Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
"Aku ingin kau bertarung melawan prajuritku."
Perkataan Raja Zeroun barusan membuat Isvara mengernyitkan dahi. Bertarung katanya?
Begitu pun Panglima Arez dan prajurit lain yang dibuat keheranan dengan perkataan Raja Zeroun barusan.
"Maaf, Yang Mulia. Boleh saya tahu mengapa saya harus bertarung melawan prajurit?" Isvara berucap sambil menatap segan ke arah Raja Zeroun yang sedang duduk sambil menyilangkan satu kakinya.
Raja Zeroun memberi isyarat agar Isvara mendekat dengan gerakan tangan. Isvara lantas memajukan langkah untuk mendekati keberadaan Raja Zeroun.
"Lebih mendekat," titah Raja Zeroun.
Isvara yang tidak mungkin menolak, lantas merendahkan punggungnya, mensesajarkan wajahnya hanya berjarak kurang dari dua jengkal dengan wajah Raja Zeroun.
"Aku suka gayamu saat kerasukan. Itu alasanku kenapa menyuruhmu bertarung." Raja Zeroun berkata dengan suara rendah.
"Tapi saya yakin Anda juga tahu, saat itu saya tidak benar-benar kerasukan. Saya menyerang Anda karena sebenarnya saya tidak ingin menjadi selir Anda." Isvara juga berkata dengan nada rendah agar pembicaraan mereka tidak didengar oleh manusia lain.
"Aku ingin menyaksikan kembali kemampuanmu bertarung, Selir Isvara. Jangan mendebat lagi. Lakukan saja perintahku."
Isvara tahu jika ia tidak bisa menolak titah sang raja. Dan mungkin Raja Zeroun juga penasaran atas keahlian bela diri yang ia miliki. Namun sebenarnya, Isvara sedikit tidak percaya diri lantaran tubuh yang ia tempati kurang mendapatkan pelatihan fisik. Jika fisiknya tidak kuat, pastinya akan sulit untuk menumbangkan lawan.
"Boleh saya tahu dengan siapa saya bertarung?"
"Kau bisa memulainya dari prajurit tingkat rendah."
Baiklah, jika hanya prajurit tingkat rendah sepertinya Isvara bisa mengatasinya. Ia lantas berdeham sebelum berucap, "Yang Mulia, apakah jika saya mampu mengalahkan lawan, maka saya boleh meminta sesuatu pada Anda?"
"Meminta hadiah maksudmu? Aku tidak keberatan mengapresiasi kemenanganmu dengan hadiah. Apa yang kau inginkan? Perhiasan? Koin emas?"
"Bukan perhiasan dan koin emas yang saya inginkan, Yang Mulia."
"Lalu apa? Hewan ternak? Kuda, mungkin?"
"Tidak. Saya tidak berniat menjadi peternak. Umm, bagaimana seandainya saya menang, maka Anda mengabulkan permintaan saya yang ingin melepaskan status saya sebagai selir?"
"Selir Isvara, aku tidak suka mengulangi kalimat yang sama. Kemarin aku sudah menolak permintaanmu yang itu, bukan? Aku tidak bersedia memutuskan hubungan keterikatan kita. Kuharap ke depannya kau tidak membahas hal ini lagi," balasnya.
Tatapan Raja Zeroun berubah memicing. Bukankah wanita ini terlalu gigih ingin melepaskan gelar selirnya? Untuk sejenak ia mengamati ekspresi wajah selir Isvara. Jika boleh berpendapat, wanita ini adalah jenis wanita yang minim ekspresi. Seperti pertemuan mereka sebelumnya, selir Isvara hanya menampilkan ekspresi datar dan tidak terbaca. Mungkin benar, alasan selir Isvara ingin melepas status selirnya lantaran mencintai pria lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...