-1-

39 5 0
                                    

Dua Tahun Kemudian

SMA Bunda sedang melangsungkan penerima an siswa baru. Walaupun SMA itu bukan sekolah negeri tapi di unggulkan oleh masyarakat di kota itu.

"Pak Giman tolong segera isi setiap kelas 10 dengan 30 kursi dan jangan sampai kurang" Kata Ibu Gesta Wk kesiswaan.

"Baik Bu"Jawab pak Giman penjaga sekolah sekali gus pembantu guru.

Ibu ges segera meninggal kan pak Giman di dalam gudang sekolah itu entah mengapa dia merasa tidak nyaman lama lama di gudang itu. Bukan hanya ibu Ges hampir semua guru yang sudah lama di sekolah itu mengalami perasaan yang sama dengan ibu Gesta.

" Pak semua bangku sudah cukup cuma di kelas terakhir yaitu kelas 10E kursinya kurang satu"Kata Pirman Anak pak Giman yang masih kelas 7 SMP.

Pak Giman bingung semua bangku telah habis kecuali bangku lama yang agak lapuk itu.

Apa tidak apa apa jika bangku itu di pakai.

Kata batin pak Giman.

"Pakai saja bangku itu" Kata pak giman
Menunjukkan bangku lama di pojok gelap gudang itu.

Pirman yang tidak tau apa apa tentang kursi itu dengan cepat berlari menuju bangku tersebut.

"Pak kok bangku nya terasa berat sekali"

Pak Giman menoleh sesosok siswi sedang duduk di kursi tersebut dengan wajah penuh darah.

Pak Giman memalingkan muka dia sangat mengenal siswi itu.

"Bismillah dulu Pir" Kata Pak Giman

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Iya Pak bangku nya ringan"

Pak Giman cepat cepat menyuruh Pirman keluar dari gudang itu karena dia melihat arwah Lisa melotot pada Pirman.

"Pir cepat bawa kursi itu ke kelas"

"Iya Pak"

Pirman yang masih polos tidak mengerti apa apa segera berlari keluar membawa kursi tersebut.

Setelah perginya Pirman pak Giman kembali menoleh ke dalam gudang itu tapi sosok Lisa sudah tidak ada.

"Semoga tidak terjadi apa apa" Kata pak Giman dengan perasaan khawatir.

****

"Krriiingggg!!! " Suara jam ⏰

Jam itu terus berdering tapi pemilik nya masih tidur dengan pulas.

"Ya ampunn!. Anak gadis mama mau bangun jam berapa lagi"

Ibu Anggi masuk ke dalam kamar anak nya setiap pagi mulai dari anak tersebut masih di sekolah dasar sampai sekarang sudah kelas 10 SMA. Kalau tidak di bangunkan oleh beliau mungkin anak tersebut tidak akan bangun sampai jam 10 pagi.

"Bangun bangun nak. Kamu harus sekolah" Kata ibu Anggi.

Gadis di dalam selimut itu menyelingkap selimut nya dan memicingkan satu bola mata nya.

"Jam berapa Ma? " Kata nya

"Anggun ini sudah jam enam pagi. Sana mandi"

"Sepuluh menit lagi ma... "

"Sekarang!! "

"Siap bos"

Anggun akan segera bangkit bila polwan itu sudah membentak sebab dia paham betul sifat mama nya. Bahkan papa nya saja perna di banting oleh guru Karate itu.

"Oke sayang mandi sana.. "

"Iya ma.. "

Anggun sangat menyukai mama nya itu sebab bila dia marah cuma sebentar tapi apa yang dia suruh harus segera di jalankan.

Kursi KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang