52. Reaction

54.4K 4.8K 1.2K
                                    

Malam....

Chapter ini super panjang, hampir 4500 kata. Kalau vote dan komennya gak ramai sedih banget sihh 😢

Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🙂

Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────

Raja Zeroun saat ini berada di peraduan Pangeran Javas, sekadar melihat perkembangan kondisinya. Tidak ada luka serius yang perlu dikhawatirkan setelah Pangeran Javas dibebaskan sebagai tawanan Kerajaan Vinargel. Hanya luka luar pada beberapa bagian tubuh akibat kekerasan fisik, serta cedera pada tulang kering yang akan membuat Pangeran Javas kesulitan berjalan normal hingga beberapa minggu ke depan. Setidaknya tidak ada luka dalam atau luka fatal lainnya yang mengancam jiwa.

Ketika Raja Zeroun masuk kemari, Pangeran Javas baru selesai membersihkan diri dengan dibantu oleh pelayan pria. Sekarang lelaki berusia 25 tahun itu sedang menikmati sarapannya. Sementara itu, Raja Zeroun memilih berdiri di depan jendela yang menyuguhkan pemandangan luar.

"Kak?" Suara Pangeran Javas terdengar memanggil. Saat berdua seperti sekarang, Pangeran Javas memang akan menanggalkan embel-embel panggilan kehormatan yang melekat pada Raja Zeroun.

"Hmm?" gumam Raja Zeroun menanggapi tanpa menoleh ke arah Pangeran Javas.

"Pantat Anda cedera? Duduk sini dan temani saya makan." Meski ucapannya barusan tidak sopan, Pangeran Javas tetap mengindahkan untuk berbicara formal. Lagipula ia yakin, kakaknya yang tergolong minim ekspresi itu tidak akan tersinggung dengan ucapannya.

"Aku sudah sarapan bersama Isvara." Raja Zeroun mengabaikan ucapan Pangeran Javas yang tidak penting lainnya.

Pangeran Javas tentu sudah bisa menebak jika Raja Zeroun sudah sarapan. Sebab, matahari sudah meninggi dan Raja Zeroun adalah orang yang begitu teratur dengan rutinitas sehari-harinya, termasuk waktu makan pagi yang teratur. Tapi Pangeran Javas tidak ingin membahas lebih lanjut mengenai sarapan, ia lebih tertarik untuk berganti topik pembicaraan mengenai Isvara.

"Ngomong-ngomong, saya belum sempat mengucapkan selamat atas kehamilan Isvara. Saya sangat senang dan gembira setelah mendengar kehamilan Isvara. Semoga kehamilannya aman hingga waktunya melahirkan."

Ekspresi riang menghiasai wajah Pangeran Javas yang babak belur dipenuhi luka. Ia tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia turut bahagia dengan kehamilan Isvara. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan hadirnya anggota keluarga baru pada kala sebuah kutukan masih bersemayam pada Raja Zeroun dan juga pada dirinya.

"Aku sudah mendapatkan perempuan yang ditakdirkan untuk mengandung dan melahirkan keturunanku. Sekarang sudah waktunya mencari perempuan yang juga lahir pada malam bulan purnama untuk mengandung dan melahirkan keturunanmu."

"Bukankah menurut peraturan kerajaan, saya baru boleh mencari perempuan yang lahir pada malam bulan purnama setelah Anda mendapatkan keturunan berjenis kelamin laki-laki? Seandainya kita menemukan kembali perempuan yang lahir pada malam bulan purnama, lebih baik perempuan itu untuk Anda supaya kesempatan Anda untuk mendapatkan keturunan laki-laki semakin terbuka lebar."

Perkataan Pangeran Javas adalah suatu kebenaran. Peraturan kerajaan menyebutkan bahwa raja yang dalam masa kepemimpinan harus menjadi prioritas pertama untuk mendapatkan perempuan yang lahir pada malam bulan purnama. Hal itu dikarenakan garis suksesi takhta kerajaan bersifat turun-temurun dan diturunkan melalui garis keturunan dari raja hingga anak tertua mereka yang masih hidup. Dan tentunya, sang raja membutuhkan penerus takhta berjenis kelamin laki-laki karena peraturan kerajaan tidak mengizinkan perempuan sebagai pewaris takhta.

Miracle of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang