bab 20.

4K 136 38
                                    

Setelah Nick pulang, Xia menyusul Marvel dalam kamar. Sebenarnya bukan keinginan Nick untuk segera pulang, dia tentu saja ingin menghabiskan waktu dengan Xia lebih lama kalau bisa seumur hidup lah. Tapi bagaimana lagi, Xia sendiri yang menyuruhnya pergi alhasil dia dengan tak rela pun harus pulang.

Xia masuk kamar bertepatan dengan Marvel yang juga keluar dari kamar mandi, dia menyernyit ketika Marvel menatapnya sedikit Sinis?.

Dia melihat jam memastikan jika ini baru jam 4 sore, tidak biasanya. Biasanya Marvel akan pulang jika sudah malam. Paling Minimal pulang jam 9 malam. Itupun dia tau karna memang sering membuntuti ketika Marvel pulang kerja.

"Tumben kok udah pulang?."

Marvel yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk melirik Xia singkat. "Kenapa? Keganggu acara kamu sama mantan kamu?, kenapa nggak dilanjutin aja. Lagipula saya juga mau pergi lagi kencan sama Dara."

Seketik Xia langsung mendatarkan wajahnya mendengar alasan Marvel pulang lebih awal, dia kira memang dia tak akan bertemu dara malam ini dan dia akan menghabiskan waktu sedikit lebih lama dengan suaminya itu tapi ternyata perasaannya salah.

"Kenapa sih harus Dara Dara dan Dara terus, aku ini istri kamu Marv." keluh Xia dengan wajah frustasi.

"Karna saya menikahi anda dengan terpaksa dan Dara yang anda magsud adalah kekasih saya sebelum anda datang."

"Kamu nggak bisa ngelupain Dara dan membangun rumah tangga yang sesungguhnya sama aku?."

Marvel yang selesai merapikan bajunya menatap Xia dengan dingin " Bukankah sudah saya bilang, sampai kapanpun Saya nggak akan menerima kamu sebagai istri saya."

Setelah mengatakan itu Marvel pergi meninggalkan Xia yang menatap punggung suaminya itu dengan sendu.

Xia menghela nafasnya sendu lalu meraih ponselnya untuk mengetikkan sesuatu disana.

Nick
Gue mau jalan jalan sama loe, loe jemput aja nanti jam 8.

Setelahnya Xia merebahkan tubuhnya dikasur, dia memejamkan matanya. Membayangkan bagaimana rasanya membangun rumah tangga dengan Marvel, orang yang dicintainya dengan bahagia ditambah dengan putra putri mungil diantara mereka pasti Xia akan merasa jadi orang yang paling beruntung didunia.

-----

Marvel berjalan dengan malas kedalam rumah Dara, ketika dia mengetuk pintu dilihatnya gadis itu sedikit terkejut dengan kehadirannya.

"Tumben udah rapi aja? Mau ngajak jalan jalan?." Goda Xia sembari berjalan mengekor Marvel yang telah masuk duluan.

Tanpa aba aba Marvel tiba tiba saja memeluk Dara dan menciumnya dengan bruntal menggebu membuat Dara terkejut bukan main, Sebelumnya Marvel tidak pernah seperti ini. Namun melihat Marvel sepertinya sedang kacau diapun menuruti nafsu kekasihnya itu.

Baju atasnya sudah turuh sepinggang dan Marvel kini tengah mengendus leher Dara membuat Dara mendesis antara geli dan nikmat. Darapun menuntun Marvel kedalam kamar karna merasakan nafsu kekasihnya semakin memuncak.

Ketika sampai dikamar Marvel langsung merebahkan Dara diatas ranjang dan kembali menciumi gadis itu hingga kemudian, dia membuka kancing baju Dara. Setelahnya Marvel meraba kancing belakang bra dibelakang punggung kekasihnya itu namun cukup kesulitan hingga membuat Dara yang mengerti segera menaikkan tubuhnya memudahkan Marvel untuk membuka kancing branya agar lebih mudah.

Hingga baru saja kancing branya terbuka suara dering ponsel Marvel disaku celananya membuatnya terkesiap dan segera berdiri, Marvel mengusap wajahnya beberapa kali seolah tersadar dengan apa yang dilakukanya barusan, dia segera memalingkan wajah dan membenahi kancing kemejanya sendiri lalu turun dari ranjang dan mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menelfonnya.

Setelah menghela nafas beberapa kali Marvel keluar dari kamar meninggalkan dara yang tersenyum sembari mengusap kissmark yang Marvel ciptakan, dia segera membenahi penampilannya dan akan menyusul Marvel kedepan.

Dalam hati merutuk siapa yang menelfon Marvel barusan, jika tidak ada panggilan itu mungkin dia dan Marvel sudah merengguk surga dunia. Membayangkan itu membuat bulu kuduk Dara berdiri, sudah lama dia dan Marvel tidak merasakan itu satu sama lain. Jujur saja dia merindukannya.

Setelah merasa penampilannya sudah rapi dia segera keruang tengah namun Marvel tidak ada disana. Dia mengecek kedepan dan mendapati Marvel tengah menelfon seseorang diapun segera kembali dan duduk menstabilkan detak jantungnya yang masih berdebar kencang. Mungkin jika nanti bertemu dengan Marvel dia akan begitu malu.

Dara tersenyum malu malu dan beberapa kali menutup wajahnya yang terasa terbakar dan memanas. Sungguh baru begitu saja sudah membuatnya bergetar bukan main, apalagi jika sampai dengan yang lain. Dia tak bisa membayangkanya.

Dia dan Marvel berbagi peluh, kenikmatan bersama, beberapa kali dalam sehari. Sungguh itu akan menjadi kegiatan yang paling menyenangkan. Terlebih jika nanti Marvel sudah resmi bercerai dan menikahinya. Mereka tak akan kucing kucingan seperti ini untuk hanya sekedar bertemu.

Dara tersenyum dalam hati, dia tak sabar untuk segera menjadi istri untuk Marvel nantinya.

Mengantarkannya untuk bekerja, dan menyambutnya saat pulang kerumah. Terlebih jika mereka sudah di karuniai seorang anak yang begitu cantik ataupun tampan, pasti hidupnya terasa begitu sangat sempurna sekali.

"Ahh Aku sudah nggak sabar!!" Peliknya dengan wajah di tutupi tangannya yang masih bergetar.

-----

Setelah melihat panggilan dari Xia Marvel segera mengangkatnya dan berjalan keluar, otaknya masih sedikit blank dan kurang fokus.

"Kenapa?." Tanya Marvel setelah menerima panggilan dari Xia.

"Kamu dimana?"

"Dirumah Dara."

"Pulangnya masih lama?."

Marvel menghela nafas. Detak jantungnya masih tak beraturan semoga saja Xia tak menyadarinya.

"Belum tau, ada apa emang?."

"Jangan malam malam."

Marvel menyernyit mendengar basa basi Xia yang terdengar sangat tidak penting sama sekali. Akhirnya diapun hanya berdehem dan memutuskan panggilan karna Xia tak kunjung berbicara kembali.

Setelah panggilan terputus Marvel menyugar rambutnya, mendadak kepalanya menjadi pening, jika bertemu dengan Dara mungkin saja dia akan malu nantinya.

----

Xia menatap ponselnya yang sudah gelap karna Marvel telah memutuskan panggilannya.

Dia menatap kedepan, sembari memegang pagar balkon dengan erat, entah mengapa perasaannya tidak enak dan memutuskan menelfon Marvel.

Dia merasa akan terjadi sesuatu tadi, ditambah suara Marvel yang sedikit ngos ngosan membuatnya semakin curiga, bayangan Marvel yang selesai bercinta dengan Dara berkecamuk dipikirannya membuat matanya tiba tiba saja berembun dan perih.

"Apa kamu sama Dara tengah melakukan itu Marv?" Gumamnya yang hilang tersapu angin sore.

Awalnya memang dia ingin membuntuti Marvel seperti biasanya namun dia merasa seperti tidak punya harga diri menguntit sepasang kekasih ditempat umum karna sebelumnya Marvel mengatakan jika ingin kencan, tentu saja itu akan menyakiti hatinya. Meskipun tingkah Marvel biasanya membuatnya sakit hati setidaknya dia akan menyimpannya sendiri dan tidak ada orang yang melihanya.

"Aku sebenarnya nggak mau nyerah, tapi aku rasa semua yang aku lakuin buat kamu nggak ada harga dirinya Marvel."

"Apakah aku harus berjuang sekali lagi?."

------

Tbc..

Hahay!!!

SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang