- 19 -

8 1 0
                                    

Anggun dan Anggi menangis sejadi jadinya sambil memeluk peti jasad Agung Prahmana bin Hasan Prahmana. Jasad itu terpaksa di kafani di rumah sakit dan langsung di masukan dalam peti,Anggun bahkan tidak bisa melihat wajah terakhir papa nya.

"Papa jangan tinggalin Anggun Pa..."Lisa ikut menangis gadis itu merangkak mendekati Anggun yang ada di samping mama nya..

"Anggun..."Lisa menangis sembari merangkul tubuh Anggun. Anggun tiba tiba saja berhenti menangis dan menatap tajam pada Lisa,Anggun teringat mimpi nya semalam Ini semua gara-gara Lisa..Ini semua gara-gara Lisa.

"Jangan pegang pegang gue!!Ini semua....Gara-gara loe Lisa.. Loe penyebab kematian papa gue...!"Lisa benar-benar Shock,apa yang telah dia perbuat sampai Anggun menghardik nya seperti itu..

"Anggun....."

"Pergi loe dari rumah gue,Sa!!PERGII!!"Anggun berteriak sekencang kencang nya.

Lisa berlari dari rumah itu dengan perasaan malu dan hancur.Tapi dia tidak membenci Anggun sedikit pun. Mungkin dia akan bertanya bila Anggun sudah tenang di lain hari.

Acara pemakaman Agung berjalan dengan lancar..Semua pelayat sudah pulang tinggal lah keluarga besar Anggun yang masih mengisi rumah mereka.Anggun masih menangis di dalam kamarnya sambil memeluk foto papa nya di dalam Bingkai. Mereka benar kata hati Anggun,pata hati terbesar seorang anak gadis adalah ketika dia kehilangan orang tua laki-laki nya.

"Tok Tok Tok "

"Anggun mama mau bicara."Namun Anggun tidak menjawab Akhirnya Anggi membuka sendiri pintu kamar Anggun dan melangkah masuk ke kamar anaknya tersebut.

Pilu sekali hati mama nya melihat Anggun hilang keceriaan nya.Kehilangan suami sudah amat sangat menyiksa nya kini dia hanya mempunyai Anggun dan Entah sampai kapan gadis itu akan trauma seperti itu.

"Anggun...Mama tau Anggun sedih,tapi.Mama mohon jangan seperti ini.Kasihan mama nak...Mama Nggak sanggup melihat Anggun seperti ini..Apa Anggun mau mama mati juga..."

"Mama....Mama....."Anggun memeluk Anggi dengan sangat erat.Kita biarkan mereka tenang dulu ya Guest.

Keesokan pagi nya Anggun keluar kamar dengan seragam lengkap putih biru.Dia berjalan menuju meja makan lalu duduk di kursi.Anggun menatap kursi kosong di depan nya.Rasanya dia berharap papa nya akan segera duduk di sana.

"Ma,"

"Iya,nak.Oh iya mama lupa bikin susu buat kamu,maaf  ya.."

"Bukan itu ma.."

"Teruss.."

"Kata orang,kalau belum 40 hari arwah akan ada di sekitar keluarga nya...Tapi kok Anggun nggak liat papa..."Gadis itu lagi-lagi menangis.

"Anggun Please..Sudah cukup,ikhlas kan papa ya..Anggun!"

"Iya Ma.."Anggun menyeka air matanya dia tidak mau mama nya bersedih memikirkan Anggun.Karena Anggun tau wanita itu hanya pura-pura tegar..Maka Anggun pun akan demikian.

Anggun dianterin sekolah oleh mama nya menggunakan mobil tante nya.Mobil papa Anggun ringsek dan sekarang masih di kantor polisi.

"Kamu yakin tidak apa-apa,hari ini sekolah."

"Nggak apa-apa kok Ma.."

"Oh iya.Mama sebenarnya mau ngomel sama kamu... Kenapa kamu bentak teman kamu kemaren.Kamu bilang papa meninggal karena dia.Kamu apa-apa an sihh,pokonya kamu harus minta maaf sama dia nanti pulang sekolah kita kerumah nya lagi untuk minta maaf. Kalau sampai orang tua nya tau,kita bisa gawat Anggun. "

Anggun tidak mengerti penjabaran mama nya,dan dia tidak mau mengerti.Karena kalau pun Anggun jelasin alasan nya,Mama nya juga tidak akan mengerti.Pokok nya Anggun benci Lisa.

"Iya Ma.. Nanti Anggun minta maaf ke orang nya..." Ucap Anggun berbohong.

Setelah mama nya pergi Anggun melihat sosok berjubah hitam di seberang jalan.Sosok itu sedang memegang Buku berwarna hitam..Anggun ingat dia bisa kembali ke masa lalu gara gara menabrak sosok yang sama.Anggun jadi berpikir kalau dia menabrak lagi sosok itu mungkin dia akan kembali ke masa depan.

Tanpa pikir panjang Anggun langsung berlari menyeberang Jalan untuk menggapai sosok tersebut.
Dia sampai tidak melihat mobil yang sedang melaju kencang.

"TINN!"

BERSAMBUNG

Kursi KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang