"CIE SUDAH DI UNBOXING!!"
"Apa yang di unboxing?" Tiba tiba saja Dean datang dari arah pintu, membuat Xia yang awalnya siap untuk membekap mulut rombeng nana percuma saja.
Dia menatap sang kakak yang masuk, dia heran ketika melihat kakaknya itu tak memakai pakaian kantor, setaunya ini bukan hari libur.
"Loe nggak ngantor?" Tanya Xia melihat kakaknya itu duduk di samping Nana.
Bukanya menjawab, Dean malah menatap Xia lekat? Bukan dia menatap warna merah merah di leher Xia yang amat dia kenal karna apa. Tiba tiba saja tatapannya mengarah pada Marvel dengan tajam membuat Marvel sedikit gugup namun kemudian beralih pada Xia kembali.
"Kalian habis ngapain?" Tanya Dean dengan tatapan introgasinya. Xia menatap kakaknya tak mengerti.
"Mass apaan sih, kayak nggak pernah aja. Bahkan mas ninggalin jejak bukan hanya di leher aku. Tapi sekujur tubuh aku, sampai sampai paginya aku sakit!" Ujar Nana dengan tak tau malunya, membuat Xia yang sadar arah pembicaraan kakak dan iparnya itu langsung menatap ke arah lehernya yang memang banyak sekali bercak merah merah yang begitu kentara. Kenapa dia tak sadar sama sekali, dan malah menggunakan daster rumahan yang memang begitu memperlihatkan leher dan lengannya yang ada beberapa juga bekas kecupan Marvel tadi pagi.
Buru buru Xia menatap Marvel dengan tatapan tajam, kenapa pria itu tidak memberi tahunya sih.
Karna kesal, Xia hendak pergi untuk berganti pakaian. Namun baru saja akan bangkit, tangannya di tahan oleh Nana.
"Mau kemana sih? Malu ya? Mau ganti baju? Udah nggak papa, jangan hiraukan kakak kamu, dia emang gitu orangnya," ujar Nana dengan wajah sengit menatap sang suami. Sedangkan Dean yang merasakan istrinya yang ceplas ceplos dan kelewat polos hanya bisa menghela nafas nya kasar.
Dengan sedikit malu, Xiapun kembali duduk.
"Xia kenapa kamu gampang banget sih maafin nih orang!" Dengus Dean dengan wajahnya yang masih kesal.
Xia berdehem singkat, dan melirik Marvel yang masih saja terdiam.
"Terserah Xia dong mas, mas apaan sih ikut campur sama rumah tangga orang. Bukanya bagus kan. Kalau mereka udah baikan." Cerocos Nana mewakili Xia.
"Na, kamu diem deh!!" Ujar Dean dengan nada agak meninggi, Nana yang mendengar suara tinggi suaminya hanye mendengus. Dan siap siap saja bumil itu akan menggambekkinya seharian.
"Nggak ada salahnya ngasih kesempatan kedua kan kak!" Balas Xia pada akhirnya. Terdengar agak malas memang, namun cukup membuat Marvel lega mendengarnya.
"Tapi Xi, kamu nggak inget apa yang selama ini dia lakuin beberapa bulan ini? Bahkan kamu sakit karna dia!" Kekeh dean tak mau kalah.
"Gue sakit bukan karna suami gue kak, tapi emang karna gue sendiri, gue yang egois dan berusaha dapetin yang gue mau dengan cara paksa. Padahal nggak semua hal yang gue inginin bisa kecapai!" Balas Xia kembali. Marvel takjub melihat sikap dewasa sang adik, begitupun Marvel yang menatap sang istri dengan bangga.
Pandangan Dean beralih menatap Marvel dengan tatapan datar.
"Kalau loe sakitin adik gue lagi, jangan kan bertemu. Tau kabarnya aja loe nggak akan bisa!" Ancam Dean dengan wajah sangarnya, membuat Marvel mengangguk dengan mantap.
Tanpa di duga Dean merengkuh bahu Marvel dan memeluknya dengan hangat, Marvel yang awalnya terkejut pun membalas pelukan hangat Dean.
"Sorry sikap gue selama ini kurang baik, sebenarnya loe temen yang baik bagi gue!" Ujar Dean sembari menepuk nepuk bahu Marvel dengan pelan.
"Gue juga minta maaf selama ini sikap gue yang kurang enak Yan!" Balas Marvel dengan legowo.
Xia dan Nana yang melihat itu merasa lega, dia ikut bahagia melihat dia sahabat itu kembali akur.
"Tolong jaga adek gue ya, dia emang egois, keras kepala dan kemauannya ingin di turuti, sekiranya loe nggak mampu. Bilang sama gue, gue yang akan bantu!" Ujar Dean dengan tulu sembari melepas pelukanya dan kembali menepuk bahu depan Marvel. Marvelpun mengangguk paham.
Setelahnya kondisi kembali santai, bahkan sesekali diselingi tawa ke empat orang tersebut, melihat tayangan yang mengocok perut.
Dirasa sudah sore Nana dan Deanpun memutuskan untuk pulang. Begitupun dengan Marvel maupun Xia yang kembali kedalam kamar.
"Nanti makan malam di luar yok Marv," ajak Xia, kini wanita itu tengah santai merebahkan diri di pangkuan suaminya itu dengan tangan Marvel yang mengelus lembut kening istrinya.
"Iya, nanti bilang sama mbok Nah kalau nggak usah masak," balas Marvel. Dan Xia mengangguk saja.
"Oiya, pinjam ponsel kamu dong, nama aku kamu namain apa sih!" Xia bangkit dari rebahannya dengan tangan menodong meminta ponsel Marvel.
Marvel tersenyum melihat tingkah Xia yang agak kekanak-kanakan, masalah nama saja di permasalahkan. Namun bukannya risih Marvel malah suka dengan sikap posesif istrinya itu, dia merasa dicintai sebegitu besarnya.
Diapun mencari cari ponselnya, hingga dia baru sadar ketika ponselnya tertinggal di mobil.
"Kayaknya ponselku sejak pulang tertinggi dimobil deh yang!" Kata Marvel setelah berhasil mengingat ponselnya tak dibawa masuk tadi pagi. "Kamu tunggu sini, biar aku amb dulu!" Ujar Marvel sembari beranjak dari ranjang dan berjalan menuju keluar.
Sesampainya di mobil, marvel mencari cari ponselnya yang tak ada didasbor depan. Seingatnya memang dia meninggalkanya di mobil, namun lupa di taruh dimana. Hingga diapun melihat benda yang berbentuk persegi itu ada di bawah dengan kondisi yang agak retak. Hingga dia mengingat sesuatu.
Marvel menghela nafas, dan berusaha mengkondisikan dirinya. Diapun segera mengambil ponsel itu dan melihat ada retakan di sana. Dia tau betul akan retak karna dia lah sendiri yang membanting benda itu.
Ketika akan dinyalakan, ponsel itu rupanya mati total. Sepertinya batrenya habis.
Diapun segera membawa ponsel itu menuju kamarnya, untuk di charger.
Sesampainya di kamar, dia mendapati Xia yang sedang asik bermain ponsel. Begitu melihat Marvel dengan wajah yang senang dan kembali meminta ponsel suaminya itu.
"Mana!" Ujar Xia dengan wajah lucunya, sejenak, Marvel melupakan masalahnya.
"Maaf sayang ponselnya mati, aku lupa charger kemaren!" Kata Marvel sembari memperlihatkan layarnya yang menghitam. Namun bukanya melihat itu, Xia malah salfok ketika melihat tangan Marvel yang agak memerah dan ponselnya yang retak seperti dibanting? Atau di genggam erat?
"Tangan kamu kenapa? Terus ponsel kamu kok bisa pecah gitu?" Tanya Xia menyuarakan rasa penasarannya.
Marvel terkejut ketika Xia menyadari ada luka di tangannya, namun dia berusaha biasa saja.
"Ponselku kemaren jatuh, tapi nggak papa kok. Ini cuma retak masih bisa di gunain,"
"Terus tangan kamu?" Ulang Xia ketika Marvel tak menjawab perihal tangannya yang agaknya terluka dengan benda tajam.
----
Lanjut di KBM kalau nggak sabar nunggu, cus di sana udah lengkap 😂😚
KAMU SEDANG MEMBACA
SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suami
Teen FictionAlexia Zarne Merchez, anak konglomet yang mencintai laki laki sekertatis kakaknya, Marvel Ardana. yang sudah mempunyai pacar yang sangat dicintai, Dara Anetta. Xia yang sangat mencintai Marvel membuat rencana licik dengan kekuasaan keluarganya memb...