Eighteen: Voli

4K 318 10
                                    

♡ Happy Reading ♡
🍀

Lesya duduk dikursi meja belajarnya dengan sebuah buku hitam di meja. Ia masih tidak menyangka akan menemukan buku ini dengan isi yang berbeda.

"Kenapa buku ini menceritakan tentang gua?" tanyanya kebingungan.

Ia membuka lembar demi lembar, hingga terhenti di bab 17. Diakhir bab 17, diceritakan Lesya menemukan buku hitam tanpa judul di perpustakaan. Sama persis seperti yang ia alami tadi. Kebingungan nya semakin menjadi.

Ia kembali membuka bab selanjutnya. Lagi-lagi, ia dibuat kebingungan.

"Kosong?" gumamnya pelan. Lembarnya kosong, tidak ada tulisan sama sekali. Tangan lentiknya memilah buku tersebut. Tetap sama, kosong.

"Kenapa kosong?"

Pertanyaan-pertanyaan bersarang dikepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa buku ini menceritakan tentangnya? Mengapa bab selanjutnya kosong tanpa tulisan?

Hening. Tidak ada jawaban dari pertanyaan nya. Semua dibiarkan bersarang dikepala, tidak ada jawaban membuat ia kebingungan dan seolah tersesat disebuah dunia tak berpenghuni. Hanya dirinya. Semua seolah hilang.

"Gak mungkin .."

"Gua gak mungkin jadi pemeran utamanya!"

---

Selasa sore sepulang sekolah, Lesya kembali berada di Cafe D'cream. Duduk di salah satu bangku cafe tepat di samping kaca transparan yang menampakan jalanan luar cafe. Beberapa kebingungan harus ia hilangkan sementara waktu, karena difokuskan latihan basket dan bernyanyi untuk perayaan HUT sekolah besok lusa.

Razean menghampiri setelah bernyanyi di atas panggung, ia duduk menghadap Lesya.

"Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Razean menatap Lesya.

Lesya mengaduk-aduk chocolate milkshake yang ia pesan. "Gapapa, cuma kepikiran sesuatu." Jawab Lesya seadanya.

"Oh ya, Altheo mau kesini buat liat penampilan kita, gapapa?" tanya Lesya.

"Gapapa,"

"Dia temen lo, kan?" tanya Razean.

"Iya, dia sahabat kecil ... gua," jawab Lesya diakhiri sebuah keraguan. Dia sahabat Lesya, bukan gua, perjelasnya dalam hati.

"Besok kita latihan di studio, sore gua jemput lo." Ujar Razean, Lesya membalas dengan anggukan.

Altheo sudah 10 menit lalu duduk di bangku Cafe D'cream. Ia asik menikmati penampilan duet yang dibawakan Razean dan Lesya.

Mereka terlihat serasi, pikiran Altheo melayang membayangkannya sesuatu. Jika saja di atas panggung itu adalah dirinya dan sang pujaan hati, mungkin akan sangat membahagiakan baginya.

Namun, cinta bertepuk sebelah tangan ini mana mungkin bisa terealisasikan. Sang pujaan hatinya, mencintai orang lain. Nasibnya mengenaskan sekali. Mencoba mendekat pun rasanya seperti ada tembok besar yang menghalangi.

Lantunan lagu yang dibawakan Lesya dan Razean selesai. Sorakan tepukan tangan mereka dapati dari para penonton. Razean dan Lesya menghampiri Altheo.

"Sumpah, kalian keren banget!!" Altheo melontarkan pujian.

Lesya tersenyum, "terima kasih pujiannya, pak ketos!"

"Gua pastiin kalian pasti masuk tiga besar!" seru Altheo.

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang