Senyum terus terukir di bibir Rio, ia merasakan letupan-letup aneh yang menyenangkan di dada nya, setelah bertemu Rose, tapi Rio masih belum berkenalan dengan gadis itu.
"Kenapa anak eomm tersenyum terus dari tadi? Ada komedian di caffe itu?" Goda sang ibu, Rio tertawa.
"Tidak eomma, entah, Rio hanya merasa bahagia saja" jawab nya jujur, memang Rio bahagia tapi apa yang membuat dia bahagia pun ia tak tahu jawaban nya.
Esok nya, Rio bangun lebih pagi, ia duduk dimeja makan bersama orang tua nya, masih dengan senyum manis nya, sang ayah pun tak luput memperhatikan jagoan nya.
"Benarkan oppa?" Ujar Yoona pada sang suami, Siwon langsung terbahak.
"Apa nya yang benar eomma?" Tanya Rio penasaran.
"Appa mu, dia rajin sekali pagi-pagi sudah siap" sindir sang eomma, Rio pun ikut tertawa.
"Rio hanya ingin cepat-cepat sampai di kantor eomma" jawab nya yang ternyata paham jika sang ibu menyindir nya.
"Oppa, apa di kantor mu ada pegawai baru?" Tanya Yoona curiga pada suami nya.
"Tidak ada" jawab Siwon terkekeh lucu.
"Eomma, Rio hanya ingin segera menyelesaikan pekerjaan dan tak ada hubungan nya dengan pegawai baru di kantor appa" protes nya.
Di tempat lain, Rose menenteng kantong plastik, berjalan menuju ke rumah Sandara.
"Selamat pagi eomma" sapa nya, Dara tengah membersihkan kaca jendela toko nya.
"Selamat pagi Rose? Mau bekerja?" Balas Dara yang menghentikan kesibukan nya.
"Iya eomma, dan ini, ada titipan dari eomma" Rose menyerahkan kantong di tangan nya tadi pada Sandara.
"Apa ini?" Dia pun menerima nya.
"Madu herbal eomma, untuk kesehatan eomma"
"Ah, terima kasih ya, katakan pada eomma mu, jangan repot-repot, eomma baik-baik saja" pesan Sandara.
"Pagi noona"
"Pagi unnie" Jihoon dan Winter keluar dari dalam rumah.
"Hati-hati ne" balas Rose, kedua dongsaeng Jisoo itu kini duduk di bangku senior high school dan bangku kuliah.
"Rose juga pergi dulu eomma" pamit nya buru-buru
"Iya hati-hati" pesan Dara, Rose berlari menyusul langkah Jihoon dan Winter.
Begitu tiba di caffe, Rose langsung masuk dan berganti dengan baju seragam, ia muncul dari belakang dan melihat Rio sudah duduk di bangku caffe.
Rose menatap Jaehyun yang tengah menyiapkan vanilla latte untuk Rio, pemuda itu tak memesan bagel, mungkin karena sudah sarapan di rumah.
"Biar aku saja" Rose mengambil alih cup ditangan Jaehyun, teman kerja nya itu pun kebingungan, tapi ia tak protes, Rose berjalan menghampiri meja Rio, pemuda itu sudah nampak gelisah, karena detak jantung nya, padahal ia masih belum menyadari keberadaan Rose.
"Hi, nama ku Chaeyoung-ahh" ucap Rose, spontan Rio pun langsung mendongak, ia seperti merasakan sebuah ledakan yang membuat perut nya terasa seperti di gelitik, sampai ia dibuat tersenyum.
"Aku Choi Limario" balas Rio menerima uluran tangan Rose yang memberikan vanilla latte pesanan nya, desiran halus mulai Rio rasakan di hatikan.
"Terima kasih" ucap Rio setelah menerima pesanan nya dari Rose.
Dan semenjak itu, Rio tak lagi memimpikan Rose dalam tidur nya, tapi Rio belum sadar akan hal itu.
Dan Rose, dia keluar dari caffe nya, berjalan kaki dengan murung menuju halte bus, ia memikirkan Rio.
"Kenapa aku jadi merindukan nya?" Batin nya bingung sendiri, Rose berbaring diatas ranjang nya, sambil memikirkan Rio.
"Aku bahkan baru tahu nama nya hari ini, tapi kenapa kehadiran nya mampu membuat sebagian dari hati ku yang kosong terasa terisi kembali?" Rose gelisah dengan tanya yang bergelayut di benak nya, sampai lama-lama Rose pun terlelap.
Keesokan hari nya, ia bangun dengan ceria, memulai aktivitas nya dengan semangat.
"Seperti nya anak eomma semangat sekali" goda Minyoung.
"Mungkin dia akan menerima gaji hari ini yeobo" imbuh Seojoon ikut menggoda sang putri.
"Ya appa, dan Rose akan membeli semua jajan yang Rose temui dijalan" balas nya mengejek sang ayah, lalu berjalan keluar rumah menuju halte bus, bukan tanpa alasan Rose berangkat lebih pagi, ia tak sabar ingin segera bertemu dengan Rio, pemilik rindu nya.
Tapi, begitu tiba di caffe, Rio tidak datang, Rose tentu kecewa, dan sepanjang hari, ia bekerja sambil menatap keluar, berharap Rio akan datang untuk membeli vanilla latte.
Jam istirahat pun tiba, Rose memakan bekal nya di ruang istirahat, ia melamun, sebab hati nya tiba-tiba di serang rasa rindu hingga ia gelisah.
Tink
Rio memasuki caffe, ia celingukan mencari keberadaan Rose dengan senyum mengembang di bibir nya.
"Hallo, aku mencari nona Park Chaeyoung" tanya Rio pada Jaehyun.
"Rose" panggil Jaehyun sedikit menoleh ke belakang.
"Pasti dia" batin Rose.
"Bukan Rosie, tapi nona Chaeyoung" ralat Rio, sebab yang ia tak tahu kalau itu satu orang yang sama, Jaehyun hanya mengangguk.
"Rose" ulang nya lagi, Rose sengaja tak langsung keluar, sebab ia ingin mendengarkan percakapan Rio dan Jaehyun lebih dahulu, sambil terkekeh lucu.
"Ck" Rio mulai sedikit kesal dan gelisah karena Jaehyun kembali memanggil nama yang salah, takut terjadi perkelahian, Rose pun akhir nya muncul.
"Ya Jaehyun-aah" jawab nya, wajah kesal Rio berubah sumringah, menatap Rose dan gadis itu pipi nya langsung merona.
"Tuan ini mencari mu" beritahu Jaehyun pada Rose tanpa menatap Rio karena ia kesal sang pelanggan tadi memprotes nya dua kali.
"Ya tuan mau pesan apa?" Tanya Rose sambil menatap Rio, ia terpaku pada mata coklat pria itu.
"Aku ingin bagel bacon dan vanilla latte" pesan Rio.
"Baiklah tuan, tunggu sebentar" jawab Rose, perasaan nya lebih tenang telah menemukan pemilik rindu nya.
#TBC