Anggun kaget ketika sadar ternyata dia sudah berada di ruang UKS sekolah.Fobia darah nya memang sangat menyusahkan.Seharusnya mata batin nya tidak terbuka jadi dia tidak perlu melihat setan setan berdarah lagi."Hah,bentar lagi kan Ulangan matematika gue ngapain disini. "
Anggun melangkah mendekati pintu UKS walaupun kepala nya masih pusing dia tetap harus kembali ke kelas.
"Krek"
"krek"
"Eh pintu UKS siapa yang ngunci "Ucap Anggun, gadis itu mulai merasa cemas.Wah gawat kalau gue terkurung disini selamanya gue bisa matekk.
"Buka.!Tolong dong ada orang nihh!"Teriak Anggun
"Hihihihi"Suara tawa perempuan di belakang Anggun
Anggun mulai merasa kesal."Mau loe apa sih!?"
"Bantuin aku..."
Anggun mendengus kesal kepalanya kembali nyut nyut-nyutan melihat dara di baju siswi tersebut...
"Kamu nggak ngerti ya.Gue cuma gadis kelas x SMA mana bisa melawan kriminal..Seharusnya Kamu minta bantuan orang dewasa atau polisi."setan itu tertunduk."Baik lah Anggun. Tapi bisa kah kamu membantu ku mengatakan pada ibuku kalau aku sangat mencintai nya."
Anggun ikut sedih dia teringat mama nya."Baik lah, dimana rumah mu?"Anggun tiba tiba merasa sesuatu masuk ke otak nya.
"Aku telah mengirimkan alamat rumah ku pada otak kamu..."
"Ohh iya,aku merasa kan nya.."Anggun melotot ke setan itu."Sekarang buka pintu itu.Aku bisa telat ujian harian gara-gara loe!."Anggun ngomel
***
Anggun Tiba di kelas membuat Desi dan Indah yang dari tadi cemas kembali ceria melihat kemunculan sosok Anggun di kelas."Anggun kamu nggak apa-apa kan?"Tanya Desi penuh kecemasan.
"Gue baik-baik aja kok.."Anggun tersenyum bahagia punya teman teman yang sangat peduli pada nya.
"Iya.Loe bikin kita super cemas loe,beneran nggak apa-apa kan.Loe nggak hamil kan?."Ucap Indah asal nyeplos aja.
"Mulut loe ya!"Anggun mentoyor jidat Indah
"Aduuhh.. Sakittt.."Indah camberut
"Syukurin loe.."Desi terkékéh
Tidak lama kemudian guru Matematika memasuki kelas guru itu membawa setumpuk kertas putih yang kosong.Siswa mulai tegang mereka sadar kertas putih itu untuk mengisi soal ujian harian mereka.
"Masukan semua buku kalian kedalam tas.Yang ada di bangku kalian hanya pena dan penghapus/Tip-X. Kemudian kumpul kan semua tas kalian di depan,sekarang!"Perintah guru tersebut.
Semua siswa menjalankan perintah itu,satu persatu mereka maju ke depan untuk mengumpulkan tas.Tapi ada satu orang siswi tepat di pojok sebelah kiri tidak merespon sama sekali posisi nya seperti sedang tidur.
"Hei siswi yang di pojok!.Kenapa tidur!"Panggil guru tersebut.
"Seperti nya dia sakit bu"Jawab ketua kelas.
Guru itu berjalan mendekati siswi tersebut. "Kamu kenapa?"Tanya guru
"Saya juga bingung buk,saat masuk kelas pagi tadi tiba tiba badan saya panas dingin.padahal dirumah baik-baik saja."Jawab siswi tersebut.
"Sebaik nya kamu pulang, minta izin.."Kata Bu Ema setelah meraba leher siswi tersebut dan yakin kalau dia benar benar sakit.
"Baik Bu."
"Ketua kelas tolong bagikan kertas soal dan untuk jawaban pada teman teman kamu.Ibu mau mengantar dia"Ucap ibu Ema guru Matematika mereka.
setelah mereka pergi Anggun melihat masih ada seseorang yang duduk di bangku siswi tadi.Sosok yang sangat mengerikan yang dari pagi tadi mengganggu nya.
Anggun cepat cepat memalingkan muka takut Fobia nya kambuh dan pasti akan mengganggu ujian nya.
"Apa itu bangku dia ya.."Tanya batin Anggun.Sementara itu di ruang kepala sekolah.
"Kenapa sampai kursi itu dimasukan kedalaman kelas lagi!?"Kepala sekolah pak Hipni ngomel."Bukan kah dulu sudah saya bilang biarkan kursi itu di gudang!"
"Maaf Pak,saya yang menyuruh pak Giman untuk memasukan kursi itu.Dan saya lupa dengan omongan bapak dulu,sekali lagi saya mohon maaf. "Ucap Ibu Gesta mengakui kesalahan nya.
Pak Hipni menghembuskan nafas berat."Untung anak kelas X.E itu cuma sakit biasa..Cepat anda suruh kembali Giman meletakan kursi itu di gudang. Dan untuk kekurangan kursi di kelas X.E sementara pakai kursi plastik dulu."
"Baik pak."Jawab Bu Gesta
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Kursi Kosong
HorrorBiarkan kursiku di gudang tua ini. jangan di pindah kan ke kelasmu atau yang duduk di kursiku akan mati. #Cerita #Konten #Horor