Keesokan hari nya, Rio keluar lagi dari kantor sang ayah, pergi berjalan kaki mencari caffe shop lain, sebab ia ingin membuktikan jika latte di tempat kemarin seperti nya ada yang salah, ia menyeberang jalan menuju ke tempat yang tak jauh dari caffe Rose.
"Pesan apa tuan?" Tanya sang pelayan.
"Vanilla latte satu" jawab Rio
"Ada yang lain?"
"Itu saja"
"Baiklah"
Rio menunggu, ia merasakan jantung nya biasa saja.
"Mungkin karena aku belum meminum nya" batin Rio.
"Ini tuan 5600 ₩on"
"Terima kasih" Rio nenerima pesanan nya lalu duduk sejenak, untuk menikmati minuman nya.
Rio mengerutkan kening setelah menyesap latte nya.
"Rasa nya hambar" batin nya kesal sebab minuman nya tidak lebih enak dari caffe sebelah, Rio pun pergi meninggalkan caffe itu dan membuang sisa minuman nya.
"Bukan minuman nya" batin Rio berjalan menuju ke caffe sebelah, ia berhenti menatap bangunan di depan nya itu, jantung mulai berdetak sedikit lebih cepat, ia pun balik arah, melewati nya, dan jantung nya kembali seperti semula, Rio terbengong sendiri, seperti orang bodoh, ia kembali ke caffe, dan Rose berdiri disana, berangsur jantung nya kembali berdetak sedikit lebih cepat.
"Aneh" gumam Rio, ia pun nekad melanjutkan langkah nya memasuki caffe, dan detak jantung nya pun berdenyut lebih cepat daripada saat diluar tadi, tapi ia berusaha tetap tenang.
"Satu vanilla latte dan bagel original" pesan nya pada Jaehyun, tak jauh dari nya, Rose tampak celingukan mencari keberadaan Rio.
"Chaeyoung-aah" panggil Joy
"Ya?" Jawab nya
Spontan Rio menoleh mendengar nama gadis yang selama ini selalu ia impikan, dan tatapan nya jatuh pada Rose yang juga tengah menatap nya.