Twenty: Ingatan Lesya

4.2K 332 12
                                    

🍀

Plakk

Suaranya nyaring hingga penonton memusatkan perhatian pada mereka. Runa melemparkan tatapan mengunus tajam pada gadis dihadapan nya yang memegangi pipinya.

"Lo sengaja nyenggol Lesya, kan?!!" gertak Runaya.

"A-aku ..."

"Lo apa-apaan sih!!" Gion datang membawa Metasa kebelakang tubuhnya, melindungi.

"Cih, pangeran kodoknya dateng!" decih Runaya.

"Meta gak salah, lo gak bisa nuduh dia sembarangan!!" bela Gion.

"Gak salah?" Runaya terkekeh pelan, "selain gak punya otak, lo juga buta?"

"Jaga ucapan lo!!" geram Gion.

"Ngapain gua harus ngejaga ucapan gua, kalau itu kenyataan?!" sergah Runaya, tatapan tajam tak lepas dari dua pasangan bulol di depannya.

"Runa, a-aku gak sengaja ..." ujar Metasa menunduk.

"Gak sengaja lo bilang?!!"

"Lo ngehampiri Lesya yang mau shooting dan nyenggol dia!! Itu yang lo bilang gak sengaja?!!" Murka Runaya.

"Meta bilang dia gak sengaja!!" Gion ikut menimpali.

"Mentang-mentang Meta cewek lo, lo bisa ikut campur seenaknya gitu?!!"

"Dia gak salah, udah sepantasnya gua bela!" jawab Gion merasa benar.

"Tolol!" umpat Runaya membuat Gion geram bukan main.

"Aku cuma mau ngejaga Lesya dari lawan, " sahut Metasa.

"Tim lawan gak ada yang mau ngelukain Lesya, tapi lo tiba-tiba ngehampiri dia, buat dia jatuh, apa itu yang lo maksud ngejaga?!!" gertak Runaya emosi, ia benar-benar tak habis pikir dengan gadis dihadapannya ini. Menjaga, katanya? Bukannya menjaga, ia malah membuat masalah! Pikir Runaya.

"Jangan nuduh Meta trus, dia udah bilang gak sengaja." Gion trus membela Metasa, karena menurutnya Metasa adalah orang yang paling benar.

"Sengaja ataupun enggak, dia tetap salah. Begini nih orang yang gak punya otak, ngelakuin apapun tanpa mikir dampaknya gimana." Cecar Runaya.

"Runa, benar! Gua juga liat dia sengaja ngelakuin itu," sahut Putri.

"Iya, gua juga liat!" timpal Tika.

Metasa semakin menunduk atas semua tuduhan, Gion semakin murka dengan tuduhan mereka. 

"Gua udah bilang, dia gak sengaja!! Kenapa harus dibesar-besarin sih?!!" geram Gion.

"Salah ya salah! Lo gak bisa membenarkan suatu kesalahan!" seru Runaya.

"Kalau dia emang gak sengaja dan merasa bersalah, dia seharusnya minta maaf, bukan diam kayak orang bisu." Lanjut Runaya tajam.

"Udahlah, gak ada habisnya debat sama orang gak punya otak!" seru Tika, diangguki setuju oleh Putri.

"Guys, yang waras ngalah aja dulu." Ungkap Runaya.

Buku Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang