8. Dream

949 179 18
                                    

Keesokan hari nya, dokter syaraf yang akan memberi Rio terapy pun datang, menjemput pasien nya.

"Selamat pagi"

"Selamat pagi dok" sambut Yoona.

"Kenalkan saya Kim Jennie, dokter yang akan membantu terapy tuan muda Rio"

"Saya Yoona, panggil dia Rio saja" balas Yoona tersenyum antusias, sedangkan sang pasien tengah di bantu sang ayah untuk duduk di kursi roda nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saya Yoona, panggil dia Rio saja" balas Yoona tersenyum antusias, sedangkan sang pasien tengah di bantu sang ayah untuk duduk di kursi roda nya.

"Baik nyonya Choi, saya datang untuk menjemput nya" lanjut Jennie

"Baiklah, mari dok"

"Rio, oppa, kenalkan ini dokter yang akan membantu putra kita" kata Yoona.

"Rio"

"Siwon" mereka berkenalan.

"Sudah siap?" Tanya Jennie, Rio mengangguk tanpa ekspresi, Siwon kemudian mendorong kursi roda Rio menuju ke ruang terapy, bersama Yoona, ia menemani sambil memberi dukungan agar Rio bersemangat sembuh, untuk awal terapy, Rio hanya mendapatkan stimulasi rangsangan pada titik-titik syaraf tertentu, meski lemah, tapi ia menunjukan reaksi nya

Yoona dan Siwon pun saling bertatapan dan berbagi senyum bahagia, dengan reaksi spontan Rio yang berarti syaraf nya tak sepenuh nya mati, saking bahagia nya, Yoona mau pun Siwon jadi lupa untuk menanyak perihal igauan sang putra semalam.

Di tempat lain, Rose sudah mulai berani keluar rumah, dengan wajah sedih nya, yang masih berduka atas kepergian Jisoo, setiap kali ia keluar, tempat yang ia tuju adalah makam Jisoo.

"Oppa" Rose duduk disamping makam Jisoo, tanpa beralaskan apa-apa.

"Aku merindukan mu" ucap nya lirih.

"Kini aku tak bisa memeluk mu lagi jika aku merindukan mu, aku tak bisa mendengar tawa mu yang begitu sabar padahal aku membuat mu nyaris tak bisa bernafas saking erat nya" lanjut Rose, ia kembali meneteskan air mata nya.

"Tiga tahun bukan lah waktu yang sebentar oppa, melupakan mu butuh perjuangan" isak nya.

"Maafkan aku jika masih belum bisa menerima kepergian mu" air mata Rose kian deras mengalir.

Biasanya, setelah puas berbicara dengan nisan sang kekasih, Rose baru akan pulang, tak sengaja ia berpapasan dengan sang ayah.

"Rosie"

"Appa" Rose menghentikan langkah nya.

"Ayo pulang dengan appa" ajak Seojoon, yang pulang dan pergi bekerja dengan motor nya.

Di rumah sakit, Rio kembali mengigaukan nama yang sama, sudah lima malam ini, dan ini yang kedua kali nya Yoona memergoki nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah sakit, Rio kembali mengigaukan nama yang sama, sudah lima malam ini, dan ini yang kedua kali nya Yoona memergoki nya.

Pagi nya, ia menyuapi Rio sarapan sebelum mulai terapy.

"Sayang"

"Ya eomma?" Rio menatap wajah sang ibu.

"Siapa Chaeyoung?" Tanya Yoona, Rio terkejut.

"Eomma kenal dia?" Rio malah balik bertanya.

"Tidak, itulah kenapa eomma bertanya pada mu"

"Lalu eomma tahu dari mana nama itu?"

"Karena kamu menyebut nya dalam tidur mu"

"Jadi. . ."

"Iya, kamu mengigaukan nama itu"

"Rio juga tidak tahu eomma, gadis itu selalu muncul dalam mimpi Rio, dia tersenyum lalu berkata, hi nama ku Chaeyoung" cerita Rio.

"Seperti apa wajah nya?"

"Samar eomma, Rio tidak ingat"

Akhir nya Rio pun diperbolehkan pulang, seluruh staff, dokter dan perawat yang pernah menangani Rio pun ikut mengantar sampai ke lobby.

"Semangat Rio, dan cepat lah pulih" ucap mereka

"Terima kasih, terima kasih" balas Rio melambaikan tangan kanan nya dari dalam mobil sang ayah.

Sebagai ibu rumah tangga dan istri dari pengusaha kaya, Yoona tentu tak memiliki kesibukan di rumah nya selain memasak, sebab yang lain sudah ada asisten yang mengerjakan nya, dan Rio masih harus menjalani terapi ke rumah sakit, sang ibu lah yang akan mengantar nya, Yoona nampak menyisir rambut panjang Rio yang setengah basah setelah mandi, dia sudah duduk manis diatas kursi roda nya.

"Rio mau potong rambut eomma, tidak enak panjang begini" pinta nya.

"Okey, nanti kita bicara pada appa" jawab Yoona, ia juga menyuapi Rio sarapan sebab tangan nya masih lemah dan akan berantakan nanti, tapi selain makan dan minum, orang tua Rio membiarkan nya beraktivitas dengan tangan nya sendiri, seperti memegang remot tv dan lain-lain.

"Terima kasih eomma" ucap Rio dengan senyum tulus nya setiap kali sang ibu berhasil memindahkan nya dari kursi roda ke dalam mobil atau sebalik nya sendirian, padahal susah sebab badan Rio yang tinggi besar.

Mereka pun tiba di rumah sakit.

"Selamat pagi dokter Kim" sapa Yoona

"Selamat pagi nyonya Choi" balas nya.

"Pagi Rio"

"Pagi dokter" Rio seperti nya mulai terbiasa dengan Jennie karena setiap hari mereka bertemu.

"Sudah siap untuk hari ini?"

"Siap dok"

Jennie membantu Yoona untuk memindahkan Rio ke atas bangsal khusus, setiap sesi akan dilakukan selama dua jam, dan beristirahat semau Rio sebab dia yang menjalani.

Sepulang dari rumah sakit, Rio nampak melamun di dalam mobil sang eomma.

"Hey, mau beli sesuatu?" Tanya Yoona untuk membuyarkan lamunan sang putra, Rio menoleh pada sang ibu.

"Tidak eomma, kita langsung pulang saja" jawab nya tersenyum paksa.

"Kenapa melamun? Masih memimpikan gadis itu?" Selidik sang ibu

"Iya eomma, Rio penasaran siapa dia?"

"Itu hanya mimpi, jangan terlalu dipikirkan, fokuslah pada terapi mu dulu, setelah sembuh nanti, kita cari dia siapa" hibur sang eomma, Rio pun hanya membalas ucapan Yoona dengan senyuman.

"Itu hanya mimpi, jangan terlalu dipikirkan, fokuslah pada terapi mu dulu, setelah sembuh nanti, kita cari dia siapa" hibur sang eomma, Rio pun hanya membalas ucapan Yoona dengan senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eomma sudah menghubungi appa, nanti appa yang akan memotong sendiri rambut mu, tidak masalah kan?" Tanya Yoona.

"Ya eomma, yang penting tidak sepanjang ini" jawab Rio.

Setiap hari minggu terapi Rio libur, jadi hari ini sang ayah akan memotong rambut nya, Rio duduk di kursi roda nya, di halaman belakang rumah orang tua nya, sambil bertelanjang dada, sang ayah sudah bersiap dengan alat potong rambut dan gunting nya, Yoona menatap kedua pria nya itu, atau lebih fokus ke Rio, terutama di dada nya yang terdapat luka bekas operasi nya beberapa minggu yang lalu.

"Terima kasih Tuhan, telah mengembalikan harta ku yang paling berharga" batin Yoona terharu menatap Rio yang tengah dipotong rambut nya oleh sang ayah.

#TBC

Heart BeatsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang