-3-

22 4 0
                                    

Malam bagitu mencengkam pak Giman memasuki area sekolahan bersama Pirman anak nya.Sore tadi ibu Gesta kerumah beliau meminta nya untuk memindahkan kembali kursi berhantu di kelas X.E.
Pak Giman sebenarnya Kesal,mengapa harus dirinya kan bisa menyuruh siswa laki-laki mengerjakan itu sebentar apa susah nya.

"Pak kita mau ngapain malam malam kesini?"Tanya Pirman 12tahun.

"Sudah kamu temani saja bapak,jangan banyak tanya." Jawab lelaki 51 tahun itu.

"Iya pak."

"Kreekk "Pintu kelas X.E terbuka. Pirman nyelonong masuk sementara bapak nya sibuk dengan kunci gembok yang tiba-tiba susah ditarik kunci nya.

"Pak siswi itu kenapa?.Kok masih duduk sendiri di kelas?."Tanya Pirman melihat seorang gadis duduk di kursi belakang dengan seragam lengkap putih abu-abu. Namun karena gelap Pirman tidak melihat dengan jelas kondisi berlumuran darah pada siswi tersebut.

"Pirman keluar!"Bentak Giman membuat anak nya berjalan ketakutan.

"Bapak kan nggak menyuruh kamu masuk,Kenapa kamu masuk?"

"Maaf Pak."Anak itu menangis.

"Tunggu disini biar bapak yang masuk!"

Pak Giman menarik nafas dalam dalam lalu mengeluarkan nya secara perlahan untuk mengurangi rasa takut nya.Lisa setan yang kini berada dikelas itu adalah siswi yang ramah dan murah senyum Giman cukup dekat dengan gadis manis itu.

"Pak Giman lagi apa?"Terbayang saat gadis itu menyapa nya saat merapikan kebun bunga di sekolah.

"Kamu nggak liat bapak lagi apa?"Jawab Giman sambil menggunting daun bunga yang kering dan melemparkan senyuman pada Lisa.

"Lisa boleh bantu nggak?"

"Lisa,ini jam Istirahat.Sebaiknya kamu makan di kantin.Nanti dikelas perut kamu lapar."

"Nggak kok pak,Lisa lagi puasa Senin kamis.Lisa cuma mau buat amal."

"Oke deh jika kamu bicara begitu. Tolong bapak membersihkan daun daun ini..."

"Oke pak,dengan senang hati Lisa akan membersihkan nya."Gadis itu sangat baik.

Pak Giman melangkah kearah Lisa dengan wajah menunduk beliau menangis menyesali nasib buruk yang menimpah gadis itu.

"Hei,apa yang kalian lakukan!.Cepat pergi!"Pak Giman memarahi beberapa Siswi yang sedang mem bully Lisa dengan melemparkan terur dan menyiram gadis itu dengan air dan tepung saat pulang sekolah.

"Kamu kenapa diam saja?"Tanya Pak Giman

"Nggak apa-apa kok Pak,yang penting mereka senang dan terhibur.Bukan kah dengan menghibur orang kita dapat pahala."Jawab Lisa.

"Kamu memang spesial gadis manis..Hahaha"Mereka tertawa.

Lisa meninggal bukan karena dibully tapi dibunuh oleh beberapa orang pemabuk yang suka masuk kesekolahan tanpa izin dan tidak diketahui oleh pak Giman dan pihak sekolah lain nya.Tapi melalui sidik jari ditubuh korban pelaku nya diketahui dan menjadi Buronan.

Namun karena adanya pangakuan dari para teman teman di kelas Lisa.Bahwa Lisa sering di bully oleh 4 orang siswi dan setelah di visum memang ada bekas tindakan kekerasan pada tubuh Lisa.Sehingga ke 4 siswi itu juga di tangkap dan sekarang berada di lapas anak.

"Bapakk...Mengapa menangis..."

"Maaf kan bapak Lisa...Bapak harus membawa kursi kamu kembali ke gudang...."Lelaki itu tidak bisa menghentikan air matanya.

"Jangan pak....Lisa cuma mau ikut belajar...."

"Maaf...Kan Bapak sayang..."

"Allahu akbar!"

BUSsss.Lisa menjadi assapp.

Kursi yang tadi berat kini bisa dengan mudah pak Giman angkat.

"Bapak kok nangis..?"Tanya Pirman

"Sudah lah..Ikut Bapak ke gudang."

Suara tangisan pilu menggema di kelas itu sungguh pak Giman tidak tega mendengar nya lebih lama lagi.

"Pak Kakak tadi menangis.."

"Pirman,ayo cepat."

***

Keesokan pagi nya pak Giman sudah berdiri diruangan kapala sakola.

"Anda yakin mau berhenti pak?."Tanya Pak Hipni kepala sekolah.

"Saya yakin Pak,saya sudah tua jadi saya mau pulang kampung ngurusi sawah."

"Terus bagaimana dengan sekolah Pirman?"Sebenarnya kepsek itu enggan melepas pak Giman.

"Gampang Pak nanti saya urus perpindahan nya."

Tiba-tiba ada seseorang guru masuk ke ruangan."Pak Giman,mengapa kursi itu masih di kelas X.E?"Tanya ibu Gesta.

"Mana saya tau Gesta.Semalam bapak sudah pindah kan ke gudang!.Dasar kamu tidak sopan bicara sama orang yang jauh lebih tua dari kamu dengan nada membentak.Contoh macam apa kamu!"

Gesta diam dan menundukan kepalanya namun dalam hati nya sangat dongkol.

"Hipni.Bapak permisi dulu,terima kasih untuk semua nya."

"Iya pak."

"Tolong pesangon saya,dikirim ke atm saya secepatnya jangan lama lama.."

"Baik Pak"Jawab kepala sekolah

Pak Giman merasa sangat lega sudah lama dia tidak berlaga seperti preman pasar waktu mudah dulu.

Pak Giman nyelonong masuk ke kelas X.E.

"Bapak mau mindahin bangku itu ya?"Tanya guru yang mengajar namun tidak dijawab oleh pak Giman.

"Bapak...Lisa-"Dipotong Pak Giman.

"Sssttt,kamu tetap lah dikelas ini.Jangan mau dipindahkan."Siswa siswi dikelas itu bingung melihat pak Giman bicara sendiri,kecuali Anggun.

"Wah,tontonan seru nie.Drama korea pun lewat dahh."  Ucap Anggun membuat Desi dan Indah disamping dan didepan nya bingung.

"Loe kenapa Anggun?."

"Udah diem loe.Lihat aja tuh"

"Baik pak..."Jawab Lisa

"Tapi kamu jangan disini.Dipojok sana aja,dekat jendela.."

"Baik Pak"Jawab Lisa

"Bapak pamit ya sayang...Bapak mau pulang kampung...Semoga kamu cepat tenang,bapak akan selalu doa kan kamu..."

Seiring pak Giman keluar,kursi Lisa bergerak sendiri kepojok kelas.Membuat semua Siswa siswi berlari keluar kelas.

"Hahahahhaha.Tuh kan seruuu!"Anggun tertawa terbahak-bahak.

Bersambung

Kursi KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang