Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
Pria yang sebelumnya ditendang oleh Isvara, merangsek maju dan kemudian mengayunkan pedangnya. Pada serangan pertama tersebut Isvara berhasil menghindar dengan menggeser langkahnya. Pada detik berikutnya, lawan Isvara kembali mengayunkan pedang dan kali ini sasarannya adalah lehernya. Isvara mengelak cepat dengan menundukkan kepala.
Lalu tanpa lawan bisa berkelit, Isvara menusuk sisi leher pria itu dengan belatinya dan lanjut menendang tangan pria itu yang memegang pedang, membuat pedang itu terlepas dari tangannya.
"Akh!" pekik kesakitan dari lawan Isvara.
Rekan pria itu maju untuk menyerang. Isvara dengan cekatan mengambil pedang yang terjatuh itu, dan menghunuskan pedang itu ke depan. Beberapa dari mereka yang sebelumnya ingin menyerang Isvara tampak mundur, menyisakan dua orang yang kini juga memegang pedang.
Isvara mengeratkan pegangan pedang di tangannya. Ia sedikit gugup, tentu saja. Sebagai seorang agen rahasia ia diharuskan menguasai pertarungan baik dengan tangan kosong atau dengan senjata. Namun sesungguhnya, pedang merupakan senjata yang tidak begitu ia kuasai. Setelah lolos menjadi agen, ia hanya mendapatkan beberapa teknik pelatihan menggunakan pedang. Itupun bukan menggunakan pedang sungguhan, melainkan pedang yang terbuat dari kayu.
Jadi, siapa yang tidak gugup jika diharuskan memegang pedang sungguhan dan benar-benar akan bertarung pedang, bukan hanya berlatih. Isvara meyakinkan dirinya untuk tidak panik atau gugup. Setidaknya ia telah menguasai teknik-teknik dasar seperti memegang pedang dengan benar, cara mengayunkan pedang, dan teknik-teknik gerakan tubuh yang tepat baik saat menyerang atau menangkis serangan.
Tak butuh waktu lama bagi lawan untuk kembali maju menyerang. Dua pedang terayun ke tubuhnya, Isvara menangkis satu serangan dengan pedang di tangannya seraya menggeser tubuhnya untuk mengelak tebasan pedang yang satu lagi, ia juga menendang tubuh pria itu.
Berikutnya, dua orang lawannya terus berusaha menyerang dan Isvara terus menjaga konsentrasi dan fokus terhadap setiap ayunan pedang dari lawan. Jika ia tidak bisa menangkis atau mengelak satu kali saja, ini bisa berakibat fatal lantaran pedang itu tidak hanya akan menggores kulitnya, namun juga bisa mencincang tubuhnya. Jadi, ia harus bisa melindungi diri dengan baik.
Beralih pada selir Lysia yang berusaha memberontak ketika beberapa bandit ingin merampas perhiasan yang ia kenakan. Namun usahanya sia-sia, setiap melakukan perlawanan, tubuhnya justru dipukul dan ditendang oleh bandit yang mengelilinginya. Selir Lysia yang kini merintih sakit, hanya bisa pasrah ketika mereka merampas perhiasan yang ia kenakan.
"Bos, mereka berdua ternyata rombongan Raja Zeroun." Satu orang yang baru saja tiba di sana melapor pada pimpinannya.
Pria yang dipanggil bos tersebut, saat ini sedang sibuk meraba-raba tubuh wanita gempal di depannya, mencari barang berharga lainnya yang mungkin disembunyikan di kantong saku atau yang lain. Lalu ia beralih menatap anak buahnya yang melawan wanita lain yang ternyata bisa bertarung. Padahal hanya seorang wanita, tapi sudah ada dua anak buahnya yang tergolek tidak berdaya karena wanita itu.
Jika dilihat dari penampilannya, dua wanita tersebut mungkin saja kerabat kerajaan atau malah selir dari Raja Zeroun. Persetan siapa mereka, yang jelas mereka membawa perhiasan yang memiliki harga jual tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...