Malam....
Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🙂
────────────────────────────────────────────
"Salam hormat saya, Yang Mulia Raja," sapa Panglima Arez begitu menghadap Raja Zeroun yang sedang duduk di balik meja kerjanya.
"Ada yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Raja Zeroun tanpa menatap Panglima Arez. Fokusnya tertuju pada perkamen di hadapannya, serta tangan kanannya menulis di atas perkamen itu.
"Benar, Yang Mulia Raja, apa yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan penyerangan yang dialami selir Isvara," tutur Panglima Arez menyampaikan maksud dan tujuannya mendatangi Raja Zeroun.
"Katakan."
"Ayah dari anak bernama Farah itu berhasil diringkus. Dia bersembunyi di gubuk yang berada di hutan bagian barat, bersama anak bungsunya yang masih berusia dua tahun. Dan sesuai perintah Anda yang tidak ingin penangkapan mereka diketahui oleh banyak pihak, saya tidak membawa mereka berdua ke kastil."
"Kau berhasil mengorek sesuatu yang penting darinya?"
"Ya. Pria itu hanya pecundang pengecut. Dengan sedikit gertakan dan ancaman, saya dapat mengantongi keterangan yang kita butuhkan."
"Apa yang dia katakan?" Kali ini Raja Zeroun menyudahi pekerjaannya dan memusatkan perhatian sepenuhnya pada Panglima Arez.
Panglima Arez bercerita sesuai apa yang diutarakan ayah Farah. Yakni, ayah Farah menggunakan anak bungsunya untuk menekan dan mengancam Farah supaya Farah mau mengikuti perintahnya. Farah yang begitu menyayangi adiknya, tidak memiliki pilihan lain selain menjalankan perintah ayahnya, yaitu perintah untuk mencelakai Isvara.
"Pria itu bekerja untuk siapa?" tanya Raja Zeroun kemudian.
"Sesuai dugaan awal kita, Yang Mulia Raja, Menteri Sebastian terlibat dalam insiden penusukan yang dialami selir Isvara. Ayah Farah berkata bahwa dia menjadikan Farah sebagai alat atas perintah Menteri Sebastian."
Ya, sejak awal kecurigaan sudah diarahkan pada Sebastian, sosok yang juga menjabat sebagai menteri keuangan dan tidak lain juga merupakan ayah Galina. Kecurigaan itu bermula dari penyelidikan Letnan Anan yang kala itu mengikuti orang yang telah merebut posisi Letnan Anan sebagai kepala penjara. Orang yang diikuti Letnan Anan itu berada di kedai makan dan tak lama kemudian datang sosok lain yang bergabung, sosok lain itu adalah ayah Farah.
Mulanya, tidak diketahui bahwa sosok lain itu adalah ayah Farah. Letnan Anthony yang saat itu bersama Letnan Anan turut mengawasi mereka, memutuskan untuk mengikuti ayah Farah setelah pria itu keluar dari kedai makan. Dari situlah Letnan Anthony mendapatkan informasi tentang asal-usul ayah Farah. Namun, saat itu tidak ada informasi penting lainnya yang diperoleh Letnan Anthony, termasuk apa tujuan pria itu bertemu dengan sang kepala penjara yang sekarang sedang menjabat.
Sementara itu, Letnan Anan yang bertugas mengikuti orang yang satu lagi, menemukan bahwa orang yang dia ikuti ternyata pergi ke suatu tempat dan bertemu dengan sosok yang tidak asing lagi baginya, yakni Sebastian. Hanya sampai di situ saja yang Letnan Anan selidiki karena ia tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan. Letnan Anan tidak menaruh kecurigaan apapun terhadap mereka berdua, bahkan ia juga tak sanggup menerka-nerka kepentingan apa yang membuat keduanya bertemu.
Tetapi, satu-persatu pemahaman mulai terkuak setelah insiden yang menimpa Isvara. Farah, pelaku yang menusuk Isvara ternyata adalah anak dari pria yang saat itu bertemu dan mengobrol dengan sang kepala penjara. Dari situlah muncul dugaan bahwa sang kepala penjara adalah kaki tangan Sebastian. Tentunya, keterkaitan Sebastian terhadap insiden penusukan yang terjadi pada Isvara juga tidak bisa terhindarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...