36

3.3K 100 4
                                    

Di kontrakannya, Dara seperti kesetanan karna sejak kemaren Marvel tak bisa dihubungi. Bahkan  kekasihnya itu sama sekali tak datang ke rumahnya untuk sekedar menjenguk.

Dia mengamuk san membanting apa saja yang di raihnya.

"Xia sialan, loe pasti nahan pacar gue agar nggak kesini kan, sialan emang!!!" umpat Dara dengan wajah murka nya. Dia layaknya psikopat yang haus darah, dia selalu mengumpat dan menyalahkan Xia yang dia yakini telah menahan Marvel untuk menemuinya.

Sedangkan di tempat lain Marvel tengah dilanda kebingungan. dia memang menonaktifkan ponselnya. Otaknya terasa pecah. Dia sangat tak Terima diceraikan Xia begitu saja. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, yang pasti dia ingin menenangkan pikiran terlebih dahulu.

Dia memang bukan di rumah Dara, melainkan ke hotel. Juga kemaren saat dia bertengkar dengan Xia. Dia langsung pergi menyewa hotel untuk sementara waktu.

Di satu sisi dia tak ingin kehilangan Xia, entah kenapa. Disisi lain dia juga tak bisa meninggalkan Dara begitu saja.

Ngomongin Dara, Marvel sampai melupakan jika Dara habis kecelakaan dan membutuhkannya saat ini. Namun entahlah. Dia ingin  menenangkan diri terlebih dahulu.

Dia tak mengerti dengan hatinya, dia tak suka melihat Xia dengan orang lain, bahkan alasannya dia marah karna dia merasa pria itu seharusnya bersikap demikian pada istri orang dan Xia juga tak seharusnya tertawa bahagia bersama orang lain.

Namun bersama dia juga dia tak pernah sebahagia itu. Jangankan bahagia, yang ada Xia selalu sedih dengan sikapnya dan diam diam menangis. Memang! Marvel tau jika selama ini Xia menangis diam diam saat sudah malam dan mengira dia sudah tidur padahal belum, namun dia mencoba tak perduli.

Hingga berbulan bulan berlalu, diam diam dia memperhatikan tubuh Xia yang makin mengurus, namun dia tak pernah sekalipun mengeluh sakit dan selalu melayaninya dengan baik. Dia berusaha membantengi dirinya agar tak menaruh simpati sedikitpun meskipun dia akuin sebenarnya dia sedikit goyah dengan perjuangan Xia selama ini.

Hingga sampai kemarin saat dia melihat perubahan sikap Xia yang agak acuh padanya seperti ada yang aneh dalam dirinya terlebih ketika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Xia makan bersama orang asing yang tak dikenalnya tiba tiba saja emosinya naik dan tanpa sadar malah menonjok meja hingga membuat minuman Dara tumpah. Dan dia buru buru pergi sebelum Xia menyadarinya.

Sore harinya dia memutuskan untuk pulang, mungkin memang saatnya dia harus mengalah pada hatinya dan meminta maaf yang sebesar besarnya pada Dara, karna memang jujur semakin lama rasanya semakin berkurang dengan sikap Dara yang semakin over. Atau, bilanglah dia brengsek. Namun dia memang ingin mempertahankan rumah tangganya.

Sampai di rumah dia mendapati rumahnya masih sepi, dia tak melihat satpam yang bertugas didepan mungkin sedang ke kamar mandi. Saat dia masuk dia memanggil manggil nama mbok Nah, namun wanita tua itu tak menyahut atau memang sedang tak ada dirumah.

Saat dia masuk kedalam kamar dia merasakan suasana begitu dingin dan sepi. Dia merasa aneh sekarang.

Saat dia kembali ke bawah dia melihat mbok Nah yang sepertinya akan naik ke atas dan terkejut melihatnya.

"Mbok Nah darimana?" tanya Marvel melihat mbok Nah yang matanya sembab juga pakaiannya agak lecek. Seperti dirumah berkali kali.

"Emm itu den..."

"Oiya, Xia juga kemana? Di rumah orangtuanya Mbok?" tanya Marvel kembali saat mbok Nah tak kunjung menjawab.

"Itu den, nona Xia sedang dirawat di rumah sakit. Kemaren pingsan den!"

"APA?!!" pekik Marvel terkejut, buru buru dia menanyakan dimana Xia di rawat dan juga diruangan mana.

"Non Xia sekarang lagi dioperasi den!!"

Lutut Marvel terasa lemas sekarang, bahkan dia hampir saja luruh kebawah jika saja mbok Nah tak menahannya.

------

"Siap?" tanya dokter Erik pada Xia yang sudah terbaring di atas brankar untuk melakukan operasi.

Xia mengangguk. Hingga tak lama kemudian dia merasakan sebuah jarum yang disuntikkan padanya, benda tajam dan dingin itu menembus kulitnya memasukkan cairan yang akan membuat Xia tak sadarkan diri.

Hingga kemudian Xia memang merasakan semuanya gelap.

Di luar ruangan mama teresa dan darren menunggu di luar, ibu dua anak itu tak henti henti nya menangis meratapi kondisi anaknya yang ternyata mempunyai penyakit yang serius.

"Ini semua salah mama pa, mama jarang pantau kondisi Xia semenjak menikah. Mama kira dia akan bahagia dengan pilihannya dan orang yang dia cintai. Tapi nyatanya malah membuat dia gini!!"

"Udah lah ma, jangan disesali semuanya udah terjadi. Lagipula ini semua juga pilihan Xia sendiri kan!!" balas Sang suami menenangkan.

"Suami nggak punya hati emang, sekarang dia dimana? Istrinya lagi sakit dia nggak ada nungguin. Dia benar benar. Mama kecewa sama dia!!" Umpat mama teresa pada Marvel karna tak menemukan batang hidung dari menantunya itu.

Dean dan Nana juga disana, mereka ikut menunggu dan berdoa untuk berjalannya operasi Xia agar berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan sama sekali.

"Mas nggak ada niatan buat kasih tau mama sama papa soal perceraian Marvel sama Xia mas?" bisik Nana pada suaminya itu.

"Nggak, biar Xia aja yang jelasin. Atau nggak, Marvel yang jelasin sendiri. Itu urusan mereka." balas Dean menolak keinginan Sang istri.

"Tapi mas, mereka berhak tahu loh!!"

"Sayang, udah. Kamu jangan terlalu mikirin itu, pikirin kesehatan dedek aja!!" potong Marvel dengan nada lembut, karna jika dibentak sedikit saja Nana akan ngambek dan merasa jika tidak dicintai lagi. Memang mood ibu hamil aneh aneh saja.

"Ishh"  Nana hanya membalasnya dengan kesal. "Oiya Marvel kok nggak kesini yah? Apa benar benar dia nggak perduli sama Xia ya? Apa dia dirumah Dara Dara itu? Kalau iya, keterlaluan banget ga sih mas. Bagaimanapun Xia kan masih istrinya masak dibiarin gitu aja. Sekarang melawan maut sendirian! Tapi atau nggak tau ya? Emm nggak tau kali yang!!" Celoteh Nana dengan tampang mak maknya.

Dean yang mendengar itu diam diam mengepalkan tangannya menahan emosi, benar ucapan Nana, Marvel memang tak tau diuntung. Brengsek!! Istrinya sedang sakit dia tak sekalipun datang. Memang Dean tau jika Marvel tak datang karna dia dirumah sakit sejak kemaren. dan dia tak melihat Marvel sama sekali. Di kantor pun pria itu tak masuk. Apa sibuk bersama kekasihnya? Mungkin!  Kalau tidak tau tidak mungkin, atau memang benar benar tidak tau karna Marvel sama sekali tak perduli.

Hingga tak lama kemudian suara orang berlari ke arah mereka.

Dan ketika semua orang menoleh, mereka mendapati Marvel yang berlari kearah mereka dengan wajah yang begitu panik dan kacau.

Melihat itu, Dean langsung bangkit dari duduk dan menatap tajam Marvel yang berjalan ke arah nya.

"Gimana kea.... "

BUG!!!!

Dean menghantam rahang Marvel dengan kepalanya tangannya.

-----

SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang