Sebenarnya bingung mau up sekarang atau nanti pagi. Dan akhirnya saya putuskan untuk up sekarang aja 🥱
Btw, terima kasih untuk 2,2k+ komen di chapter sebelumnya 🤍
Kalian yang semangat vomennya ya....udah saya bela-belain begadang nahan kantuk nih 😮💨
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
"Yang Mulia Ratu, apakah saya boleh mengajukan permintaan yang sedikit aneh pada Anda?" bisik Isvara setelah mendekat pada Ratu Clamira.
Kening Ratu Clamira mengkerut keheranan. "Permintaan apa, Isvara?" tanyanya menanggapi.
"Begini, Yang Mulia Ratu. Apakah saya boleh menampilkan sebuah pertunjukan pada acara malam hari ini?" pinta Isvara.
Kali ini Ratu Clamira semakin keheranan. "Menampilkan sebuah pertunjukan di hadapan kami?" tanyanya memastikan.
"Benar, Yang Mulia Ratu. Saya hanya ingin sekedar memeriahkan acara malam hari ini."
"Pertunjukan apa yang ingin kau tampilkan, Isvara? Apa kau ingin bermain musik atau menyanyi?"
"Saya ingin menampilkan sebuah tarian pedang." kata Isvara di akhiri dengan senyum manis.
Ratu Clamira tersenyum tak enak hati. "Aku cukup terkejut kau bisa menggunakan pedang, apalagi kau ingin menari dengan pedang. Tapi maafkan aku, Isvara. Aku harus menolak permintaanmu karena dalam ruangan ini tidak diperkenankan adanya senjata tajam."
Bahu Isvara langsung merosot setelah penolakan dari Ratu Clamira barusan. Ia pikir Ratu Clamira akan mengizinkannya menari pedang. Padahal ia sudah membayangkan bagaimana pria-pria di sini akan terkesima melihat dirinya menari dan memainkan pedang.
"Kenapa tidak menampilkan tarian lain selain tari pedang?"
Isvara langsung menyambar dengan cepat. "Baik, saya akan menampilkan tarian lain."
Benak Isvara sambil berpikir, tarian apa yang akan ia tampilkan apa agar bisa menarik perhatian pria-pria di sini. Apakah ia harus menari ballet? Menari india? Ah, seharusnya ia menampilkan pole dance agar terlihat erotis. Tapi sayang, tidak ada tiang untuk sarana dirinya bergelayutan dalam ruangan ini.
"Tarian apa yang akan kau tampilkan, Isvara?"
"Tari perut, Yang Mulia Ratu." Ya, Isvara akan menampilkan tarian perut karena tarian tersebut seringkali dipandang erotis seperti pole dance. Bukankah para pria suka dengan sesuatu yang berbau erotis?
"Kau bisa tari perut?"
"Apakah di tempat ini juga mengenal tari perut?" Isvara malah balik bertanya.
"Tentu saja, Isvara. Leluhur kami percaya bahwa tarian perut juga disimbolkan sebagai bentuk penghormatan kepada dewi, di mana kesuburan wanita dipercaya sebagai hal magis. Sebenarnya kepercayaan itu sudah menghilang dan sekarang tari perut ditarikan secara spontanitas dalam acara-acara tertentu. Sebetulnya aku juga mengundang penari perut untuk memeriahkan acara. Tapi hingga hari hampir petang mereka tidak datang. Maka dari itu, sekarang budak-budak itulah yang harus memberikan pertunjukkan tarian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...