🍀
Langkah Lesya terhenti kala melihat depan kelasnya dipenuhi siswa-siswi yang berkumpul, seperti sedang melihat sebuah pertunjukan yang menarik.
Pertunjukan?
Apakah ada drama lagi?!
Dengan rasa penasaran yang memupuk, Lesya menerobos kerumunan, berupaya melihat apa yang terjadi didalam.
"permisi, permisi!!" serunya dengan menerobos kerumunan.
Sampai didepan, ia melihat semuanya. Dua orang berbeda gender yang saling berhadapan. Salah satu dari mereka menatap lawannya tajam, dan satunya menatap penuh emosi tetapi terlihat menahannya. Butiran nasi juga terlihat berserakan di lantai dengan lauknya dan kotak makan yang tergeletak.
Lesya menatap dua orang tersebut dengan bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Lo kan yang ngadu ke orang tua gua tentang gua dan Metasa?!"
"Iya, gua yang ngadu!" balas Selly ketus.
"Dengan lo ngadu gak akan bikin gua ngejauhi Metasa, gak akan." Tekan Gion menatap Selly nyalang.
"Malahan dengan sikap lo ini, bikin gua tambah benci sama lo!" Lanjut Gion kembali meretakan hati Selly yang sudah hancur sebelumnya.
Mata Selly memanas, lagi-lagi ia dipatahkan. Padahal, Ia hanya ingin Gion kembali padanya. Bukan malah semakin dibenci. Selly tidak tau harus apa sebelumnya, ia sudah lelah menyimpan kelakuan Gion yang menghianati pertunangan ini. Pertunangan ini memang hanya dirinya yang menginginkan, tapi ia tidak suka melihat Gion dan Metasa yang bersenang-senang diatas penderitaan nya. Selly tidak terima. Ia ingin memberi ancaman sedikit pada mereka melalui orang tua Gion.
"Gion.. kenapa? Kenapa gak coba menerima aku?" suaranya melirih, menatap Gion dengan sendu.
"Gimana bisa gua nerima lo, kalau bukan lo orang yang gua cinta?" Gion tidak bermaksud melukai Selly. Sekali lagi ia hanya ingin Selly sadar. Bahwa Gion tidak mencintainya.
"Gua mencintai Metasa, bukan lo."
Berkali-kali Selly mendapatkan pernyataan menyakitkan itu. Namun, rasanya tetap sama. Menyakitkan dan akan selamanya menyakitkan.
Air matanya menetes, tapi setelahnya mata Selly membara menatap Gion tajam dengan tangan terkepal kuat.
"Gua tau, tapi gua gak bisa terima semua itu. Lo milik gua, gua akan terus mengikat lo dalam pertunangan ini. Gak peduli semenyakitkan apapun nantinya. Apa yang menjadi milik gua sebelumnya, akan tetap menjadi milik gua." Selly mengucapkan nya dengan lantang dan tegas. Ia tidak peduli dipertontonkan oleh banyak orang. Ia hanya ingin memberi tau Gion, bahwa cintanya tulus. Walaupun harus ia dapatkan dengan cara yang salah.
Tanpa mendengar balasan dari Gion, Selly berlalu dari kelas Gion.
Pertunjukan nya selesai. Gion berdiri dengan helaan kasar yang terdengar jelas. Menatap nasi yang berserakan dibawah bangkunya. Gion tau, Selly tidak pernah main-main dengan ucapan nya. Permasalahan ini akan semakin rumit.
Tekad pemeran antagonis memang sangat luar biasa. Lesya sempat tertegun atas ucapan Selly. Ia benar-benar pemeran antagonis yang tak pantang menyerah. Apapun akan ia lakukan demi mendapatkan pemeran utama pria.
Lesya semakin dibuat penasaran dengan kelanjutan cerita ini. Harusnya ia tau kelanjutannya akan seperti apa. Namun, apa boleh buat? Novelnya sampai saat ini belum ia temukan.
---
"Sumpah ya, pakbot ngeselin banget nget nget!!" seru Runaya dengan wajah kesalnya.
"Kita kan lagi nyiapin pensi, eh malah dikasih tugas kelompok, kek apaan banget si tu guru!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Tanpa Judul
Teen FictionAlana Falansa, menemukan Buku Tanpa Judul. Ia memasuki dunia buku itu, menempati tokoh figuran yang sekali muncul karena terlibat konflik kecil. Lama dalam dunia ini, ia temukan berbagai masalah setiap pemeran. Bahkan masalah tentang dirinya sendiri...