantarkan Valerie menuju tampat yang gadis itu tunjukkan. Sebuah pantai yang berlokasi cukup jauh dari perkotaan. Pantai yang tidak terjamah oleh banyak pengunjung, hanya ada kapal nelayan yang sudah tua mengapung disana.

Jervey memarkir mobilnya yang menghadap langsung kearah lautan luas. Aroma air asin mulai tercium saat mereka turun dari mobil.

"eomma appa aku datang!" teriak Valerie, Jervey yang baru saja menutup pintu mobilnya terlihat mematung sesaat. Valerie menyadari Jervey yang tidak mengikutinya, ia menengok dan memanggil pria itu dengan sedikit berteriak "apa yang kamu lakukan disana? ayo sini" Jervey mengangguk lalu mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan menyusul Valerie.

Gadis itu segera melepaskan sepatunya, dan menyusuri pasir pantai. Jervey berdiri tepat di sebelah Valerie yang merentangkan tangannya membiarkan tubuhnya terkena hembusan angin kencang "menyenangkan bukan?" senyum terukir di bibir Valerie "biasa saja" jawaban Jervey membuat Valerie memutar bola matanya jengah "kamu sering kesini?" Valerie mengangguk ia lalu mengambil posisi untuk duduk di pasir pantai. Jervey yang mengenakan baju kaos biru tua dan celana panjang jeans hitam juga ikut mendudukkan dirinya. "aku sering kesini, ini sudah menjadi rumah kedua untukku" Valerie mulai menceritakan bagaimana ia bisa menemukan tempat rahasia ini.

Berawal dari ia yang ketiduran diatas bus setelah pulang sekolah yang malah membawanya ke daerah ini. Valerie berjalan tanpa arah hingga menemukan hamparan pantai yang luas ini, dulunya ada beberapa nelayan yang masih memancing namun karena lokasi ini tidak begitu menghasilkan, akhirnya para nelayan memutuskan pindah ke tempat lain.

"disini juga aku merasa lebih dekat dengan kedua orang tuaku" Valerie melanjutkan ceritanya "aku mungkin tidak memiliki siapapun untuk diajak berbagi keluh-kesah, tapi ketika ke tempat ini aku bisa mengeluarkan semua isi hatiku, apapun itu, sedih ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"disini juga aku merasa lebih dekat dengan kedua orang tuaku" Valerie melanjutkan ceritanya "aku mungkin tidak memiliki siapapun untuk diajak berbagi keluh-kesah, tapi ketika ke tempat ini aku bisa mengeluarkan semua isi hatiku, apapun itu, sedih ataupun senang aku juga akan tetap kesini" Tatapan Valerie lurus kearah ombak yang saling menyusul "tujuanku kesini juga untuk melupakan kejadian buruk beberapa hari lalu" suara Valerie semakin pelan namun Jervey masih bisa mendengarnya

"ingatan tentang pria berengsek itu, tentang bagaimana ia hampir melecehkanku, dan rasa benci pada diriku ketika melihat tubuhku di pantulan cermin, dia memang hanya menyentuh sebagian kecil, tapi itu terasa sangat menjijikkan, aku ingin melupakan semua itu"

Jervey akhirnya tau apa yang Valerie pendam selama ini, gadis itu ternyata masih menyimpan rasa sakit dihati dan ingatannya "lakukan jika kamu memang ingin melupakannya, tidak harus hari ini, tapi setidaknya kamu sudah mulai melepaskan kenangan itu sedikit demi sedikit" air mata Valerie sudah turun sedari tadi namun ia tidak terisak masih ada sesak di dadanya. Valerie menghembuskan nafas panjang "lepaskan saja semua perasaanmu disini, saya akan menunggu" Jervey mengadahkan kepalanya menatap burung-burung yang terbang melintasi langit yang berangsur-angsur berubah warna menjadi orange.

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang