Annyeong! Ini cerita transmigrasi ke dua saya. Ceritanya emg mirip cerita transmigrasi lain, tp pasti ada perbedaan lah.
🍀
Gadis itu terduduk di salah satu meja di kantin. Ia memainkan ponselnya dengan earphone ditelinganya tanpa memperdulikan keramaian di kantin. Gadis itu, Lesya Amora Andreas.
Sudah hampir seminggu Alana menempati tubuh Lesya. Ia baru sadar jika ia bertransmigrasi ke dalam salah satu karakter novel tanpa judul yang ia temukan di rak buku Lesya kemarin sore.
Menurut novel tersebut, Lesya adalah karakter figuran yang hanya muncul sekali. Parahnya, Lesya muncul karena tak sengaja melempar bola basket kepada sang pemeran utama wanita. Saat itu ia terlibat pertengkaran dengan pemeran utama pria.
Seorang gadis dengan mata sipit duduk dihadapannya. Runaya, satu-satunya teman Lesya.
Lesya mengalihkan perhatian dari ponselnya, menatap Runa "Lama banget sih lo!" seru Lesya.
Runa berdecak kesal, "lo kan tau, gua lagi ngerjain tugas! Tugasnya dikumpul habis istirahat, kalau gua gak ngerjain bisa-bisa gua dihukum di tengah lapangan yang panasnya astaghfirullah banget!!" cerocos Runa. Runa ini tipe cewek cerewet, jadi jangan heran deh kalau dia nyerocos terus.
"Siapa suruh gak ngerjain tugas di rumah," ujar Lesya menatap Runa malas.
"Kan dirumah gua sibuk banget!" jawab Runa dengan cengiran nya. Lesya menggeleng dengan kebiasaan Runa yang tidak mengerjakan tugas di rumah.
"Sibuk rebahan yang ada!"
"Itu lo tau!" Runa terkekeh pelan.
"Gua mau pesen makan dulu!" Lesya berdeham menanggapi, Runa beranjak untuk membeli makanan.
Lesya kembali fokus dengan ponselnya.
Brakk
"LO?!! Lo buta ya?!!" Teriakan itu menggelegar dipenjuru kantin. Hingga Lesya yang sedari tadi tak peduli dengan sorak-sorai kantin mendongak menatap apa yang terjadi.
"Kalau jalan, matanya dipake!! Liat, rok gua basah!!" Selly Monica, menunjuk roknya yang basah karena noda jus.
Gadis dihadapannya, menunduk dalam. Dengan geram Selly mencengkram dagu gadis tersebut dengan kuat hingga gadis itu mendongak.
"Lo selalu nyari gara-gara sama gua!!" seru Selly menatap tajam Metasa Alindi, gadis yang menumpahkan jus ke-rok Selly.
Dari kejauhan, Lesya menatap keributan tersebut. Tidak ada yang membantu Metasa di sana, semua murid diam tak berkutik. Jika mereka ikut campur dalam kejadian itu, sudah dipastikan mereka akan menjadi target Selly selanjutnya.
"Sya, tumben lo merhatiin drama mereka?" Runa datang membawa makanan nya dengan raut heran menatap Lesya. Biasanya Lesya selalu tak peduli dengan sekitar, apalagi drama antara Selly dan Metasa.
Lesya mengedikkan bahu, sebagai jawaban. "Biasanya Lo langsung pergi dari kantin kalau ada drama mereka dan selalu bilang 'drama memuakkan' " ucap Runa lagi masih dengan raut heran dan di akhiri peragaan kalimat yang biasanya Lesya ucapkan saat drama tersebut terjadi.
"Berisik." Lesya tak peduli jika Runa merasa heran padanya. Mata Lesya tetap menatap keributan antara antagonis dan protagonis. Yap, mereka pemeran nya.
Lesya pastikan sebentar lagi akan ada pangeran yang menolong sang putri.
"Gak cuma buta, lo juga bisu ya?" sarkas Selly dengan tajam. Ia menghempaskan cengramannya dari dagu Metasa dengan kasar.
Lalu mendorong nya, hingga Meta tergeletak di lantai kantin. "Lo itu cuma cewek lemah yang selalu minta bantuan terhadap orang lain. Lo itu cewek yang selalu ngerepotin orang lain!! Tapi, kenapa Gion selalu ngelindungi lo!!" teriak Selly murka, ia menatap Metasa dengan penuh kebencian. Awalnya mood nya sangat baik, tapi karena gadis di depannya ini, mood Selly menjadi sangat buruk.
"Ma-maaf ... hiks" gagap Metasa dengan isak tangis yang terdengar.
Selly tersenyum remeh, "Cengeng!" ejeknya.
Selly berjongkok, mendekatkan tangannya kepada kepala Metasa berniat untuk menjambak.
Namun, gerakannya terhenti, karena tangan kekar mencekalnya dengan kuat. Selly mematung, menatap Gion yang menatapnya dengan tajam.
Gion menghempas tangan Selly dengan kasar, "Gua udah peringati, jangan ganggu cewek gua!" ucap Gion menusuk.
cewek gua? Apa maksudnya? Selly menggeleng pelan.
"Gion dia bukan pacar kamu!! Ngapain kamu capek-capek belain dia?!! Aku ini tunangan kamu, kenapa kamu gak belain aku?!!" teriak Selly merasa tak terima atas Gion yang membela cewek lemah itu.
"Gua gak pernah nganggep Lo tunangan gua!! Dan hapus semua harapan lo ke gua, karena ... gua benci sama lo!" ucapan Gion bagaikan belati yang menusuk hati Selly dengan tajam.
Mata Selly memerah melihat Gion yang menggendong Metasa
ala bridal style. Telapak tangannya ia kepal dengan kuat menatap kepergian dua sejoli tersebut."Gua gak akan biarin lo ngambil Gion dari gua, Metasa." Monolog Selly tegas, setelahnya ia berlalu meninggalkan kantin.
"Kasian banget si Selly, gak pernah dianggap sama Gion," komentar Runa.
Nasib sang antagonis memang seperti itu kan? Jadi, tidak perlu mengasihani nya. Pikir Lesya.
🍀
Jangan lupa senyum.
Jangan lupa bersyukur.
Jangan lupa vote.
Terima kasih telah membaca.
-16 september 2023 jam 15.00 wita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Tanpa Judul
Ficção AdolescenteAlana Falansa, menemukan Buku Tanpa Judul. Ia memasuki dunia buku itu, menempati tokoh figuran yang sekali muncul karena terlibat konflik kecil. Lama dalam dunia ini, ia temukan berbagai masalah setiap pemeran. Bahkan masalah tentang dirinya sendiri...