Two: Paper plane

11.3K 672 8
                                    

Tandai typo.

🍀

Suara sepatu beradu dengan lantai koridor. Setiap langkahnya dipenuhi dengan tatapan memuji. Semua orang di koridor membuka jalan, mempersilahkan sang pemeran utama jalan tanpa halangan siapapun. Pemeran utama bersinar, seakan ada cahaya disetiap langkah mereka.

Gionino Azain Willdanson, pemeran utama. Dan para sahabat Gion.

Galang Endrasa, terkenal dengan sikap humorisnya.

Marsen Diogino, receh dan terkenal playboy.

Razean Sambuaga, cuek dan bodo amatan.

Mereka berjalan di koridor, dengan Metasa di samping Gion. Ia menggenggam tangan Metasa, seolah tak ingin siapapun menyakiti kekasihnya. Dibelakang sahabat Gion mengikuti seperti seorang prajurit yang mengawal mereka berdua.

"Benar-benar karakter utama!" gumam Lesya di ujung koridor menatap punggung pemeran tersebut.

"Hari ini plotnya gimana ya?" tanya Lesya bingung, ia lupa membaca ulang novel itu kemarin. Jadi, Lesya tidak terlalu ingat plot hari ini bagaimana.

"Lihat nanti deh!" Lesya ingin melangkahkan kakinya, tapi suara panggilan menghentikan nya.

"Lesya!!" Runa menghampiri, lalu memeluk lengannya. Pasti ada maunya.

"Kenapa?" tanya Lesya malas.

"Liat pr dong!" ucapnya dengan cengiran khas nya. Tuh kan benar, ada maunya.

"Gak!" seru Lesya acuh, ia melangkah meninggalkan Runa. Runa mengejar Lesya, menyamai langkahnya.

"Lesya, please kali ini aja!" mohon Runa, "Lo mau liat sahabat cantik lo dihukum di tengah lapangan yang panas itu? Lo mau sahabat lo yang cantiknya tiada dua ini kepanasan dan jadi hitam nanti?!!" cerocos Runa dengan ucapan yang beberapa memuji dirinya sendiri.

"Gak peduli!" acuh Lesya, lagi. Ia melangkah lebih cepat.

"Ih, Lesya tunggu!!"

---

Lesya memilih menghabiskan waktu istirahat nya di rooftop sekolah. Ia ingin mencari angin di sini. Lesya menatap langit biru cerah yang dihiasi awan.

Ia mengambil sesuatu dari saku roknya. Ini, pesawat kertas yang ia rangkai di kelas saat jam pelajaran kosong. Lesya sangat suka membuat pesawat dari kertas origami. Terkadang ia juga membuat hewan dari origami. Ini salah satu hobinya di rumah saat merasa bosan.

Lesya membongkar pesawat kertas tersebut, lalu menuliskan beberapa kalimat dikertas tersebut dengan pulpen yang ia bawa disaku. Setelahnya, ia kembali membentuk kertas tersebut menjadi pesawat.

Lesya menaruh pesawat tersebut di pembatas rooftop, tanpa ia sadari pesawatnya dibawa terbang oleh angin.

"Eh, pesawat gua!!" serunya panik. Pesawatnya terjatuh di bawah pembatas rooftop. Lesya harus melewati pembatas rooftop untuk mengambilnya. Lesya menaiki pembatas tersebut,

Brakk

"Lo gila ya?!!"

Seseorang menarik tubuhnya, membawa Lesya kepelukannya. Hingga tubuh mereka berdua terjatuh dilantai.

"Lo kalau ada masalah, bicarain baik-baik bukan dengan cara bunuh diri!!" teriak lelaki yang menariknya dengan tatapan menusuk.

Lesya terbelalak atas perkataannya, dia ingin bunuh diri?!! Lesya tidak sebodoh itu! Walaupun, kelakuannya di dunia nya dulu, terbilang sangat bodoh. Namun,  ia tidak akan melakukan perbuatan itu lagi.

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang