24. It Turns Out

73.4K 7.4K 1.3K
                                    

Malam...

Baru kelar ketik makanya baru bisa update 😮‍💨

Btw, terima kasih untuk 2k+ komen di chapter sebelumnya 🤍

Jangan lupa vote dan ramaikan komen di setiap paragrafnya 😊

Selamat membaca!

────────────────────────────────────────────

"Aku menyesal ikut bertingkah konyol seperti ini," gerutu Raja Zeroun.

"Konyol darimana, Yang Mulia, kita di sini untuk menangkap penjahat," sanggah Isvara.

"Jika ada yang melihatku bersembunyi di bawah meja seperti sekarang, hancur sudah reputasiku sebagai Raja," decak Raja Zeroun.

"Bukankah Anda sendiri yang setuju ikut saya bersembunyi hingga pelakunya datang kemari?"

Isvara menipiskan bibir, menahan senyum. Ya, kini mereka berdua bersembunyi di bawah meja dengan posisi duduk berdempet-dempetan dan dengan kedua lutut yang sama-sama ditekuk. Hanya di sini tempat persembunyian paling baik. Sebab, keberadaan mereka tertutup oleh taplak meja atau kain yang digunakan untuk menutupi meja. Lalu letak meja ini juga cukup berjarak dari ranjang di mana Yelena berbaring, namun dari sini ia bisa leluasa melihat siapa yang nanti akan masuk ke ruangan ini.

"Aku kira kita akan bersembunyi di samping lemari atau tempat lainnya."

"Di sini tempat persembunyian yang paling baik, Yang Mulia."

"Lebih baik aku keluar saja." Raja Zeroun berniat keluar dari persembunyiannya. Namun Isvara menarik tangannya dengan keras hingga membuat kepalanya terantuk meja berbahan kayu itu.

"Isvara," desis Raja Zeroun, jengkel.

"Maaf, maaf. Tidak sengaja, Yang Mulia. Anda tidak bisa keluar sekarang, bagaimana jika saat Anda keluar ternyata Anda berpapasan dengan pelaku akan menuju kemari. Jika itu terjadi, gagal sudah rencana yang telah saya buat," sergah Isvara.

Raja Zeroun menghela napas kasar. Tak ayal ia mengurungkan niat untuk keluar dari tempat persembunyian mereka. "Hanya kau yang bisa membuatku berada di situasi seperti sekarang," ujarnya.

"Oh ya? Jadi Anda terkesan dengan saya?" Isvara menanggapi dengan candaan.

"Aku sudah terkesan padamu sejak pertama kali kita berkelahi," balas Raja Zeroun yang tak disangka-sangka.

"Berkelahi dengan tubuh sama-sama telanjang, tentu saja itu sangat mengesankan."

"Aku terkesan pada keahlianmu bertarung," balas Raja Zeroun meluruskan.

"Tumben Anda jujur, biasanya Anda selalu meremehkan dan merendahkan saya."

"Aku hanya terkesan dengan keahlianmu bertarung, tidak untuk yang lainnya."

Isvara acuh tak acuh, malas menanggapi perkataan Raja Zeroun barusan. Kini ia menyibak taplak meja untuk melihat situasi. Yelena masih berbaring tidak berdaya di atas ranjang. Pintu di sana masih tertutup rapat, dan ia juga tidak mendengar tanda-tanda kedatangan seseorang.

Miracle of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang