- 27 -

4 0 0
                                    

Stiven melihat Anggun sedang berdiri di depan gerbang sekolah.Dimana Goblin itu kok nggak nemanin dia.Ucap batin Stiven.Cowok itu sadar tidak mudah ternyata dekat dengan pengantin masa depan nya.Jadi terpaksa Stiven harus menggunakan kekuatan nya.

Dari atas motor moge nya Stiven mengetekan jari nya.
"Tekk"Seketika itu juga hujan turun dengan deras nya.

Anggun panik dan cepat cepat melangkah mundur."Kok bisa tiba-tiba hujan deras sihh.."Anggun menepuk nepuk baju sekolahnya nya yang terkena air hujan."Lisa kemana sihh..Tau dia nggak datang,gue pulang aja bareng Desi sama Indah."Anggun mengomel sendiri.

Tiba-tiba sebuah motor gede berhenti di samping Anggun.Cowok Ganteng pengemudi moge melepaskan helm nya.Anggun terkesima sesaat rambut hitam pekat itu berkilau terkena air.

"Kok bengong..Terpesona ya??"Goda Stiven membuat Anggun gelagapan

"Nggak kok,gue lihat tai cecak di pipi loe."

"Ahh..Masa sih!"Stiven panik mengelap pipi nya dengan tangan.

Anggun terkékéh."Nggak ada kok,gue ngerjain loe."Anggun nyengir.

"Ohh jadi loe ngerjain gue niee.."Melihat senyum Stiven dada Anggun tiba tiba merasa aneh.

"Biar gue antar loe pulang.."

"Nggak mau ahh..Gue takut,Kita kan baru kenal."

"Ya udahh..Hujan nya deres banget,gue rasa bakalan sampai malam dehh.Mana sekolah udah sepi..Balik Ahh..."Stiven kembali mengenakan Helm nya..

Anggun melirik sekitar memang benar sekolah sudah sepi.Anggun takut kejadian Lisa menimpah dirinya,di perkosa dan di bunuh.Sebelum Stiven menjalankan motor nya cepat cepat Anggun minta di antar pulang.

"Tunggu Stiven,untuk kali ini aja.Antarin gue pulang dong.."Anggun sedikit memelas.

Stiven tersenyum menang di balik helm nya."Ya udah ayok.."

Sementara itu dirumah Anggun.

"Nanti aja ma..Hujan nya deres banget.."

"Tidak.Papa ini udah sore kasihan Anggun..Cepat pa jemput anak mu.."

"Iya..Iya."Namun baru saja Agung mau masuk ke dalam mobil tiba tiba sebuah motor gede berhenti di depan pagar rumah mereka.

"Anggun sayang..."Anggi segera kedepan membawa payung dia melihat Anggun basah kuyup turun dari motor itu.

"Aduh Anggun,sampai basah kuyup begini.Papa baru saja mau jemput kamu.."

"Sore Tante.."Anggi terpesona melihat pemuda SMA yang mengantar Anggun pulang.

"Soreee tampann.."

"Mama!"

"Udah Stiven, pulang sana.Makasih."

"Sayang kamu nggak boleh gitu dong.."Agung menimpali.

"Nak,masuk lah sebentar biar mama Anggun bikinin teh jahe panas.."Ucap Agung.

"Nggak usah repot repot om.Lagian rumah Stiven nggak jauh kok.."Jawab pemuda itu secara sopan.

"Loe beneran.Nggak mau masuk dulu."Kali ini Anggun sendiri yang menyuruh Stiven masuk namun tetap saja pemuda itu menolak,karena minuman dan makanan Stiven adalah Darah.

Stiven ALife adalah seorang Vampire golongan satu yang berarti mereka adalah Vampire Elit.Sementara pelayan mereka adalah para Goblin.

"Nggak apa-apa kok Anggun,Stiven pulang dulu ya.."Anggun mengangguk.

Anggun masih menatap motor tersebut sampai benar-benar menghilang.

"Duh,Anggun menatap nya begitu amat..Anak mama jatuh cinta ya.."Goda Anggi

"Apa sih ma..Orang baru juga kenal sehari.Dia itu murid baru di kelas Anggun."

"Tapi dia Ganteng banget loe.Dan kayak nya dia anak orang kaya..Mama papa sangat merestui,Iya kan pa" Agung cepat cepat menganggukan kepala.

"Dah ahh ma..Anggun Fobia cowok."Anggun melangkah menuju rumah meninggalkan orang tua nya.

"A-Apa yang anak kita bilang tadi ma..Dia Fobia cowok??Emang ada??"Agung nampak shock.

"Sudah lah Pa.Jangan terlalu di pikirkan nama nya juga Anak-anak.Nanti mama yakin Anggun akan merasakan jatuh cinta.."

"Amin ma.."

"Ma kok hujan nya tiba tiba berhenti.."

"Nggak tau pa,cuaca sekarang memang aneh.Dah masuk..Sekarang papa jemurr pakaian."

"Siap ibu polwan."Jawab Agung memperagakan hormat bendera.

Sementara itu.Stiven sedang berburu bersama Harmonica kakak perempuan nya.Sedari tadi pemuda itu sangat haus darah saat melihat leher mama sama papa Anggun rasanya ingin sekali menghisap habis darah mereka.

Tapi Stiven sadar mereka adalah calon mertua nya.

"GROOOAAAHHH"Seekor Singa dewasa hampir saja menerkam tubuh Stiven untung Monica menerkam singa itu lebih dulu.Lalu Monica menghisap darah singa itu sampai kenyang.

"Apa yang sedang kamu pikirkan,sampai hilang pokus.  Hampir saja kamu dimakan Singa itu..Dah makan sana,darah nya segar banget.."Tanpa menunggu lama Stiven menikmati darah Singa tersebut.

BERSAMBUNG

Kursi KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang