Chapter 23
*************
Kegelisahan"Apa ada seseorang disana?" Pikir Jenna menatap Viviane yang tampaknya panik.
"Tidak mungkin!! Kak Theo kan sudah pergi"
"Lalu suara nya? "
"Bisa saja terhempas angin kan, jendela kamarnya selalu terbuka soalnya"
"Apa itu mungkin?"
"Iya kak!! Untuk apa berpikir yang tidak perlu,nanti juga ada bi Eli yang membersihkan nya. Perutku sudah tidak sabar mencicipi makanan buatan kakak" Rengek Viviane sambil menarik tangan Jenna menjauh
Dari dalam kamar Jane dapat mendengar semuanya,begitu langkah kaki kedua gadis itu menjauh, Jane langsung bernafas lega. "Hampir saja!!" Ujarnya sembari cepat cepat mengunci pintu tersebut.
"Bagaimana bisa Theo pergi tanpa menguncinya" Jane menggerutu. "Kalau Viviane tidak ada tadi, entah bencana apa yang datang, Dasar pria ceroboh"
******
"Kau mau kemana Tuan?" Tanya Jay melihat Juna yang sedang memasang atribut pada seragam nya.
"Komisaris meminta ku untuk datang, jadi aku harus tampil sempurna kan" Jawab pria itu tanpa menoleh.
Jay mengangguk mengiyakan lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Ia menghela nafas seolah memiliki beban yang berat. Melihat hal itu tentu saja Juna heran, dimana Jay yang ceria hari ini?
"Kau baik baik saja?" Tanya sang detektif.
"Entahlah... mungkin tidak" Jawab Jay dengan nada malas.
"Astaga ada apa ini? Biasanya seberat apapun beban saat menangani kasus,kau tidak pernah murung seperti ini"
"Kau tau Tuan? Kau akan terlambat jika aku menceritakan nya. Lebih baik kau pergi sekarang"
"Baiklah! Tapi nanti aku benar benar harus mendengar nya okey??"
Jay memutar bola matanya malas, ia bangun dari sofa lalu mendorong seniornya itu untuk keluar dengan cepat.
Saat Juna sudah berada diluar pintu ruangan tersebut, Sang detektif berbalik. "Apa kau mendengar ucapan ku Jay? Kau harus mengatakan nya nant-"BRAKKK!!!!
Jay menutup pintu dengan keras membuat Juna yang berada di sisi lainnya mematung kaget. "Aishh ada apa dengan anak itu" Ucap Sang detektif lalu pergi dari sana.
"Saya letnan kolonel Juna Sagara memberi hormat pak!!!" Tegas Juna ketika menghadap komisaris di ruangan nya.
"Saat ini kau pasti tau kan alasan ku memanggilmu kesini?"
Disitu Juna agak berpikir karena sebenarnya dia tidak tau apa apa.
"Siap!! Belum pak!!" Tegas Juna lagi.
Mendengar itu pak komisaris terkekeh kecil. Ia menoleh kebelakang dan menyuruh seseorang untuk masuk. Langkah kaki terdengar namun Juna tidak melihatnya, ia tetap berdiri tegap menghadap sang komisaris karena itulah etika bawahan terhadap atasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brown eye
Mystery / ThrillerDunia baik baik saja Tapi tidak dengan duniaku... Memiliki wajah yang serupa dengan pembunuh adalah salah ku. "Kau boleh membenciku, memaki ku atau menyumpahi ku seumur hidup mu,tapi satu hal yang inginku katakan. Perasaan ku itu tulus" -Theo Malver...