Rio memasuki lobby kantor, bertepatan dengan Jihoon yang juga baru datang, pegawai nya itu pun menyapa.
"Pagi hyung"
"Pagi juga Jihoonie" mereka lalu berjalan beriringan.
"Selamat pagi sajangnim, hari ini pusat mengadakan rapat mendadak" beritahu sang sekertaris pada Rio, Jihoon terkejut.
"Sajangnim?" Ulang nya tak percaya, Rio hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu nya, tapi Jihoon langsung mundur, ia tentu nerasa sungkan dan hormat pada Rio yang ternyata adalah pemimpin di tempat ia bekerja.
"Hey, aku hyung mu" protes Rio.
"Tapi hyung, maksud ku sajangnim. . ." Gugup Jihoon takut karena ada pegawai yang lain
"Kamu bisa tetap memanggil ku hyung, aku tak keberatan" ucap Rio, Jihoon pun semakin kagum dengan sikap Rio yang begitu rendah hati, tak pernah menunjukan bahwa pimpinan teratas diperusahaan ini adalah diri nya, Rio meraih bahu Jihoon lalu mengajak nya berjalan lagi menuju ke divisi masing-masing.
Rio bersiap menuju ke kantor pusat untuk melakukan meeting bersama sang ayah, Siwon, ia berangkat bersama sang sekertaris.
"Appa bangga dengan mu, perusahaan menunjukan perkembangan nya dibawah kepemimpinan mu boy" puji sang ayah.
"Bukan karena Rio, appa, tapi karena bantuan mereka juga" balas sang putra.
"Itulah pemimpin yang sebenar nya" puji Siwon lagi karena Rio mampu menghargai kerja keras pegawai nya.
"Makan siang dengan appa ya?"
"Maaf appa, Rio ada janji dengan yang lain" tolak nya
"Dengan siapa? Yeoja kan?"
"Bukan, wanita ku hanya satu appa, dan dia akan Rio perjuangkan" balas nya membuat sang ayah terkekeh lucu.
Rio tak langsung pulang, tapi ia ke caffe tempat Rose bekerja lebih dahulu, bersama sang sekertaris.
Deg
Rose terdiam menatap Rio masuk bersama seorang wanita ke caffe nya, ia nampak gugup dan gelisah karena yang lain sibuk dengan pelanggan, otomatis Rio pasti akan menghampiri nya.
"Vanilla latte dan bagel bacon" pesan Rio
"Baik tuan" Rose kembali berubah seperti awal pertemuan mereka dulu.
"Ada lagi?"
"Kamu tahu minuman kesukaan Jihoon?" Tanya Rio, Rose langsung dengan sigap membuatkan mochacino untuk Jihoon
"Tambahkan bagel original nya satu" imbuh Rio.
"Sohee-yaa, kamu mau minum apa?" Tanya Rio pada sekertaris nya itu.
"Ice americano" jawab Sohee, Rose pun melirik wanita itu dengan side eyes nya yang tajam.
"Ada lagi?" Tanya Rio sambil menatap Sohee
"Donat strawberry"
"Jadi berapa total nya?" Tanya Rio pada Rose, setelah membayar, pemuda itu menenteng sendiri minuman dan makanan yang dipesan nya tadi, keluar dari caffe bersama Sohee, Rose menghela nafas, tubuh nya gemetar hebat, ingin rasa nya dia menangis sekarang.
"Apa tidak bahaya jika dia bepergian dengan wanita secantik dan seseksi itu?" Gumam Joy melihat Rio pergi, Rose tak menjawab, ia buru-buru berlari ke belakang dengan wajah sedih nya.
Rio tiba di kantor, dia langsung menemui Jihoon di belakang pantry, untuk menikmati bagel dan latte nya.
"Ini untuk mu"
"Wah, terima kasih banyak hyung" padahal Jihoon sudah makan.
"Hyung tahu dari mana minuman kesukaan Jihoon?"
"Aku membeli di caffe tempat Rose bekerja, jadi aku bertanya pada nya" jawab Rio sambil memakan bagel nya.
"Hyung menemui nya?"
"Ya, karena hyung sangat merindukan nya"
"Itu alasan hyung membeli minuman dan bagel ini?" Tebak Jihoon, Rio hanya tertawa.
Sepulang dari kantor, Rio mengantar Jihoon seperti biasa, tapi ia tidak turun karena sudah janji akan makan malam di rumah.
"Noona" kaget Jihoon melihat Rose sudah membantu sang eomma memasak makan malam.
"Jihoonie" sapa Rose
"Dimana Rio?" Tanya Sandara karena Jihoon hanya sendirian.
"Hyung sudah pulang eomma, dia tidak turun karena akan makan malam bersama keluarga nya" jawab Jihoon, Rose tak menyangka akan kedekatan keluarga Kim dengan Rio.
"Yess, Winter aman malam ini" girang si bungsu yang membuat Rose heran.
"Mandilah, setelah itu kita makan malam" kata Sandara.
"Ya eomma"
Setelah nya, keluarga Kim pun makan malam bersama Rose, Winter nampak melahap dengan terburu-buru.
"Astaga Winter, Rio oppa tidak ada, pelan-pelan saja makan nya" tegur sang ibu
"Lupa eomma" balas Winter tersenyum lucu
Jihoon duduk di depan toko nya sambil meminum segelas jus dingin kemasan, Rose pun menyusul nya setelah selesai membantu Sandara mencuci bekas makan malam mereka, gadis itu terlihat ragu, untuk memberanikan diri bertanya.
"Rio sering kemari?" Tanya Rose
"Setiap hari noona, dia mengantar ku pulang"
"Kalian sedekat itu?"
"Yaa, kami sekantor"
"Tadi siang dia datang ke caffe ku, membeli minuman untuk mu, bersama seorang yeoja, apa itu kekasih baru nya?" Selidik Rose penasaran, Jihoon tersenyum lucu.
"Noona cemburu?"
"Tidak, dia sudah bukan kekasih ku lagi, dan aku tak benar-benar mencintai nya selama ini, semua karena. . ." Ucapan Rose terputus, ia takut Jihoon tahu tentang donor jantung itu.
"Noona benar-benar mencintai nya, bukan karena jantung Jisoo hyung" Rose terbelalak kaget.
"Kamu tahu tentang donor itu?"
"Ya, Rio hyung yang mengatakan nya pada ku, mereka dua orang yang berbeda noona, Jisoo hyung adalah sosok yang yang dewasa, dan sabar, sebalik nya, Rio hyung itu adalah sosok yang lugu dan polos, serta jahil, apa noona tidak memperhatikan itu selama ini?" Tanya Jihoon, Rose terdiam, memikirkan kata-kata Jihoon tadi.
Rose pun gelisah, memikirkan perasaan nya, dan yeoja yang bersama Rio tadi.
"Apa aku cemburu?" Batin nya bertanya.
#TBC