Chapter 22
**************
Umpan dan SyaratSore harinya, mengingat semua orang akan segera pulang, sebagai menantu yang baik Jenna mencoba membantu Mba Eli memasak.
(Mba Eli: pembantu rumah keluarga Malverick)
Ia dengan semangat menuruni tangga berpikir untuk pertama kalinya ia akan memasak sebagai istri. "Aku harus mengesankan Theo bagaimana pun caranya" Ucapnya girang.
Ketika sampai di depan dapur yang luas itu dan Jenna mulai memasukinya, Bukannya hormat ataupun menyapa, tak ada seorang pun pembantu yang melirik Gadis itu. Awalnya Jenna mencoba memaklumi nya karena mungkin mereka sibuk, namun semua pemikiran itu musnah seketika saat Mba Eli mencemoohnya.
"Heh" Pekik wanita itu memutar bola matanya. "Jangan coba mencari muka disini,kami tidak akan menghormati mu"
Mendengar itu lantas Jenna bingung. Apa ia tidak berhak membantu atau datang kesana. "Baiklah Jenna...sabar... Ini bukan saatnya mencari masalah.." ucapnya dalam hati.
"Maafkan aku, aku benar benar tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin membuatkan makanan untuk Theo,apa itu tidak boleh?" Tanya Jenna masih dengan nada lembutnya.
Namun sekali lagi, tidak ada yang menjawab. Karna Tak ada pilihan lain, gadis itu hanya menghela nafas nya berat dan mulai melakukan apa yang ia inginkan. Dengan bahagia nya ia berencana untuk membuatkan pasta untuk sang suami sampai jam sudah menunjukkan pukul 18 dan Theo akan segera pulang.
Jenna tampak berpikir apa yang mungkin kurang di pasta nya, setelah memiringkan kepalanya berkali kali akhirnya ia mendapat ide untuk membuat hiasan dengan paprika.
"Eum Mba Eli? Bisakah kau memberitahu ku dimana paprika? Aku kesulitan menemukan nya" Kata Jenna ramah.
Wanita itu melirik sekilas dengan tatapan sombong nya. "Cari saja sendiri, itu bukan urusanku" Jawabnya sambil menata makanan dihadapan nya.
"Thukkkk!!!!" Suara keras ketika Jenna tiba tiba memukul meja dengan sendok ditangannya. Semua orang terkejut tak terkecuali Mba Eli yang menoleh dengan wajah kaget.
Perlahan Jenna yang sudah emosi mendekati wanita itu membuat semua pembantu lainnya berhenti bekerja untuk menyaksikannya.
"Aku bertanya baik baik kenapa kau menjawab seperti itu?" Tanya Jenna dengan penuh penekanan disetiap kata.
"K-kan sudah kubilang, kau itu bukan siapa siapa dirumah ini. Jadi aku tidak mau melayan-"
"Kata siapa??" Tanya Jenna lagi.
Eli menelan ludahnya karna gugup dengan tatapan Jenna yang dalam padanya.
"Aku adalah menantu dirumah ini dan kau hanya pembantu. Apa pantas kau bersikap seperti ini?"
Eli semakin takut karena tidak tau harus menjawab apa, ia kemudian mundur selangkah karena tak tahan dengan intimidasi yang dilakukan menantu keluarga Malverick ini.
"Aku tidak membenci mu, tapi jika kau mengulangi hal ini aku ragu bisa memaafkan mu. Coba pikirkan, siapa yang akan Theo dengarkan, aku atau kau?"
Dengan cepat Eli mengangguk berkali kali, sorot matanya bahkan memudar karena ketakutan yang ia alami saat itu.
"Baiklah sekarang kata kan dimana paprika?"
*Dari sini kelihatan ya kalau Jenna sebenarnya memiliki sifat lain yang ia sembunyikan
******
Sementara itu, Azura masih berada di kantor nya. Ia berkali kali menguap karena biasanya jam segini ia sudah pulang. Walau begitu Gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyerah. "Aku harus bekerja lebih giat supaya ayah mau menyerahkan perusahaan ini padaku secepatnya" Ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brown eye
Mystery / ThrillerDunia baik baik saja Tapi tidak dengan duniaku... Memiliki wajah yang serupa dengan pembunuh adalah salah ku. "Kau boleh membenciku, memaki ku atau menyumpahi ku seumur hidup mu,tapi satu hal yang inginku katakan. Perasaan ku itu tulus" -Theo Malver...