- 20 -

8 1 0
                                    

TINN!!

Seseorang menarik tangan Anggun menyelamatkan nya dari kecelakaan itu.

"Loe apa-apa an sih!!Anggun gue tau loe kehilangan,tapi loe nggak boleh bunuh diri!!"Lisa

Anggun tidak mempedulikan ocehan Lisa dia sibuk mencari sosok berjubah hitam di seberang jalan Namun Anggun tidak menemukan lagi sosok itu.Lalu gadis itu menatap kesal pada Lisa.

"Loe nggak usah sok peduli,minggir loe!."Anggun berjalan cepat memasuki gerbang sekolahnya nya.

"Gue tau.Kematian papa loe pasti ada hubungannya sama gue..Tapi seharusnya loe cerita Anggun!.Supaya gue bisa melakukan sesuatu untuk merubah semua ini."Anggun menghentikan langkah nya dan berbalik menghadap Lisa.

"Nggak Lisa,ini bukan salah loe..!Ini salah gue...Seharusnya di masa depan kita nggak perlu saling mengenal.Ini semua salah gue menjadi seorang Indigo.Selamanya gue menganggap ini adalah kutukan buat gue.Lisa...Please jangan ganggu gue lagi."

"Anggun..."Lisa hanya bisa menangis sambil menatap punggung sahabat tercinta nya itu.

Suasana kelas begitu riuh seperti di pasar saat Anggun melangkah memasuki kelas nya tiba tiba sesak napas nya kambuh.Tapi entah mengapa Anggun seperti melihat sebuah bayangan kehidupan.

Pada bayangan itu Anggun melihat seorang bapak-bapak tergeletak di jalan.Badan nya terkulai lemas darah segar keluar dari tubuh bapak itu.

"Seseorang panggil Ambulan!!Teriak seseorang dari kerumunan orang di tengah jalan itu,lalu tiba tiba.

"Haa.."Napas Anggun kembali normal saat ini dia sudah duduk di bangku nya di samping Desi.

"Anggun loe kenapa??.Kayak mak mak habis melahirkan."Ucap Indah.

"Nggak apa-apa kok Ndah.."Sahut Anggun."Tapi Ndah.. Loe kalau ngomong jangan suka asal nge Random dehh!.Emang Gue kayak Mak mak!."Anggun mentoyor jidat Indah membuat gadis itu camberut.

"Iya dehh,maaf."Jawab Indah.

Tiba-tiba Desi baru saja masuk ke kelas."Dari mana loe?"Tanya Anggun.

"Gue dari wc,,kayak nya gue kena diare dehh.."Muka Desi memang seperti orang sakit.

"Ya udah Des,loe minta izin pulang aja..Tar Gue temanin ke TU"Ucap Anggun.

"Loe mau pulang juga,Gun?"Tanya Indah

"Kagak Ndah,gue tar balik lagi ke kelas.."

"Ya udah jangan lama lama ya.."

Anggun berjalan keluar kelas bersama Desi.Anggun membantu Desi membawa kan tas nya karena kasihan melihat Desi yang nampak pucat dan lemas.

Kini Anggun dan Desi sudah duduk di trotoar dekat gerbang sekolah,Anggun menemani Desi menunggu jemputan orang tua nya.

"Anggun,kok gue merasa aneh deh sama loe"Ucap Desi

"Aneh gimana Des?"Anggun nampak kebingungan.

"Gue merasa loe nggak sama kayak dulu..Sikap Loe kayak lebih dewasa,loe beberapa hari ini berubah.Nggak suka cengengesan lagi."

Anggun biasa aja menanggapi Desi yang berstatus kelas 2 SMP.Kalau pun dia mengatakan yang sesungguhnya itu nggak akan sampai ke nalar bocah SMP.

"Nggak ada yang berubah kok Des,gue masih seorang Anggun yang cantik dan manis,iya kan."Desi tersenyum mungkin memang perasaan dia aja.

"Jadi malam ini tahlilan malam ketiga om Agung ya...?" Lidah Anggun membeku rasanya berat mengatakan iya.

"Gue tau loe masih belum bisa menerima ini semua Gun.Tapi loe harus sadar,ini lah kenyataan nya."Anggun yang merasa muak di ceramahi bocah SMP langsung mentoyor jidat Desi.

Kursi KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang