09

38 3 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Hal itu terus terjadi hingga pada suatu malam, Valerie sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar Jervey tapi tidak ada jawaban. Valerie tau kalau Jervey sudah pulang tapi ia tidak kunjung di bukakan pintu. Seharian ini juga Jervey tidak mengangkat panggilannya atau membalas pesannya.

Sampai keberanian itupun muncul, Valerie meraih gagang pintu dan menariknya turun "Om?" ucapnya saat pintu mulai terbuka, gelap, itu yang Valerie temukan saat melangkah masuk, hanya ada cahaya kecil yang berasal dari meja nakas disebelah tempat tidur Jervey.

Valerie melihat Jervey yang sudah terbaring ditempat tidur dengan selimut menutupi setengah tubuhnya "bukankah saya tidak membukakan pintu untukmu?" suara itu membuat Valerie berhenti melangkah "kamu lupa dengan kesepakatan kita?" Jervey membuka matanya dan duduk diatas tempat tidur. Kondisi kamar yang remang membuat mereka tidak bisa melihat wajah satu sama lain, Valerie hanya menyadari satu hal, sebuah tisu yang menempel di salah satu lubang hidung Jervey.

"sebentar saja, aku ingin menanyakan sesuatu" Valarie memeluk sebuah buku ditangannya. Jervey lalu turun dari tempat tidur dan berjalan kearah saklar lampu yang berada di dinding samping Valerie. Satu tombol akhirnya membuat beberap lampu di kamar itu menyala. Valerie bisa melihat Jervey dengan jelas sekarang. Valerie tidak bisa menahan tawanya ketika menatap penampilan Jervey. Pria itu sadar dan segera menarik tisu yang menyumbat hidungnya, lalu membuangnya ke rempat sampah. Tawa Valerie seketika berhenti saat sekilas melihat tisu di tangan Jervey, ada bercak kemerahan di sana "apa yang mau kamu tanyakan?"

Valerie menunjukkan beberapa catatan yang langsung dibaca oleh Jervey. Pria itu lalu berjalan kearah rak buku di sudut kamarnya dan mengambil sebuah buku yang tidak terlalu tebal dan membuka tiap halaman. "ini, kamu bisa baca ini agar paham, sisanya akan saya jelaskan besok"

Jervey memang sedikit kelelahan akhir-akhir ini, ia masih mengurusi perusahaan Valerie dan ada kendala juga di perusahaannya membuat ia harus membagi pikiran. Dua hari ini Jervey juga sering bolak-balik dari perusahaan Valerie ke perusahaannya untuk menghadiri rapat atau memantau hasil kerja tim, dan itu menguras banyak tenaganya. Belum lagi masalah gangguan tidur yang ia alami, semakin membuat kepalanya pening.

Valerie menerima buku yang diserahkan Jervey namun kakinya masih belum beranjak dari sana, ia masih mematung "apa masih ada yang mau kamu tanyakan?" Valerie segera tersadar dan menggeleng "t-tidak, kalau begitu terima kasih" Valerie masih tidak mengangkat kakinya, ia masih sibuk dengan pikirannya sambil menatap ke sekeliling kamar "bisa keluar dari kamar saya sekarang? kamu sudah melanggar kesepakatan Valerie" Valerie berdecak kesal, sebenarnya ia juga penasaran dengan tisu yang tadi Jervey singkirkan, dia baru saja ingin bersikap peduli dan menanyakan keadaan pria itu, tapi karena ucapan ketus Jervey, Valerie mengurungkan niatnya

"iya iya, aku keluar sekarang, maaf menganggu tidurmu tuan Jervey yang terhormat" ucap Valerie penuh penekanan lalu meninggalkan kamar Jervey.

Valerie yang kesal akhirnya tidak melanjutkan sesi membacanya, ia malah melempar buku itu ke meja belajarnya dan segera berbaring di tempat tidur sambil memeluk boneka beruang kesayangannya.

---

Keesokan harinya...

Valerie memiliki jadwal pemotretan untuk majalah promosi mobil milik perusahaan Jervey. Jadi pagi-pagi sekali ia sudah berangkat menuju perusahaan Jervey dimana pemotretan akan dilakukan.

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang