Suatu hari di sebuah bar, terlihat seorang pemuda berambut hitam menangis dalam diam. Pemuda itu mabuk berat, terlihat dari wajahnya yang memerah akibat alkohol.
Pemuda itu bergumam dan mengumpat sambil menyebut nama kekasihnya. Kemudian pemuda itu bangun, dan mengambil gelas yang berisi alkohol. Lalu meminumnya.
Dia akan bersendawa sesekali. Penampilan pemuda itu sangat kacau, beruntung dalam ruangan tersebut hanya ada dirinya. Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar.
Seorang pria tua masuk ke dalam. Di belakang pria tersebut ada beberapa orang berbadan besar dengan pakaian serba hitam. Di sampingnya seorang pemuda memakai pakaian seragam bar.
Pemuda berambut hitam itu mendongak ketika mendengar suara pintu terbuka. Matanya yang sayu menatap pada pria tua tersebut. Dikarenakan efek dari alkohol pemuda itu bergumam menyebutkan nama kekasihnya.
Pemuda yang memakai seragam bar berkata. "Dia adalah orang yang memaksa untuk memakai ruangan anda padanya. Kami sudah beberapa kali menolak, tetapi pemuda itu keras kepala."
Pria tua itu tidak melirik atau pun menanggapi. Sebaliknya bertanya dingin. "Siapa dia?"
Pemuda berseragam bar menelan jakunnya. Lalu menjawab dengan takut. "Saya tidak tahu tuan. Pemuda itu mengatakan bahwa dia sedang mengalami sakit hati. Kemudian dia memaksa kami untuk memberikan ruangan ini padanya, dia ingin sendirian."
Pria tua itu mendengus dingin. Kemudian pria itu menghampiri pemuda. Ketika pria itu berjalan, dia terlihat seperti seorang model.
"Keluar." Pria itu berkata dingin. Menatap tanpa ekspresi pemuda berambut hitam.
Wajah pemuda itu kebingungan. Kemudian pemuda itu beranjak bangun dan mendekati pria tua itu. Secara mengejutkan pemuda memegang rahang pria tua itu sambil memanggil nama kekasihnya.
Semua orang yang menyaksikan itu menahan nafas. Mereka berpikir bahwa bosnya tidak akan membiarkan pemuda itu keluar dari sini dengan selamat.
Pria tua itu membulatkan matanya terkejut. Rahangnya mengeras, selama ini tidak ada yang pernah berani menyentuh dirinya. Tetapi pemuda ini ...
Terlebih yang membuatnya heran adalah dia hanya diam dan tidak menghindar.
"Kenapa kau berselingkuh dariku?" Suara pemuda itu terdengar serak dan sedih.
Pria tua itu mengerutkan alisnya, menatap bingung. Tetapi dia hanya diam dan tidak bersuara.
"Apa karena kau bosan denganku? Atau kau marah padaku karena kita tidak pernah berhubungan seks dan berciuman?" Pemuda itu mengelus rahang pihak lain dengan lembut. Air matanya kembali mengalir.
Pria tua itu semakin kebingungan. Wajahnya sedikit berubah saat melihat pemuda itu mengeluarkan air mata.
"Aku benar-benar menyukaimu tetapi kau ... " Pemuda itu tidak melanjutkan kata-katanya. Tetapi pemuda itu menatap wajah pria tua dengan mata sayu.
Pria tua itu menelan ludahnya. Melihat wajah pihak lain yang terlihat menggoda. Wajah memerah akibat alkohol, bibir mungil seperti buah cherry. Fitur wajah pemuda itu sangat indah.
Selama ini dia sudah menghadapi beberapa cobaan seperti ini, ketika ada yang berusaha menggodanya. Tetapi itu tidak mampu membuatnya tergoda. Sebaliknya pemuda ini, membuat sesuatu yang ada dalam dirinya terbangun.
Secara mengejutkan pemuda langsung menciumnya dengan pelan. Tetapi ciuman tersebut terasa kaku.
Wajah semua orang langsung berubah pucat melihat hal tersebut. Mereka benar-benar salut pada pemuda itu dengan berani melakukan hal seperti itu.
Pria tua itu hanya diam. Dia menarik sudut bibirnya saat merasakan pemuda berusaha untuk membuka paksa mulutnya.
Dalam hatinya berkata.
Sangat lucu. Ciumannya sangat kaku.
Pertahanan pria tua itu runtuh. Dia menarik pinggang pemuda itu agar menempel padanya. Pria tua itu segera membalas ciumannya lebih agresif.
Semua orang kembali terkejut. Mereka kemudian segera membalikkan badannya. Tidak ingin melihat adegan intim tersebut.
Lima menit kemudian. Ciuman mereka berakhir dengan meninggalkan saliva. Wajah pemuda itu pucat akibat kehabisan nafas. Dia menyandarkan kepalanya pada bahu lebar pihak lain dengan nafas memburu.
Tiba-tiba pria tua itu mengangkat bokong pihak lain dan menopangnya. Pemuda itu dengan refleks melingkarkan lengannya pada leher pihak lain dengan kepalanya bersandar pada bahu.
Pria tua itu berkata dingin. "Siapkan sebuah kamar mewah."
Pemuda berseragam bar yang masih mengalami syok berat. Tidak dengan cepat merespon perintahnya. Pria tua itu langsung menatap dingin.
Pemuda berseragam bar langsung tersadar. Dia dengan cepat mengangguk dan keluar dari ruangan tersebut untuk menyiapkan sebuah kamar.
Pria tua itu kembali menatap pemuda itu yang berada dalam gendongannya. Kemudian dia berbisik dengan suara rendah.
"Mulai sekarang kau milikku."
......
Pagi hari. Sinar mentari masuk ke dalam sebuah kamar yang cukup mewah melalui sela-sela jendela. Dalam kamar tersebut, terlihat seorang pemuda berambut hitam sedang tertidur.
Tidak lama kemudian. Mata pemuda itu terbuka secara perlahan. Hal yang pertama terlihat adalah langit kamar yang terasa asing baginya.
Kemudian dengan perlahan pemuda itu bangun sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing akibat pengaruh alkohol. Pemuda itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tersebut.
Dia terkejut melihat ruangan tersebut bukanlah kamar miliknya. Kemudian pemuda itu segera teringat sesuatu.
Bukankah dia semalam ada di bar? Kenapa bisa berada di sebuah kamar mewah?
Pemuda itu langsung mengecek keadaan tubuhnya. Wajahnya langsung berubah pucat saat melihat tubuhnya bertelanjang. Lalu dia mengangkat selimutnya, membeku ditempat.
Dia langsung kembali menutup selimutnya. Haruskah dia menangis begitu melihat tubuhnya di penuhi oleh tanda merah. Pikiran pemuda itu langsung kacau.
Pada saat pemuda itu terdiam. Tiba-tiba suara guyuran shower terdengar dari dalam kamar mandi. Dia langsung melirik pintu kamar mandi tersebut.
Dengan cepat pemuda itu menyibakkan selimutnya, dan beranjak. Dia memungut pakaian yang berserakan dan segera memakainya. Setelah itu, pemuda itu mengeluarkan sejumlah uang kertas dari dalam dompetnya.
Kemudian pemuda itu mengambil kertas dan pulpen untuk menulis. Setelah itu, dia menaruhnya diatas meja nakas di samping dompet pihak lain.
Pemuda itu langsung keluar dari kamar tersebut. Dia segera meninggalkan bar tersebut.
Sepuluh menit kemudian. Suasana hati pria tua itu sedikit lebih baik. Tetapi begitu dia keluar kamar mandi, wajahnya berubah. Dia mendengus dingin melihat pemuda itu sudah tidak ada.
Pria tua itu menghampiri meja nakas berniat untuk mengambil dompetnya. Tetapi mengerutkan alisnya melihat sejumlah uang dan secarik kertas.
Kemudian pria itu mengambilnya. Dia membaca kertas tersebut. Matanya menggelap. Rahangnya mengeras, dan wajahnya berubah dingin. Suasana hatinya menjadi buruk begitu dia membacanya.
Tulisan dari kertas tersebut adalah.
'Tuan saya hanya mempunyai uang sedikit. Saya berharap tuan menerimanya, lagi pula kenapa saya bisa tidur dengan anda. Saya bahkan tidak menyewa anda.'Pria tua itu meremas kertas tersebut. Kemudian dia menatap tajam uang itu. Pihak lain berpikir bahwa dirinya adalah seorang pekerja seks komersial.
Dia harus mencari pemuda itu sampai dapat. Setelah mendapatkan, pemuda harus diberikan sedikit pelajaran. Pria tua itu langsung menarik sudut bibirnya.
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kesalahan (Tamat)
Genç KurguSuatu hari Alden Godfrey menemukan kekasihnya bermain dengan orang lain dibelakang. Dengan perasaan sakit hati, pemuda itu pergi mengunjungi bar. Dia berpikir bahwa mengunjungi bar adalah yang terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran. Tetapi siapa...