35. Belum Bisa

968 196 27
                                    

Rose kini menyesali keputusan nya dulu yang memilih untuk mengakhiri hubungan nya dengan Rio secara sepihak, karena nyata nya benar, dia mencintai namja itu bukan karena jantung Jisoo, tapi memang dari awal dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Rio.

Rose berjalan pelan menuju ke halte yang biasa ia dan Rio dulu datangi untuk menaiki bus, pikiran nya terus berkutat pada Rio dan Sohee.

Dan di tempat lain, Rio bersiap hendak pulang dari kantor bersama dengan Jihoon.

"Sajangnim" panggil Sohee, Rio dan Jihoon pun menoleh.

"Ya Sohee-yaa?"

"Jangan lupa dengan janji kita sajangnim" Sohee mengingat kan.

"Baiklah" jawab Rio, Jihoon membeku.

"S-sajangnim?" Ulang nya tak percaya, Rio hanya tersenyum melihat reaksi Jihoon.

"S-sajangnim?" Ulang nya tak percaya, Rio hanya tersenyum melihat reaksi Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung. . . " ia tak mampu melanjutkan kata-kata nya, saking kaget nya.

"Iya" Rio hendak merangkul bahu Jihoon, tapi namja itu mundur, ia tentu sungkan.

"Hyung, jangan, maafkan aku sungguh, aku tidak tahu kalau hyung. . ."

"Sudah jangan takut, kamu dongsaeng ku" Rio memaksa merangkul Jihoon dan berjalan menuju ke parkiran mobil, pemuda itu terus menatal wajah samping Rio dengan takjub, kagum dengan kepribadian hyung nya itu.

"Apa nona tadi adalah gadis yang dimaksud Rose noona?" Tanya Jihoon ragu

"Sohee? Dia sekertaris ku, Rose tanya apa?" Rio balik bertanya.

"Beberapa hari yang lalu, hyung datang ke caffe nya dengan seorang gadis, dan noona ingin tahu apakah gadis itu kekasih baru hyung atau bukan" cerita Jihoon, Rose pun tertawa.

"Kamu jawab apa?"

"Tidak ku jawab hyung karena aku juga tidak tahu siapa yang dimaksud noona" balas Jihoon.

Mereka pun pulang ke rumah keluarga Kim, bertepatan dengan Winter yang juga baru pulang dari kuliah nya, gados itu berlari hendak mendahuluin Rio dan Jihoon, tapi dengan jahil nya, Rio menarik tas ransel di punggung Winter.

"Yak oppa!" Teriak nya, Jihoon terbahak.

"Ini tambahan lauk untuk makan malam nanti, berikan pada eomma" Rio mengulurkan paper bag berisi daging sapi panggang yang ia beli tadi pada Winter

"Ish, iya iya" kesal nya meski dalam hati ia tentu senang.

"Oppa mau kemana?" Tanya Winter

"Pulang" jawab Rio sambil berjalan menuju ke mobil nya.

"Yess oppa pulang, daging nya buat ku sendiri" ejek Winter yang sebenar nya ingin menahan Rio agar tak pulang.

"Awas ya, bagi dengan eomma" ancam Rio.

Heart BeatsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang