34. Hormon Oksitosin

1.1K 212 46
                                    

Rose pulang dari rumah keluarga Kim dengan penuh tanya, Jihoon tak memberi nya jawaban siapa gadis yang bersama Rio tadi, dan dia malu untuk kembali bertanya.

Sedangkan Rio, dia sudah menunggu Rose di depan rumah gadis itu, dan akhir nya yang ia nanti kan pun tiba, Rose melangkah tak bersemangat memasuki pekarangan nya.

"Rosie" panggil Rio, gadis itu terkejut, ia menoleh dan melihat sosok Rio tersenyum manis pada nya.

"Rosie" panggil Rio, gadis itu terkejut, ia menoleh dan melihat sosok Rio tersenyum manis pada nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku ingin bicara pada mu" kata Rio, tapi Rose acuh.

"Aku mencintai mu Rose, dan ini bukan karena jantung nya Jisoo"

"Oppa bisa membuktikan nya?"

"Tentu, siapa yang lebih dahulu mencintai ku?"

"Ya memang aku, tapi itu karena jantung Jisoo oppa yang terkoneksi dengan jantung ku"

"Tidak, itu karena kamu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan ku, sebab kita sama-sama tidak tahu jika jantung Jisoo ada pada ku"

"Dan juga, jantung berdetak cepat karena hati kita berdesir saat merasakan jatuh cinta yang dipicu oleh hormon oksitosin dan itu tidak ada hubungan nya dengan jantung siapa" jelas Rio.

"Nyawa seseorang memang si jantung, tapi ketika dia sudah meninggal, perasaan yang tumbuh pada si penerima donor jantung nya yang baru itu murni, tidak ada pengaruh dari yang sebelum nya, bagaimana jika yang menerima donor adalah yeoja? Apa lah kamu juga akan jatuh cinta pada nya?"

"Pikirkan Rose, coba ingat pertemuan awal kita dulu"

"Aku masih sangat ingat, jantungku memang akan selalu berulah setiap kali akan bertemu dengan mu, dan aku sudah membuktikan itu" elak Rose

"Bagaimana kalau itu adalah takdir? cara Tuhan mempertemukan kita, dan ternyata kita berjodoh?" Ucap Rio, sedangkan dari dalam, Seojoon dan Minyoung mengintip melalui jendela, setelah mendengar suara dari luar.

"Wah, Rio sang pejuang, dia akhir nya datang untuk meyakinkan putri kita" gumam Seojoon.

"Lalu untuk apa kamu meyakinkan ku tentang cinta jika kamu saja sudah mempunyai yeoja lain?" Tanya Rose sambil membuang muka nya dari Rio.

"Lalu untuk apa kamu meyakinkan ku tentang cinta jika kamu saja sudah mempunyai yeoja lain?" Tanya Rose sambil membuang muka nya dari Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Putri kita lucu sekali saat sedang cemburu" kekeh Minyoung.

"Seperti mantan ku yang dulu?"balas Seojoon, sang istri langsung menatap nya tajam.

"Mantan yang mana maksud oppa?" Kesal Minyoung

"Mantan kekasih yang kini jadi istri ku tentu nya" jawab Seojoon yang sengaja ingin menjahili sang istri.

Rose meninggalkan Rio di luar begitu saja, ia langsung membuka pintu dan membuat kedua orang tua nya terkejut, tapi kemudian pura-pura tak tahu apa yang terjadi, Rose melirik ayah dan ibu nya, kemudian memasuki kamar, sedangkan Rio, ia menghela nafas putus asa, sebelum pulang ke rumah nya.

Rose berbaring diatas kasur, bayangan tentang ia dan Rio dulu berkutat di kepala nya, bagaimana ia bertemu pertama kali nya dengan Rio, lucu nya tingkah Rio yang lugu dan polos, dan betapa pria itu sangat mencintai nya sekarang, terbukti meski Rose menyakiti dan membohongi nya, Rio tetap berjuang agar tak ditinggalkan, Rose menghela nafas, ia tak sabar menunggu hari esok karena ia ingin bercerita pada Joy, lelah memikirkan masa lalu nya dengan Rio, Rose pun akhir nya tertidur.

Keesokan hari nya, ia berangkat bekerja seperti biasa, dengan raut wajah sendu.

Rose mengusap peluh nya, caffe ramai hari ini, jadi ia tak sempat untuk sekedar mengobrol dengan Joy, karena sahabat nya itu juga sedang sibuk melayani pembeli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose mengusap peluh nya, caffe ramai hari ini, jadi ia tak sempat untuk sekedar mengobrol dengan Joy, karena sahabat nya itu juga sedang sibuk melayani pembeli.

"Satu Vanilla latte dan bagel bacon" pesan nya, Rose spontan mendongak menatap sang pemesan.

"Baik, tunggu sebentar" suara Rose terdengar gugup, mengenali siapa gadus yang memesan menu favorit Rio itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik, tunggu sebentar" suara Rose terdengar gugup, mengenali siapa gadus yang memesan menu favorit Rio itu.

"Terima kasih" ucap Sohee setelah membayar dan menerima pesanan nya, ia pun lantas pergi meninggalkan caffe, tangan Rose gemetar, nafas nya tersengal menahan tangis, ia mendongak agar air mata nya tidak turun.

"Rose" panggil Joy yang khawatir pada sahabat nya itu, tapi sang pemilik nama langsung berlari ke belakang, Joy pun mengejar nya.

"Ada apa Rose?"

"Dia pasti membeli itu untuk Rio oppa" isak Rose

"Membeli apa? Siapa?" Bingung Joy, ia mengusap-usap punggung Rose agar tangis nya mereda, kemudian mengambilkan nya air putih.

"Gadis cantik tadi, tempo hari dia datang bersama oppa, dan hari ini dia datang lagi membelikan menu kesukaan nya, dia kekasih baru oppa, Joy" Rose kembali terisak.

"Lalu kenapa kamu menangisi nya?"

"A-aku. . . Aku. . ."

"Cemburu? Bukan kah dulu kamu yang meninggalkan oppa? Kamu membayangkan tidak bagaimana perasaan oppa saat kamu memutuskan nya secara sepihak hanya karena kamu belum selesai dengan masa lalu mu?"

"Aku sudah bisa melupakan Jisoo oppa"

"Lalu kenapa kamu memutuskan hubungan mu dengan Rio oppa waktu itu?" Mulut Rose serasa di kunci.

"Kamu benar, aku hanya terbawa situasi setelah mengetahui fakta yang sebenar nya, bahwa aku jatuh cinta pada Rio oppa bukan karena jantung Jisoo oppa, tapi karena cinta pada pandangan pertama" lirih Rose menyesal.

"Ya sudah, lupakan saja dia, biarkan oppa bahagia dengan pilihan nya sendiri sekarang, karena kamu sudah menyia-nyiakan dia selama ini" ujar Joy yang kesal pada Rose karena dulu sudah pernah mengingatkan tapi tak digubris.

Di luar, Sohee meletakan latte nya, lalu menikmati bagel nya sebelum mengendarai mobil nya kembali ke kantor.

"Benar kata sajangnim, bagel dan latte disini yang terbaik" batin nya sambil mengunyah.


#TBC

Heart BeatsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang