Malam...
Btw, terima kasih untuk 1,5k komen di chapter sebelumnya 🤍
Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🫰🏻
>2500 kata untuk chapter ini. Belum sempat revisi, mohon diingatkan kalau ada kesalahan dalam penulisan.
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
Selesai acara pertunjukan untuk memeriahkan perayaan hari kelahiran Raja Lamont, semua tamu undangan meninggalkan istana dan pulang menuju tempat asal masing-masing. Seperti halnya rombongan Raja Zeroun yang sudah memulai perjalanan selepas jamuan makan siang. Kini malam telah menyambut, rombongan Raja Zeroun memutuskan untuk bermalam dan mendirikan tenda di hamparan padang rumput.
Begitu semua perbekalan untuk mereka bermalam selesai diturunkan dari gerobak dan juga tenda-tenda selesai didirikan, kini tiba saatnya mereka bersantap malam. Pelayan yang sebelumnya bertugas memasak, kini tampak membagikan hidangan makan malam pada satu persatu prajurit. Menu makanan mereka untuk malam hari ini adalah semangkuk sup jagung, sayuran kukus, kentang panggang, dan irisan daging yang telah diawetkan dengan asap. Pelayan juga telah mengantarkan hidangan makan malam untuk Raja Zeroun dan Isvara ke tenda masing-masing.
Selepas membersihkan badan di dalam tenda, Isvara segera menyantap hidangan makan malamnya. Sementara itu, Ellis yang juga berada di dalam tenda tampak mencari-cari gaun tidur lain karena Isvara tidak nyaman dengan gaun tidur yang dikenakan saat ini.
"Ellis, hentikan dulu pekerjaanmu dan makanlah bersamaku," kata Isvara menawarkan.
"Saat Anda membersihkan diri, saya sudah makan bersama dengan yang lain, Selir," balas Ellis menanggapi.
"Oh, aku kira kau belum makan."
"Gaun tidur yang bersih hanya tersisa yang Anda kenakan saat ini, Selir," kata Ellis yang usai membongkar peti isi barang bawaan Isvara.
Kemudian Isvara melirik gaun tidur yang melekat pada tubuhnya sendiri. Gaun tidur ini terlalu tipis dan memiliki model yang terbuka karena memiliki model kerah lebar, lalu panjangnya jauh di atas lutut. Itulah yang menjadi alasan Isvara menolak gaun yang ia kenakan sekarang, lantaran gaun ini seperti gaun wanita yang haus belaian dan mengundang hasrat pria.
"Lagipula kenapa kau memasukkan gaun seperti ini? Padahal ada banyak gaun tidur di lemari yang lebih normal," gerutu Isvara sambil menyantap makan malamnya.
"Saya sengaja membawa gaun tidur itu karena saya pikir, akan ada saatnya Yang Mulia Raja mengundang Anda ke tendanya atau Yang Mulia Raja bermalam di tenda Anda."
"Tidak akan ada saat seperti itu," sambar Isvara dengan cepat.
Lalu ketika benaknya terlintas suatu hal, Isvara memilih mengutarakannya pada Ellis. "Apa Yang Mulia pernah menyentuh selir pada saat selir itu tidak dalam masa subur?"
"Yang Mulia Raja berhak menyentuh selirnya saat selir itu dalam masa subur ataupun tidak. Jadi jika Yang Mulia menginginkan seorang selir tapi selir itu tidak dalam masa subur, selir itu juga berkewajiban melayani Yang Mulia," jawab Ellis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...