Update kemaleman karena baru kelar ketik 🤯
Btw, terima kasih untuk 2,9k+ komen di chapter sebelumnya 🤍
Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🙂
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
"Jaga ucapanmu! Apa kau lupa sedang berhadapan dengan siapa!" berang Raja Zeroun karena Isvara menyebutnya pria keparat.
"Makian itu pantas untuk Anda."
Isvara merasa tidak perlu minta maaf karena telah berkata lancang pada pemimpin Kerajaan Amalis tersebut. Kini ia memungut jubahnya yang teronggok di lantai. Tanpa mengenakan dalaman dan pakain penari yang tadi ia kenakan, Isvara menutupi ketelanjangannya hanya dengan jubah. Dengan ekspresi wajahnya yang dipenuhi amarah, Isvara mengenakan jubah itu di hadapan Raja Zeroun, sebab Raja Zeroun sekarang sudah berdiri di hadapannya.
Raja Zeroun menghela napas kasar sebelum ia berujar, "Aku tau kau marah karena berpikir aku melanggar kesepakatan, atau mungkin kau merasa aku membohongimu. Tapi sebaiknya kau dengar dulu alasanku, kenapa aku ingin selir Galina menjadi pengecualian dalam kesepakatan kita," ujar Raja Zeroun dengan nada bicara yang lebih rendah dari sebelumnya.
"Saya tidak peduli dengan alasan Anda!" Sebelum melanjutkan kalimatnya, Isvara menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan untuk sekedar menetralkan emosinya yang tinggi.
"Jika Anda ingin mempertahankan selir Galina, lebih baik putuskan saja hubungan keterikatan Anda dengan saya," lanjutnya.
"Tidak, aku tidak akan mengabulkan permintaanmu," sahut Raja Zeroun.
Sorot mata Isvara tampak memicing tajam ketika beradu pandang dengan Raja Zeroun. Dan sejujurnya, Isvara menahan diri untuk tidak menonjok wajah Raja Zeroun. Ia merasa marah dan kecewa, tentu saja. Raja Zeroun telah melanggar kesepakatan dengan mengatakan Galina adalah pengecualian. Seharusnya, Raja Zeroun mengatakan sejak awal jika ingin mempertahankan Galina sebagai selirnya. Dengan begitu, ia tak akan sudi menyerahkan diri dan ditiduri oleh Raja Zeroun.
Dan sekarang, saat ia meminta agar dibebaskan dari hubungan keterikatan, Raja Zeroun malah menolak permintaannya. Oh, tentu saja Raja Zeroun menolak permintaannya, sebab ia tahu betul jika Raja Zeroun belum bosan dengan tubuhnya. Benar-benar sialan!
"Kalau begitu jangan harap saya bisa bersikap patuh lagi di hadapan Anda." Merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan dengan Raja Zeroun dan tak ingin berlama-lama lagi satu ruangan dengan Raja Zeroun, Isvara membawa langkahnya menuju pintu.
"Aku memerintahmu untuk tidak keluar dari peraduanku, Isvara," ujar Raja Zeroun menginterupsi.
Isvara acuh tak acuh, langkah kakinya terus tertuju ke arah pintu. Dan sebelum Isvara berhasil mencapai pintu, Raja Zeroun menarik tangannya.
"Beraninya kau mengabaikanku!" seru Raja Zeroun yang mulai kehilangan kesabaran dengan sikap lancang Isvara. Padahal semua perintah yang keluar dari mulutnya bersikap mutlak. Tapi Isvara malah mengabaikan perintahnya.
Namun tak disangka-sangka, Isvara justru melayangkan pukulan ke arah wajahnya. Raja Zeroun memundurkan kepala untuk menghindari pukulan Isvara barusan. Berikutnya, Isvara melancarkan serangan secara bertubi-tubi. Isvara memukul, menendang dan lain sebagainya tanpa peduli siapa yang dia serang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...