30. Ketidak perdulian Marvel.

2.1K 44 8
                                    

Kondisi Xia sudah agak membaik, meskipun masih sering jarang makan.

Kemaren dia di ajak dokter Erik untuk membantunya membelikan hadiah untuk keponakan nya. Awalnya Xia menolak, namun melihat wajah melas dokter Erik membuatnya dengan malas menemani dokter gizinya itu.

Alhasil Xiapun menemani dokter Erik, setelahnya dia malah dipaksa makan bersama pria itu. Xia yang memang sudah begitu akrab dengan dokter Erik tak canggung untuk sekedar menggeplak atau menampar pipi dokter Erik yang sering kali menggoda dan melemparkan candaan yang cukup lucu baginya.

Seperti saat ini, Xia yang tengah makan hampir saja tersedak ketika merasakan usapan lembut dari jari dokter Erik yang mendarat di pipinya.  Bukanya langsung menepis tangan dokter Erik, Xiapun ikut menggoda dengan menatap balik dokter Erik yang tengah menatapnya pula. Cukup lama keduanya bertatapan hingga tak lama kemudian terdengar grusak grusuk dari arah kanan mejanya. Memang berjarak 4 meja darinya hingga dia tak terlalu melihat.

Namun ketika melihat punggung sesorang pria yang sepertinya hendak menuju ke toilet dia mengenal punggung itu.

Seperti punggung suaminya.

Namun sepertinya bukan, karna untuk apa Marvel sore sore begini ke mall? Biasanya kan langsung ke kontrakan Dara.

Xiapun kembali makan begitu pula dengan dokter Erik yang sudah kembali biasa.

Setelah Xia pulang ke rumah, dia di buat keheranan ketika melihat mobil Marvel yang sudah ada di garasi. Ini baru pukul 7 tapi Marvel sudah ada dirumah. Tidak seperti biasanya.

Xiapun segera masuk ke dalam rumah, dan masuk kedalam kamarnya.

Saat membuka pintu, Marvel yang tengah berkutat dengan laptop di depannya hanya melihatnya sekilas, namun entah bagaimana Xia bisa melihat kilat marah di dalam tatapannya tadi. Tapi karna apa? Atau dia saja yang salah lihat.

"Udah makan?" tanya Xia basa basi, Marvel tak menjawab, bahkan pria itu sama sekali tak menatap kearahnya membuat Xia semakin heran, bukankah dia sama sekali tak berbuat salah. Bahkan terakhir hubungan keduanya agak membaik karna tadi pagi sudah sarapan bersama.

"Lagi apa sih, serius amat!" Xia mencoba abai dengan sikap acuh suaminya, dan malah ikut nimbrung setelah meletakkan tasnya di rak tas.

"Bisa pergi tidak? Anda menganggu saya!"

Xia dibuat semakin heran ketika melihat wajah Marvel yang begitu masam bahkan pria itu dengan agak kasar menepis tangan Xia yang bertengger di bahunya.

"Kenapa sih? Tadi pagi udah biasa aja. Aku buat salah apalagi Marvel?"

Marvel malah tersenyum miring melihat wajah pasrah Xia.

"Anda kira tadi pagi saya mau sarapan dengan anda saya sudah berbaik hati dan menerima? Itu karna Dara yang menyuruh. Agar memberikan  kesan yang baik saat nantinya udah pisah Xia. Jangan terlalu bahagia!" dengan kejamnya Marvel berkata demikian mambuat hati Xia semakin terluka.

Xiapun masuk ke dalam kamar mandi untuk menutupi air matanya yang nyaris tumpah.

Didalam kamar mandi, dia menangis tersedu, entah kapan Marvel bisa tulus dengannya. Bahkan bisa menerimanya, apa ini saatnya dia harus mundur dan menyerah.

Cukup lama dia merenung diapun keluar, dia juga selesai membersihkan diri.

Saat keluar dari kamar mandi dia sudah tak mendapati Marvel yang tadinya ada di atas ranjang, laptop yang tadinya ada diranjang pun sudah terlipat rapi di atas nakas. Hanya saja sang pemiliknya saja yang sudah tak ada.

Karna sudah lelah dengan aktifitasnya seharian ini ditambah sikap Marvel yang selalu tanpa perasaan membuatnya ingin langsung merebahkan diri saja di ranjang dan berharap bisa langsung tidur.

-----

Keesokan paginya Xia terbangun dan melihat Marvel tak ada di sampingnya, dia melihat jam yang ada di dinding kamarnya dan langsung menyernyit heran ketika jam baru saja menunjukan angka 6 pagi, harusnya Marvel masih ada di kamar meskipun sudah bersiap diri sekalipun. Karna biasanya Marvel akan bangun pukul set 6 dan berangkat pukul 7.

Saat dia turun ke bawah dia mendapati mbok Nah yang asik mempersiapkan sarapan seperti biasanya.

"Mbok, tadi suami saya sudah turun untuk sarapan?" tanya Xia setelah duduk di meja makan, namun saat melihat lihat makanan yang masih utuh bahkan masih mengepul membuatnya menyimpulkan sendiri jika Marvel tak sarapan.

"Dengan Marvel belum turun nyonya, sepertinya sejak tadi malam belum pulang!"

Xia yang tengah asik minum hampir saja tersedak mendengar ucapan mbok Nah barusan.

"Tadi malam suami saya keluar mbok?"

Meski sempat heran mengapa Xia tak mengetahui jika suaminya itu keluar dia hanya mengangguk.

"Iya non, den Marvel keluar. Dan sepertinya belum pulang pulang juga sampai sekarang!"

Mendengar itu mood Xia semakin tak enak, pikirannya menjadi yang tidak tidak. Apa Marvel menginap di rumah Dara? Dan menghabiskan malam dengan kekasihnya itu. Memikirkan itu membuat kepala Xia berdenyut dan dengan reflek memegangi kepalanya.

Mbok Nah yang melihat nonanya yang sepertinya kesakitan pun mendekat.

"Non Xia kenapa?" tanya mbok Nah sembari menatap khawatir Xia yang tengah meringis kesakitan.

"Bisa mbok anter saya ke kamar? Kepala saya pusing!" desis Xia dengan menekan kepalanya semakin keras berharap sakit dikepalanya hilang, belum lagi perutnya terasa terlilit. Mungkin efek belum sarapan karna seperti anjuran dokter Erik jika harusnya Xia tak boleh telat makan. Apalagi sarapan, itu sangatlah penting.

"Mau dipanggil kan dokter Non?" Mbok Nah semakin  khawatir saat melihat wajah pucat Xia yang semakin menjadi.

"Nggak usah mbok, cukup anter saya saja ke dalam kamar!" ujar Xia kembali.

Mbok Nah pun hanya bisa menurut dan membantu nonanya dengan menuntun tubuh Xia yang terasa lemas di tangannya. Beberapa kali sempat oleng karna saking lamasnya.

Bahkan mbok Nah sampai kewalahan, padahal sudah berpegangan dengan tepian besok pinggir tangga untuk menuntunya agar lebih mudah.

Namun akhirnya keduanya sampai di kamar dengan selamat, saat sudah menyentuh ranjang, Xia langsung merebahkan diri disana. Kini dia merasakan perutnya yang semakin perih.

"Mbok tolong ambilin saya obat yang ada di laci meja ya, sama segelas air putih!" perintah Xia yang langsung ditanggapi mbok Nah dengan cekatan.

Wanita paruh baya itupun mencari obat yang di katakan Xia barusan, dan langsung menemukan seplastik Obat yang awalnya membuat mbok Nah heran, obat apa itu apakah nonanya itu mempunyai sakit parah.

Namun lamunan itu terhenti ketika mendengar Xia meringis, diapun buru buru menyiapkan air putih dan membantu memberikannya pada Xia yang sudah lemas.

Selesai minum, kondisi Xia sudah agak mendingan, dia sudah tak lagi meringis kesakitan meskipun wajahnya masih agak pucat.

"Non Xia belum sarapan. Mau mbok siapin sarapan?"

Dengan masih memejamkan mata Xia menjawab. "Nanti aja mbok!"

Ternyata obat yang diminum Xia ada yang membuat untuk tidur, hingga membuat Xia mengantuk dan langsung tidur, mbok Nah yang memang masih setia di samping Xiapun langsung dengan sigap menyelimuti nonanya itu.

Hingga tak lama kemudian, suara pintu terbuka saat mbok Nah akan keluar.

"Eh mbok Nah!"

"Eh den Marvel," mbok Nah ikut terkejut melihat kedatangan Marvel yang tiba tiba.

Marvel melirik kearah Xia sejenak. Baru saja mbok Nah akan membuka suara untuk mengatakan kondisi Xia suara Marvel menghentikanya.

"Saya mau ambil tas kerja saya saja mbok!"

Setelah mengambil apa yang diperlukan Marvel pergi keluar kamar meninggalkan mbok Nah yang menatapnya sendu.

"Non Xia kasian sekali, suaminya sepertinya nggak perhatian!"

-----

Lanjutannya bisa di baca di KBM Dengan judul dan penulis yang sama. Disana udah tamat.

SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang