Sixteen: Pertikaian di kelas

4.7K 345 7
                                    

🍀

Metasa dan Kazia memasuki rumah, setelah mengantar teman sekelompok Meta yang berpamitan pulang.

"Sering-sering ya ajak teman kamu kesini! Biar rumah gak sepi!" celetuk Kazia, mereka berdua menghentikan langkahnya di ruang tamu.

"Iya mah, kapan-kapan aku ajak Gion dan yang lain lagi kesini!" balas Metasa.

"Oh ya, mamah seneng kamu bisa temanan sama Lesya, orangnya keliatan anak baik-baik!" Seru Kazia, Metasa tak menimpali.

"Mama ke kamar, ya!" pamit Kazia, melangkah menuju kamarnya.

Metasa menatap punggung Kazia, entah mengapa rasanya ada perasaan tidak suka dalam hatinya saat Kazia selalu memuji Lesya. Metasa awalnya sangat kagum kepada Lesya, tapi setelah banyak pujian yang Lesya dapatkan dari Kazia membuat ia tidak suka.

"Kata nyokap gua bener!" Suara serak seseorang membuat Metasa berbalik menghadap sang pelaku.

"Lesya emang baik. Tapi, untuk berteman sama lo ..." ia menjeda ucapannya, Kenzo menatap Metasa dari atas kebawah, menilai.

"—gak cocok!" lanjut Kenzo.

Metasa menggigit bibir dalamnya, "kenapa? Apa salahnya Lesya temenan sama aku?" tanya Metasa.

"Salah," jawab Kenzo.

"Karena orang baik udah seharusnya berteman dengan orang baik juga." Lanjut Kenzo.

"Aku bukan orang jahat! Aku gak pernah ngejahatin siapa-pun!"

Sudut bibir Kenzo tertarik, "gak pernah?" gumam Kenzo pelan.

"Orang kayak lo, emang gak pernah introspeksi diri!" Seru Kenzo dingin, ia melangkah menuju kamarnya.

"Kamu suka sama Lesya, kan?!" gertak Metasa menghentikan langkah Kenzo.

Tanpa berbalik, Kenzo menjawab, "maybe ..."

Kenzo melanjutkan langkah nya menuju kamarnya dengan wajah dingin khas dirinya.

Metasa tatap punggung tegap itu, kedua telapak tangannya ia genggam dengan erat. Rasa amarah seolah menjalar dalam tubuhnya.

---

Dua minggu berlalu dengan sangat melelahkan. Lesya harus merasakan lelah karena latihan basket dan bernyanyi bersama Razean. Di malam minggu ini pun, ia harus berlatih bersama Razean.

Cafe D'cream, di sini Lesya berada, menikmati alunan melodi indah bersamaan dengan lantunan suara Razean. Cafe ini tempat Razean bekerja, Razean meminta bertemu di sini.

"Besok sore, ke cafe D'cream, tempat gua kerja. Kita coba latihan di lihat banyak orang."

Begitu katanya saat pulang sekolah kemarin. Lesya hanya meng-iyakan.

Razean bernyanyi dengan getikan gitar yang ia mainkan, Ia membawakan lagu Surat hati- Devano Danendra. Suaranya melantun dengan lembut.

Kapal tak berlayar ...

Langit tanpa biru ...

Namamu terkenang, di dalam hati dan trus ku simpan ..

Andai kau tau, betapa ku merindu mu ...

Untarkan semua, kata-kata manis dari hatimu

Rasakan bebasnya menari kemimpiku

Atau tak lagi bersatu ...

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang