bab 18.

2.6K 81 11
                                    

Xia merenggangkan tubuhnya yang terasa sakit terlebih dibagian perut, namun ketika dia merasa tempat yang dirabanya lebih empuk dari sofa yang dipakainya tadi malam diapun segera membuka mata dan terkejut ketika melihatnya dikamarnya, dia ingat betul jika setelah dari rumah sakit dia merasa tak enak badan dan langsung merebahkan diri disofa, tapi kenapa sekarang bisa diranjangnya.

Dia menoleh mendapati punggung Marvel didepannya ketika dia menoleh.

Apakah yang memindahkannya adalah Marvel semalam? Memikirkan kemungkinan itu membuat Xia tersenyum senyum sendiri.

Diapun segera bangkit mencuci muka, setelah dirasa lebih baik dia segera turun untuk menyiapkan sarapan meskipun sakit diperutnya sedikit masih terasa meskipun sudah mendapat suntikan imun tubuh.

Beberapa menit berlalu, semua masakannya sudah terhidang diatas meja tinggal menunggu Marvel turun, semoga saja kali ini dia bisa diajak sarapan bersama.

Suara tapak kaki beradu dengan lantai terdengar terburu buru membuat Xia segera menatap kearah tangga dimana Marvel tengah berlari.

" Mar.. ".

Belum sempat Xia melanjutkan kalimatnya marvel lebih dulu berjalan nyaris berlari seolah olah ada hal yang sangat penting hingga membuat Xia penasaran dan ikut merasa panik, terlihat jelas sekali jika ada raut khawatir didalam wajah suaminya tadi.

Diapun segera membuntuti Marvel mengabaikan dia yang masih bau masakan dan berkeringat.

Namun setelah beberapa saat membuntuti Marvel ternyata rute yang dituju adalah rumah Dara, dia sedikit penasaran gerangan apa yang terjadi dengan Dara hingga membuatnya memarkirkan mobilnya sedikit menjauh dan mendekat kearah rumah yang sering disinggahi suaminya itu.

Dia melihat lihat sekeliling, tak banyak tumbuhan bunga, hanya beberapa dan itupun tak terlalu cantik menurut Xia.

Ketika mengintip kedalam dia melihat Marvel tengah melihat lihat luka disiku dan juga lutut dara dengan wajah khawatir dan dara malah tertawa membuat Xia mendengus.

Yang Xia simpulkan Dara telah jatuh hingga membuat Marvel panik setengah mati.

Dia melihat lihat keseluruh rumah Xia yang tak terlalu lebar, cukup rapi untuk ukuran perempuan dengan beberapa lukisan klasik yang begitu kuno, dan hanya ada 3 sofa. Satu sofa panjang dan dua sofa pendek yang hanya muat satu orang dengan meja minimalis ditengahnya.

****

"Ya ampun aku kira kecelakaan apa? Kamu buat aku khawatir Dara." Mendengar ocehan Marvel, Dara malah tertawa terbahak bahak.

Tadi memang dia menelfon Marvel dengan nada yang begitu panik dan menangis, memang luka yang diperolehnya saat jatuh dikamar mandi hanya kecil namun ide jahilnya menuntunnya untuk menelfon Marvel dan akhirnya berhasil.

"Mas belum sarapan kan? Aku tadi udah sempet masak sebelum jatuh, jadi kita sarapan dulu yuk!"

Baru saja Dara akan bangkit Marvel segera menahannya.

"Kamu duduk disini aja, biar aku ambil sendiri, cukup tunjukin aja dimana letak semua alat makannya" sergah Marvel sembari beranjak, darapun tersenyum dan memberitahu dimana letak alat alat makan dan merekapun makan bersama.

Hal yang cukup sederhana namun begitu romantis dimata Xia yang begitu mendambakan suasana hangat saat dengan suaminya, namun naasnya sekalipun Marvel tak pernah menyentuh masakanya meskipun dibuat dengan susah payah sekalipun, Xia iri karnanya.

Tak tahan dengan adegan yang dilihatnya Xiapun segera berbalik dan pergi dengan membawa kekecewaan.

****

"Apa??" Xia yang masih rebahan diatas ranjang langsung terduduk ketika mendengar ucapan Nick ditelfon jika dia melihat Xia keluar dari rumah sakit kemaren malam.

'Jujur aja Xia, kamu sakit apa? Melihat reaksimu aku yakin kamu pasti nyembunyiin masalah serius ini dari keluarga kan?'

Xia mendengus, kenapa bisa dia tak menyadari jika ada orang yang dikenalnya mengetahui jika dia dirumah sakit sih, dia tidak bisa berbohong kan jika dia menemani saudara atau keluarga jika dia saja pulang sendiri dan membawa sekantong obat.

"Cuma kecapean Nick, gausah lebay deh loe"

'Ck bohong banget, tubuh kamu juga makin kurus, kamu sering telat makan kan?'

"Ya seingatnya aja sih" jawab Xia acuh dan kembali merebahkan dirinya diranjang.

Memang hari ini dia memutuskan libur karna badannya masih kurang enak, tidak lucu jika nanti dia dibutik tiba tiba saja pingsan, bisa runyam jika nanti keluarganya melihat.

'Ck, selalu begitu jangan keseringan diet xia, tubuh kamu udah kayak orang kurang gizi'

"Loe ngejek gue Nicko???"

Terdengar gelak tawa disebrang sana membuat Xia mendengus.

'Kamu lagi dimana?'

"Dirumah aja, capek ngapain cari uang mulu, kalau uang ga bisa bikin orang yang kita cintai mencintai kita balik!"

Cukup lama Nick terdiam namun kemudian dia tertawa menyadari satu hal "Kok jadi menonkolis gini, sejak kapan xia yang angkuh jadi suka mellow gini sih?" ejek Nick kembali.

"Ck, gatau gue sendiri heran" decak Xia menyadari kebodohanya barusan.

"Yaudah kalau gitu gue yang main kesana gimana?" tawar Nick kembali, rupanya pria itu tak kehilangan akal untuk menuntaskan rindunya dengan mantan kekasihnya itu.

Xia terdiam cukup lama, Marvel tak ada dirumah, kalaupun dirumahpun pria itu tak mungkin perduli, xia matipun dia mungkin tak akan perduli kecuali jika itu tentang Dara.

"Oke, bawa cemilan yang banyak!"

"Siap tuan puteri" sorak Nick dengan girang.

Xiapun segera mandi setidaknya jika nick menemuinya dia tidak bau masakan atau minyak goreng, kan kasian jika sudah jauh jauh kesini dihadapkan Xia yang kucel.

Beberapa saat kemudian ketika Xia sudah menunggu di ruang tengah Nicko datang dengan membawa 2 kresek makanan ringan dan 1 makanan berat membuat Xia memutar bola matanya malas melihat kelebayan Nick.

"Hallo calon istri!"

****

Maaf gays jika nggak sering update cerita ini, aku mau nuntasin cerita dont promise dulu difizzo, yuk intip ceritanya disana udah 40 bab lebih loh.

Tapi aku usahain ttep up cerita ini kok meskipun seminggu sekali.. 😁

SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang