Malam....
Btw, terima kasih untuk 4,3k+ komen di chapter sebelumnya 🤍
Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🙂
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
Isvara sedang berbaring di atas ranjang dengan posisi kaki mengangkang atau kedua kaki yang terbuka lebar. Selimut menutupi setengah tubuhnya, yaitu bagian perut hingga ke bawah. Sementara itu, seorang tabib di bawah sana sedang memasukkan kepala ke dalam selimut untuk memastikan apakah dirinya sedang mengandung atau tidak.
Jika dipandang dari sudut modern, apa yang dilakukan tabib untuk memastikan kehamilan memang terlihat aneh. Sebab, tabib itu mendeteksi kehamilan menggunakan metode tradisional, yakni dengan jari dan memasukkan jari ke dalam pusat intinya. Lalu, jari tabib itu bergerak di sepanjang bagian atas dan secara perlahan sampai ke belakang, seolah jari tabib itu sedang merasakan perubahan serviks. Meski risi atau merasa tidak nyaman, Isvara hanya bisa pasrah atas apa yang diperbuat tabib wanita paruh baya itu.
Raja Zeroun yang berdiri di dekat Isvara, menangkap ekspresi Isvara yang tampak tegang dan tak nyaman tersebut. Lalu ia berujar, "Tidak perlu tegang, santailah."
Isvara melambaikan tangan, memberi isyarat agar Raja Zeroun lebih mendekat lagi. Raja Zeroun menuruti permintaannya dengan membungkukkan badan ke arahnya.
Kemudian Isvara berkata dengan nada rendah, "Bagaimana saya bisa santai saat milik saya diobok-obok seperti sekarang."
Raja Zeroun terkekeh rendah. "Memang seperti itu cara tabib memastikan kehamilan," balasnya.
Tak lama kemudian Raja Zeroun berbisik, "Apa rasanya berbeda kalau jariku yang....," Perkataannya terhenti setelah Isvara membekap mulutnya.
"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk berpikir mesum," sergah Isvara.
Raja Zeroun memegang tangan Isvara kemudian mencium telapak tangannya dan lanjut mencium punggung tangannya. "Kalau begitu, kapan waktu yang tepat?" godanya.
"Kapan-kapan," sahut Isvara acuh tak acuh.
Tabib telah selesai memeriksa Isvara sehingga Raja Zeroun dan Isvara menghentikan obrolan mereka. Raja Zeroun dan Isvara sama-sama menatap ke arah tabib yang kini sedang membersihkan tangan menggunakan air dalam baskom. Keduanya tampak tak sabar menunggu tabib menyampaikan hasil pemeriksaan.
Tabib wanita paruh baya itu kemudian menghadap Raja Zeroun dan membungkukkan badan sekilas. "Selamat, Selir Isvara sedang mengandung, Yang Mulia Raja."
"Isvara sedang mengandung?" ulang Raja Zeroun memastikan.
"Benar, Yang Mulia Raja. Kabar bahagia ini merupakan berkah bagi kita semua," balas sang tabib.
Isvara sedang mengandung....
Raja Zeroun membeku. Ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat dan tekanan darah ke seluruh tubuhnya meningkat. Sebelumnya, tidak pernah ia terkejut hingga tubuhnya bereaksi seperti demikian. Kabar kehamilan Isvara berhasil mendatangkan luapan perasaan dalam dirinya. Namun, perasaan ini adalah perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Perasaan ini merupakan gabungan dari rasa bahagia berbalut terharu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasiaBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...