14. Arrived

73.5K 7.5K 2.3K
                                    

Malam...

Btw, terima kasih untuk 2,1+ komen di chapter sebelumnya 🤍

Kalian yang semangat ya vomennya, udah dibela-belain tiap hari update nih 😮‍💨

Selamat membaca!

────────────────────────────────────────────

Maksud dan tujuan Raja Zeroun menuju Kerajaan Edhen, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memenuhi undangan perayaan hari kelahiran Raja Lamont. Dan setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan, pada sore harinya rombongan Raja Zeroun tiba di istana yang menjadi tempat kediaman pemimpin Kerajaan Edhen, yaitu Raja Lamont dan Ratu Clamira.

Sang tuan rumah dan nyonya rumah menyambut kedatangan Raja Zeroun penuh keramahan. Raja Lamont dan Ratu Clamira juga berkenan untuk menyapa Isvara. Walaupun status Isvara hanya seorang selir dan bukan istri resmi dari Raja Zeroun, namun Raja Lamont dan Ratu Clamira tidak keberatan untuk beramah tamah dengan Isvara. Atas sikap ramah mereka, Isvara merasa kehadirannya dihargai oleh dua sosok paling berpengaruh di Kerajaan Edhen tersebut.

Sementara Raja Lamont mengajak Raja Zeroun ke ruang kerjanya untuk membicarakan beberapa hal penting tentang kerjasama kedua kerajaan, Isvara menuju tempat peraduan yang akan ia tempati selama menginap di sini.

Ratu Clamira ikut mengantarkan Isvara ke peraduan. Sungguh baik dan ramah sekali Ratu Kerajaan Edhen tersebut, batin Isvara. Ratu Clamira tidak hanya baik dan ramah, wanita yang lebih tua dari Isvara tersebut memiliki kecantikan yang alami dan penampilan yang elegan. Berbekal tatanan rambut dan makeup yang sederhana, membuat keanggunan Ratu Clamira semakin terpancar. Selain memiliki kecantikan natural, keberanian Ratu Clamira memilih warna cerah pada gaun yang dikenakan, justru membuat penampilannya semakin sempurna.

Ratu Clamira sebelumnya berkata bahwa beliau ingin mengajak Isvara sekalian berkeliling ke beberapa sisi istana. Oleh sebab itu, Ratu Clamira sengaja memilih jalan memutar sebelum menuju ke peraduan.

"Isvara, sudah berapa lama menjadi selir Raja Zeroun?" tanya Ratu Clamira di sela langkah mereka.

"Belum lama ini, Yang Mulia Ratu. Belum genap satu bulan," jawab Isvara dengan sopan.

"Belum genap satu bulan tapi Raja Zeroun memilihmu untuk menemaninya. Itu berarti kau cukup spesial baginya, Isvara."

"Ah, tidak, Yang Mulia Ratu. Saya bukan orang yang spesial bagi Yang Mulia Raja Zeroun," ujar Isvara merendah.

Ratu Clamira tidak tahu saja jika Raja Zeroun mengajaknya kemari bukan karena menganggap dirinya spesial, melainkan karena Raja Zeroun takut alat pencetak anaknya kabur untuk yang kedua kalinya.

"Selamat malam, Yang Mulia Ratu," sapa dua sosok yang berpapasan dengan mereka.

Ratu Clamira menanggapi dengan anggukan singkat dan terus melanjutkan langkahnya. "Mereka tadi adalah selir di istana ini," katanya bercerita.

"Oh." balas Isvara yang tidak tahu harus menanggapi bagaimana lagi selain ber-oh. Pantas saja kedua wanita tadi terlihat cantik dan seksi, ternyata mereka adalah seorang selir.

Harta, takhta, dan wanita. Ungkapan itulah yang menjadi pedoman para pemimpin pada zaman di mana Isvara berada sekarang. Bagi para pemimpin, harta dan takhta yang mereka miliki merupakan senjata untuk menggaet banyak perempuan. Mengingat kelas sosial masyarakat sangatlah penting, bukan hal yang tabu jika perempuan dijadikan sebagai alat bernilai bisnis, termasuk pada kerajaan. Dengan memberikan anak perempuan kepada raja untuk dijadikan selir, hal tersebut bisa menjadi transaksi yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Miracle of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang