Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
Matahari baru saja terbit ketika Isvara mengajak Ellis ke sungai untuk membersihkan diri. Semalam, mereka beristirahat di tempat peristirahatan prajurit yang berjaga di perbatasan. Tempat peristirahatan sederhana tersebut hanyalah sebuah gubuk yang terbuat dari kayu dengan beratapkan jerami. Ada lima gubuk di sana dan keseluruhan gubuk hanya terdiri dari satu ruangan tanpa dilengkapi penyekat. Dan Isvara menempati salah satu gubuk, bersama dengan selir Lysia dan para pelayan wanita yang ikut serta dalam perjalanan kali ini.
"Mau ke mana kalian?" Suara barusan menghentikan langkah Isvara dan Ellis yang baru beberapa langkah keluar dari gubuk.
Itu adalah Panglima Arez yang kini berjalan mendekati mereka. "Ke sungai. Mandi," jawab Isvara secara singkat.
"Kau bisa menggunakan air dalam bak untuk membersihkan diri," sergah Panglima Arez.
"Aku ingin mandi di sungai." Isvara benar-benar ingin mandi, bukan hanya membasuh badan menggunakan air di bak seperti yang dimaksud Panglima Arez.
"Jika ingin berendam, kau bisa menggunakan bak milik Yang Mulia setelah Yang Mulia menggunakannya."
Isvara menggelengkan kepala, menolak. "Aku ingin mandi di sungai, Panglima," tegasnya.
Panglima Arez kemudian memberi isyarat pada prajurit untuk mendekat. "Antar selir Isvara ke sungai. Ajak beberapa prajurit ikut denganmu."
Isvara mendecakkan lidah. "Aku tidak akan melarikan diri, astaga," keluhnya.
"Jika menolak prajurit ikut bersamamu, lebih baik urungkan saja niatmu untuk pergi ke sungai." Setelah selesai mengucapkan kalimat tersebut, Panglima Arez berlalu dari sana.
Isvara tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan prajurit mengekorinya. Ia yakin, Panglima Arez bersikap protektif padanya atas perintah Raja Zeroun. Sebab tidak ingin ia melarikan diri untuk yang kedua kalinya.
"Apa dia sudah beristri?" tanya Isvara di sela langkah mereka menuju sungai.
"Maksud Anda Panglima Arez?" tanya Ellis memastikan.
"Tentu saja, Ellis."
"Sudah, Selir. Panglima Arez menikah tidak lama setelah beliau naik jabatan."
"Oh."
Sebenarnya tokoh bernama Panglima Arez di dalam buku cukup sering muncul, lantaran pria itu juga sebagai kaki tangan Raja Zeroun. Namun ia tidak begitu mempedulikan atau mungkin ia lupa, apakah di dalam buku terdapat adegan atau paragraf yang menjelaskan tentang kehidupan pribadi Panglima Arez atau tidak. Seperti status Panglima Arez yang ternyata sudah beristri. Oleh sebab itu untuk mengobati rasa penasarannya, ia bertanya pada Ellis tentang status Panglima tertinggi di Kerajaan Amalis itu.
Diingatkan tentang buku berjudul 'The Kingdom of Amalis', yakni buku dengan latar belakang tempat di mana ia berada sekarang, membuat Isvara memaksa otaknya untuk berpikir bagaimana isi cerita atau alur yang terkandung di dalamnya. Setelah ia menempati tubuh selir Isvara, tentu saja alur cerita di dalam buku tidaklah sama dengan yang sekarang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...