13. Overly

75.4K 7.8K 2.3K
                                    

Malam...

Update tengah malam karena baru kelar ketik 🤯

Btw, terima kasih untuk 2k+ komen di chapter sebelumnya 🤍

Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🙂

Selamat membaca!

────────────────────────────────────────────

Pagi ini, Raja Zeroun terlihat berada di tendanya sedang sarapan ditemani oleh Panglima Arez. Di sela kegiatan makan mereka, Panglima Arez membicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan tragedi yang menimpa selir Isvara dan selir Lysia.

"Prajurit berhasil meringkus tiga bandit yang sempat melarikan diri. Tapi, pemimpin bandit itu berhasil lolos," lapor Panglima Arez.

"Penjarakan mereka yang tertangkap," titah Raja Zeroun.

"Sudah saya laksanakan, Yang Mulia." Panglima Arez melirik segan ke arah Raja Zeroun. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, ia merasa jika wajah Raja Zeroun lebih kaku dari biasanya. Jika sudah demikian, maka biasanya Raja Zeroun dalam suasana hati yang tidak baik.

Kemudian Panglima Arez lanjut melaporkan hal lain. "Mayat selir Lysia sudah diberangkatkan ke rumah orang tuanya. Saya juga sudah memberikan santunan pada prajurit agar diserahkan pada keluarganya."

"Hmm," gumam Raja Zeroun menanggapi.

"Ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan, Yang Mulia. Keempat bandit yang dilumpuhkan selir Isvara, mereka semua memiliki luka tusuk yang menembus organ vital seperti jantung, hati dan paru-paru. Dan satu mayat bandit lain ditemukan tidak jauh dari tempat kejadian. Sepertinya dia ingin melarikan diri tapi karena luka yang dimiliki, bandit itu akhirnya tewas. Dia memiliki luka tusuk pada leher kanan yang menembus batang tenggorokan," tutur Panglima Arez.

"Maksud dari ucapanmu, selir Isvara sudah terlatih untuk membunuh karena serangannya tepat pada organ-organ vital?" tukas Raja Zeroun menyimpulkan perkataan Panglima Arez.

"Benar, Yang Mulia."

"Sejak awal dia menyerangku, aku sudah tau jika dia bukan wanita biasa. Kita juga sudah melihat kemampuannya bertarung, jadi tak heran jika dia juga sudah terlatih untuk membunuh."

"Anda tidak penasaran dari mana selir Isvara memiliki keahlian itu?"

"Aku sudah bertanya langsung padanya dan dia menjawab, dia mendapatkan keahlian itu setelah berguru dari seseorang."

Tiba-tiba benaknya teringat perdebatannya dengan Isvara semalam, hal tersebut langsung membuat Raja Zeroun kehilangan selera makannya. Ia menyudahi kegiatan makannya, meletakkan sendok dan garpunya sedikit kasar.

Karena Raja Zeroun telah mengakhiri kegiatan makannya, Panglima Arez juga meletakkan sendok serta garpunya. Panglima Arez kembali melirik segan untuk mengamati ekspresi Raja Zeroun. Sekarang wajah Raja Zeroun lebih kaku atau tegang dari sebelumnya.

"Maaf apabila pertanyaan saya lancang, Yang Mulia. Apakah ada suatu hal yang mengganggu pikiran Anda?" Panglima Arez memberanikan diri untuk bertanya. Siapa tahu yang membuat suasana hati Raja Zeroun buruk adalah hal yang berkaitan dengan kerajaan.

Miracle of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang