Dara terus terusan menelfon membuat Marvel terganggu, dia takut jika nantinya Xia semakin curiga padanya. Namun Marvel juga tak bisa terus terusan menghindar dari Dara karna janjinya itu.
Tapi dia izin ke Xia bagaimana? Masalah kerjaan? Tentu saja tidak masuk akal. Karna Teresa menyuruh Dean untuk memberikan Marvel kelonggaran agar tak sibuk dengan pekerjaannya. Mengingat istrinya sedang sakit.
Kedua orang tua Dara itu sudah jarang kembali ke rumah sakit. Teresa telah memberikan kepercayaan penuh pada Marvel, meskipun Darren masih terlihat belum begitu mempercainya namun dia bisa apa jika nyonya besar sudah bertindak.
Kondisi Xia memang sudah membaik, bahkan besok bisa langsung pulang, karna kondisi lambung dan makan Xia yang sudah baik.
Setiap harinya, Nana dan Marvel lah yang menunggu Xia. Meskipun saat hanya berdua dengan Marvel Xia masih menunjukan ke engganannya untuk bersama suaminya itu.
"Kenapa kamu kayak orang bingung gitu sih Vel, ada apa?" akhirnya Pertanyaan Nana mewakili Xia yang enggan bertanya namun juga penasaran. Namun jika dia tebak Marvel tengah memikirkan Dara.
"Ah nggak, cuma mikirin kerjaan aja. Nggak enak libur lama lama!" ujar Marvel berbohong, Xia tersenyum miring mendengarnya.
"Loe ngerasa terbebani sama gue? Gue juga nggak nyuruh loe buat stay di sini Marvel. Kalau Nana malam pulang. Ada Erik yang nemenin dan jaga gue sampai paginya Nana balik lagi!" ujar Xia membuat Marvel gelagapan. Bukan itu magsudnya.
"Hah bukan gitu Xia. Magsudnya. Harusnya aku nggak papa kerja sambil jagain kamu di sini, tapi mama Teresa nggak bolehin!"
Xia hanya memutar bola matanya malas.
Baru saja Xia kembali berbincang dengan Nana sering ponsel Marvel kembali menganggunya.
"Ck angkat aja lah, kuping gue budek lama lama dengar panggilan loe!!" Dengus Xia dengan malas.
"Hm aku angkat dulu yah!!" pamit Marvel yang dibalas Nana dengan mengangguk, sedangkan Xia masih memasang wajah kesalnya.
"Kayaknya Marvel di teror telfon terus nggak Xi, sampai sampai Marvel kayak nggak nyaman gitu!" ujar Nana mengutarakan pemikirannya.
"Ya pasti Dara lah. Siapa lagi," balas Xia dengan ketus.
Melihat Xia yang agaknya sensi setiap mendengar nama Dara membuat Nana mendapat ide untuk menggoda iparnya itu.
"Kayaknya ada yang panas tapi bukan kemarau deh!!" kata Nana mengalihkan tatapannya ke langit langit rumah sakit, membuat Xia mendelik.
"Berani sekarang loe ngejek gue ya, awas aja anak loe lahir gue bejek bejek sampai benyek!!" geram Xia dengan wajah horor, membuat Nana tertawa terpingkal pingkal.
-----
"Ada sih Ra!" Marvel menyahut panggilan dengan nada lelahnya.
"Mas seakan ngehindarin aku, kan mas juga udah janji. Mas kenapa jadi gini sih!!" Dara terdengar kesal sekaligus sendu membuat Marvel lagi lagi semakin pusing.
"Terus gimana Ra?"
"Ayo, kita ke kampungku mas!!"
"Nggak bisa sekarang Dara, harusnya kamu mengerti. Aku emang udah janji. Tapi semua waktuku buat menuhin janji kamu!!" geram Marvel karna Dara seolah olah menekannya dan membuatnya semakin tak tenang.
"Yaudah, mas bisanya kapan??"
"Lusa, aku usahain anter kamu. Tapi sampai lusa kamu tolong jangan hubungin aku lagi Ra!"
"Iya deh iya, tapi mas janji lusa anterin aku pulang kampung!"
"Hm!" setelahnya Marvel memutuskan sambungan. Dia masih belum menyiapkan alasan jika nanti lusa akan pergi bersama Dara tanpa sepengetahuan Xia. Belum lagi Darren yang sepetinya masih sering mengawasinya atau malah menyewa orang untuk mengawasi gerak geriknya. Bisa bisa semuanya terbongkar. Dia harus makin hati hati.
-----
Besoknya Xia benar benar sudah diperbolehkan untuk pulang, tentu saja Xia pulang ke rumahnya dan Marvel, karna paksaan pria itu tentu saja. Dan Xia yang tak ingin berdebat hanya bisa mengiyakan.
"Loh non Xia sudah pulang," sambut mbok Nah melihat nonanya pulang di gandeng sang suami karna memang tubuhnya masih agak lemah, meskipun tubuhnya lebih berisi dari sebelumnya dan tak sepucat dulu.
Xia tersenyum tipis melihat antusias pembantunya itu.
Setelah melewati mbok Nah Marvel membawa Xia menuju kamar mereka berdua.
Sesampainya di sana dia menyernyit seperti ada yang berbeda, ya! Ada beberapa pasang foto pernikahan mereka yang dipasang rapi dengan ukuran yang cukup besar di setiap sudut kamarnya. Terlihat berlebihan memang namun Xia cukup merasa bahagia melihatnya.
"Aku mau bersih bersih dulu ya, kamu istirahat aja kalau perlu apa apa panggil aku aja!" kata Marvel, namun Xia enggan menjawab hanya memutar bola matanya malas, dan Marvel tak ambil pusing untuk itu.
Xia menyibukkan diri bermain ponsel hingga beberapa menit kemudian dia mendapat notif pesan dari Nick.
Nick
Katanya kemaren sakit sampai di operasi? Kenapa nggak kabarin. Kan aku bisa kesana nemenin kamu!Xia tersenyum tipis melihatnya, mantannya yang satu ini memang perhatian meskipun dia sudah memberitahu jika dia tak akan pernah bisa menjalin hubungan kembali dengannya. Namun Nick masih tulus menyayanginya.
Xia memilih tak membalas chat Nick dan ingin merebahkan diri, namun baru saja dia mengatur bantal untuk tidurnya yang nyaman tina tjahaja saja ponselnya berdering. Ketika melihat nama Erik lah yang terpampang disana.
Dia pun mengangkatnya bertepatan dengan Marvel yang selesai mandi.
"Iya Rik?"
"Kamu udah sampai di rumah?"
"Hm, udah. Kayak orang gabut aja loe gitu aja loe tanyain!" kekeh Xia dengan bercanda.
Marvel yang diam diam mendengarkan menjadi jengkel sendiri. Jelas jelas suaminya ada di sini dia malah asik telfonan dengan pria lain. Dokter itu juga, seperti tidak ada kesibukan saja menganggu istri orang. Entah kapan, menggerutu menjadi hoby baru bagi Marvel sekarang.
"Kan aku mau mastiin kalau pasien aku pulang dengan selamat," balas dokter Erik membuat Xia tertawa.
"Wah kamu salah satu dokter yang perlu dikasih penghargaan kayaknya deh. Setiap pasien pulang kamu selalu nanyain sudah sampai rumah belum, gitu terus."
"Eh eh ya nggak gitu juga kali.. Kamu itu berbeda,"
"Hah berbeda kenapa?" Xia bertanya dengan penasaran, begitu pula dengan Marvel yang meskipun tak mengerti apa yang dokter itu katakan melihat gelagat Xia sepertinya dokter itu akan menggombali nya.
"Karna kamu lebih bandel, keras kepala dan susah di atur," dari sebrang telefon Xia bisa melihat jika dokter Erik tengah tertawa.
"Itu emang gue, baru tau emang?" Xia mengucapkan dengan nada judes.
"Nggak sih, udah tau sejak lama,"
"Yaudah lah, ganggu aja loe. Gue mau tidur,"
"Temenin?" goda dokter Erik lagi membuat Xia menyernyit dan melirik Marvel yang diam diam masih memperhatikannya padahal pria itu sedang mengancing bajunya.
"Apa temenin?"
Ucapan Xia itu membuat Marvel menegang, dia langsung mengarahkan tatapannye sepenuhnya pada Xia.
"Sebaiknya kamu cepat tidur!" titah Marvel dan segera merebut ponsel Xia dan mematikan panggilannya.
------
KAMU SEDANG MEMBACA
SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suami
Teen FictionAlexia Zarne Merchez, anak konglomet yang mencintai laki laki sekertatis kakaknya, Marvel Ardana. yang sudah mempunyai pacar yang sangat dicintai, Dara Anetta. Xia yang sangat mencintai Marvel membuat rencana licik dengan kekuasaan keluarganya memb...