47

1.1K 31 0
                                    

"Mau nenek siapin kamar sekarang? Kamu pasti capek, menginap kan?"

Marvel yang melihat nek Narti akan berlalu ke kamar yang biasa dia tempati saat menginap pun buru buru menyanggah.

"Eh nggak usah nek, emm saya mau langsung balik aja. Kerjaan masih banyak jadi nggak bisa di tinggal lama lama," tutur Marvel menjelaskan, wajah wanita tua itu tampak mengkerut tak suka.

"Nggak nginep? Biasanya juga kalau kesini nginep meskipun sibuk sekalipun" balas nek Narti dengan wajah agak judes, membuat Marvel merasa gak enak. Namun bagaimana lagi dia juga tak bisa meninggalkan Xia lebih lama lagi.

"Biasanya Dara lebih penting dari segalanya," tambah nek Narti lagi membuat Marvel semakin tak enak hati dan merasa agak gugup.

"Loh sudah sampai nak," suara kek Parto, kakek Dara yang berjalan dari arah kamarnya dengan langkah pelan.

Marvel segera menyakitinya dengan hormat. "Barusan kek, gimana keadaan kakek?". Tanya Marvel basa basi.

Kek Parto mengisyaratkan Marvel untuk duduk disampingnya, Marvelpun segera duduk disamping wanita tua itu. Sedangkan nek Narti sudah kedalam dapur mungkin menyiapkan minuman dan cemilan untuk Marvel.

"Ya gini, sudah tua maklum sakit sakitan. Kamaren mungkin kecapean aja. Kalau Kamu bagaimana keadaannya sudah beberapa bulan kamu nggak main kesini, kayaknya sibuk banget ya dikantor mu itu," ujar kek Parto dengan sesekali terbatuk. Maklum orang tua.

Memang Marvel lihat tubuh kek Parto lebih kurus dari sebelumnya, tulang tulang yang menempel di tubuhnya pun tampak kelihatan dibalut kulitnya yang sudah keriput.

"Iya kek, kantor banyak kerjaan jadi nggak sempet kesini."

"La nanti langsung balik apa nginep seperti biasanya?" tanya Kek Parto lagi. Marvel mengusap tengkuknya bingung, mengapa kedua orang tua itu hobby sekali membuatnya tak enak hati begini.

"Langsung balik kek, soalnya besok ada kerjaan yang penting dan nggak bisa ditinggal."

Marvel memejamkan mata siap mendapatkan dampretan lagi seperti tadi namun kali ini bukan ujaran tak suka yang kek Parto berikan. Melainkan usapan lembut dikepalanya.

"Yaudah nggak papa, yang penting jaga kesehatan tubuh kamu. Mumpung masih muda, kejar cita citamu sampai berhasil." tutur kakek Parto dengan nada lembut membuat Marvel tersentuh. Diapun membalas senyuman hangat yang pria tua itu berikan.

"Iya kek,"

Tak lama kemudian Nek Narti datang dengan sebuah nampan berisi dua gelas teh yang masih hangat karna terlihat mengepul di udara, juga cemilan pisang goreng yang sama hangatnya.

"Seharusnya nggak udah repot repot nek," ujar Marvel tak enak, namun nek Narti malah tak menanggapinya sama sekali dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua ke kamar yang sebelumnya Dara masukki.

"Mungkin nenekmu itu sedang capek jadi wajahnya nggak enak dilihat," canda kek Parto padahal tak ada raut capeknya sama sekali, tadi saja saat menyambutnya begitu sumringah, namun Marvel hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Oiya kalau kakek boleh tanya, kapan kamu akan menyeriusi cucu kakek satu satunya itu?" tanya kek Parto tiba tiba membuat Marvel yang baru saja menyeruput teh yang masih panas itu sontak tersedak dan sakitnya luar biasa karna seakan masuk kedalam hidung.

Buru buru dia meminum air putih yang memang sudah tersedia di meja dengan tergesa, meredakan rasa panas yang menjalar sampai ke tenggorokanya.

"Minumnya hati hati nak Marvel, masih panas kok," ujar kek Parto memperingati.

Namun Marvel tak membalas meski dalam hati dia sudah menggerutu,

"ini juga semua karna anda kek, kalau saja tidak bertanya begitu mungkin saya juga tidak sampai tersedak"

Marvel masih bingung harus menjawab apa, padahal dulu jika ke sini dia tak pernah dicerca dengan pertanyaan yang begitu horor itu, jika dulu mungkin dia akan senang hati menjawabnya secepatnya. Namun jika sekarang sudah beda lagi. Dia jelas saja tak akan menikahi Dara. Karna dia sendiri sudah menikah. Dan sangat mencintai istrinya itu.

"Jadi gimana nak Marvel? Kakek kira umur kamu dan Dara sudah siap untuk menikah. Jadi jika kamu meminta restu sekarang, kakek akan merestuinya." ujar kek Parto kembali, membuat Marvel semakin terdiam.

Dia ingin menjelaskan jika hubungan Dara dengannya sudah berakhir. Namun melihat kondisi kek Parto yang tidak stabil malah takutnya membuat sakit jantungnya kambuh. Dan itu sangat berbahaya.

"Kita belum kepikiran sampai sana kek, kita masih fokus meniti karir dulu." alibi Marvel membuat kek Parto yang mendengarnya menghela nafas.

"Kalau itu memang keputusan kalian kakek cuma bisa mendoakan yang terbaik buat kalian," ujar kek Parto mengerti, dan Marvel langsung bisa menghela nafas lega karna pria tua itu mau mengerti dengan alasannya meski dia melihat raut kecewa yang kek Parto perlihatkan.

Memang umur Dara yang sudah hampir 25 tahun dan dia yang akan menginjak 28 tahun memang sudah sangat pas jika menikah hanya saja dia memang tak bisa.

Sedangkan Dara dan nek Narti tengah berada di kamarnya.

Nek Narti mendapati Dara telungkup dikasurnya sejak tadi pun segera mengampirinya.

"Kamu kenapa ndok? Ada masalah? Kok Marvel juga nggak nginep? Biasanya juga nginep meskipun sehari dan sibuk," tanya nek Narti bertubi tubi membuat Dara yang tengah pusing menjadi geram karna pertanyaan neneknya yang begitu memuakkan.

"Bisa diem nggak nek, Dara lagi pusing, jangan ditambah pusing lagi," bentak Dara dengan cukup keras membuat nek Narti menghela nafas, jika sudah begini pasti sedang ada masalah.

Dia tak akan membiarkan cucunya itu sampai bersedih.

"Kenapa? Cerita sama nenek, kamu ada masalah sama Marvel?" tanya nek Narti kembali membuat Dara menghela nafas lelah dan membuang bantal yang dia pakai sebelumnya untuk menyembunyikan wajahnya.

Dia melihat kearah pintu kamarnya yang sudah neneknya tutup rapat. Memang kamarnya kedap suara jadi dia bisa dengan leluasa membesarkan volume suaranya jika pintu sudah tertutup rapat.

Dara duduk bersila menghadap sang nenek yang sepertinya sudah siap mendengarkan ceritanya.

"Sebenarnya aku dan mas Marvel udah putus nek,"

"APA??" Nek Narti sampai memekik saking terkejutnya, bagaimana bisa, jika dilihat dulu setiap kesini Marvel selalu memuja cucunya seakan tak ada wanita lain selain cucunya di dunia ini. Bagaimana bisa mereka putus.

"Bagaimana bisa nduk?" tanya mbok Narti kembali.

"Mas Marvel udah menikah nek," beritahu Dara kembali membuat nek Narti dua kali lipat terkejutnya seperti tadi.

"Kamu nggak bercanda kan nduk?" mbok Narti seakan menyuruh Dara untuk jujur, bahkan wanita itu itu sampai menggoyang goyangkan kedua lengan Dara agar cucunya itu berkata jujur.

"Beneran nek, mas Marvel udah nikah sama orang yang pernah mau nyelakain kakek dulu," tutur Dara menjelaskan "mas Marvel dipaksa nikah sama anak dari pemilik perusahaan yang mas Marvel dan akun tempati."

"Hah?"

-----


SI ANTAGONIS mengejar cinta sang suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang