Malam...
Chapter ini super panjang. Demi mengapresiasi jerih payah saya yang sudah nulis sepanjang ini, jangan lupa votenya ya dan juga penuhi paragraf dengan komen kalian 🙂
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
Ruang hitam sendiri tidak memiliki celah bagi Isvara untuk bisa kabur. Di depan ruang hitam juga dijaga ketat oleh prajurit. Awalnya, terbesit rencana untuk kabur ketika ia keluar dari ruang hitam dan menuju peraduan Raja Zeroun. Barangkali saja ia memiliki kesempatan untuk mengelabui prajurit yang mengawalnya. Namun situasi yang terjadi berikutnya adalah, ia dikawal langsung oleh Panglima Arez dan empat prajurit, bahkan Doris juga ikut mengantarnya sampai peraduan Raja Zeroun.
Pupus sudah harapan Isvara untuk menghindari Raja Zeroun.
Begitu tiba di peraduan dan Isvara berhadap-hadapan dengan Raja Zeroun. Isvara mengutarakan secara gamblang bahwa ia terpaksa datang kemari. Alasannya tentu saja karena berpikir jika Raja Zeroun melanggar kesepakatan karena telah mengundang Galina dan di benak Isvara, malam itu Raja Zeroun telah menyentuh Galina. Namun, Raja Zeroun menyanggah prasangka buruknya. Raja Zeroun bahkan berani mendatangkan Galina supaya Isvara bisa mendengar langsung pernyataan dari Galina, bahwa malam itu Raja Zeroun tidak menyentuh Galina.
Yang terjadi berikutnya, Raja Zeroun melemparkan balik kesalahan pada Isvara, jika dalam hal ini Isvara lah yang justru melanggar kesepakatan. Sebab kesepakatan antara mereka adalah, Raja Zeroun tidak akan menyentuh wanita lain dan Isvara juga tidak akan menolak ketika Raja Zeroun ingin menyentuhnya.
Raja Zeroun mencemooh Isvara, jika malam ini Isvara kembali menolak untuk disentuh maka Isvara sama halnya dengan manusia hina dan tidak bermartabat karena telah melanggar kesepakatan antara mereka. Isvara yang tidak ingin disamakan dengan manusia hina dan tidak bermartabat, menyatakan dengan tegas bahwa malam ini ia tidak akan menolak disetubuhi Raja Zeroun.
Perdebatan mereka tak sampai di situ, ketika Raja Zeroun memerintah Isvara menelanjangi dirinya sendiri dan segera berbaring di atas ranjang, Isvara menolak mematuhi perintah Raja Zeroun tersebut. Isvara tidak setuju dirinya harus berbaring telanjang di atas ranjang dan harus siap sedia menjadi pelampiasan hasrat Raja Zeroun. Isvara mengatakan bahwa ia tak ingin disamakan dengan alat pemuas hasrat seksual semata. Isvara ingin mendapatkan kenyamanan dan kenikmatan koneksi emosional yang terbangun saat mereka bercinta.
Dengan tegas Isvara mengatakan jika Raja Zeroun harus turut andil dalam menciptakan keintiman. Isvara ingin sebuah timbal balik. Dengan kata lain, Raja Zeroun tidak boleh egois dan hanya mementingkan kesenangan atau kepuasannya sendiri, Raja Zeroun perlu memikirkan juga kesenangan dan kepuasan Isvara.
Perdebatan mereka berakhir setelah Raja Zeroun mau berkompromi dengan Isvara dalam urusan ranjang. Raja Zeroun bersedia menciptakan aktivitas seksual berkualitas dengan saling memuaskan dan menyenangkan satu sama lain.
Dan selanjutnya, mereka melakukan kegiatan erotis yang menggelora. Raja Zeroun benar-benar memenuhi janjinya untuk terlebih dahulu memuaskan Isvara sebelum ia mencapai kepuasannya sendiri.
Setelah persenggamaan mereka selesai, Raja Zeroun menggulingkan tubuhnya untuk berbaring di samping Isvara. Kemudian, tangan Raja Zeroun terulur menyentuh perut Isvara, berharap apa yang nantikan akan segera terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Life
FantasyBukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah seorang pria rupawan yang membayang tepat di atasnya. Ia dan pria itu sama-sama telanjang dan p...